(jadilah pembaca yang bijak 🌟)
Derap langkah kaki mulai menggema diantara kesunyian yang tercipta. Diantara ayunan langkah kaki yang telah tercipta, ku telusuri setiap inci sekolah yang pernah menjadi saksi akan adanya sebuah rasa. Rasa yang pernah tercipta dalam alunan hangatnya tawa bahagia. Tentang engkau yang pernah jadi yang pertama, tentang engkau yang pernah hadir menemani setiap langkah bersama tawa.
Betapa bahagianya aku dulu, saat dirimu selalu ada bersamaku. Berbagi canda tawa yang selalu menjadi candu. Berbagi suka bahkan juga duka yang pernah kita rasa menjadi sebuah sendu. Mengingat kilah keping masalahku, memang sangat membuat hati menjadi rindu.
Hingga kini tanpa dapat ku pungkiri, ku tapakkan kaki ditempat yang pernah menjadi kenangan yang berarti. Tempat yang pernah menjadi arti dari pertemuan yang tak dapat dipungkiri. Tempat yang menjadi kenangan dari hubungan yang tak pernah terakhiri namun telah pergi.
Ku merenung menatapi diri yang tak dapat lupa akan kenangan. Ku merenung meratapi kuatnya cinta yang pernah tercipta diantara kita. Hati yang pernah saling menghangatkan. Tatapan mata yang saling menghangatkan. Sungguh kekuatan cinta ini memang selalu dapat membuatku terbang dan melayang namun juga dapat membuatku jatuh dalam jurang yang paling dalam.
- 10 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Cinta (Tamat)
Short Story30 day writting challenge [Update setiap hari] kutuliskan kumpulan rasa dihatiku dalam senandung kata semu tak terucap. kutuliskan segala rasa bahagia dan laraku dalam rangkaian senandika cinta tak bermakna. kutuliskan rangkaian kata tak terbalas da...