[10]

8.5K 416 19
                                    

Siapa tau, setelah kejadian itu Vera mati-matian menghindari Varo, tidak berbicara dengan Varo, dan tidak bertemu dengan Varo. Vera tahu bahwa Varo itu dingin dan irit bicara, tapi ini terlewat keterlaluan jika dia tak menganggap Vera sebagai kekasihnya. Jika Varo tidak menganggap Vera, mengapa Vera juga tak bisa menganggap Varo ada.

Hari ini dia harus rela menunggu angkot, padahal hari sudah sore dan yang pasti angkot mungkin sedikit saja yang lewat. Tapi mau bagaimana lagi, Vera juga ingin menaiki kendaraan pribadi, namun orang tuanya tidak mengizinkan.

"Vera?"

Vera terkejut mendapati Gana yang sudah didepannya dengan motor yang sama seperti Varo, dia sampai tak sadar karna lama-lama ini dia sering melamun entah memikirkan apa.

°•°•°•°

Sekarang dia dan Gana sedang berada di kafe milik orang tua Gana. Dia di rooftop kafe tersebut dan suasana disana sepi, Vera juga bisa melihat pemandangan sekitar membuat hati Vera sedikit tenang.

"Gue, Bima, Varo sama Clara itu temen dari TK"ucap Gana membuka percakapan, seketika Vera ikut menoleh merasa tertarik dengan topik yang dibicarakan Gana.

"Varo sama Clara pacaran dari kelas 5 SD."tambah Gana membuat Vera membelalak kaget, Vera pada saat itu saja masih polos-polosnya, tapi sekarang juga masih polos (u_u)

"Aneh emang, bisa di bilang itu cuma cinta monyet. Tapi mereka ngebuktiin itu nggak, mereka pacaran sampai SMP kelas 3 karna pas SMA, Clara ikut orang tuanya buat balik ke Jerman."

"Mereka terpaksa putus ya itu karna Clara pindah, Clara minta putus ke Varo."

"Dan ada satu alasan kuat buat mereka pisah"lirih Gana.

"Alasannya apa Gana?"tanya Vera merasa ingin tahu mengenai hubungannya Varo dan Clara.

"Belum saatnya lo tau"ucap Gana membuat Vera menganggukkan kepalanya, dia mengerti jika itu privasi.

"Butuh waktu buat Varo ngelupain Clara. Dan dia ketemu sama orang baru, peserta MOS pingsan yang Varo gendong, sejak saat itu Varo mulai nyari tau semua tentang dia, dan orang itu lo. Lo yang buat Varo uring-uringan pas lo gak ngasih Varo kabar, lo yang buat dia lupa sama Clara"jelas Gana. Vera yang mendengar itu hatinya tersentuh, bagaimana bisa dia seluluh ini.

"Tapi malah Clara balik lagi. Itu buat perasaan Varo goyah, satu sisi dia emang cinta sama lo, dan satu sisi lagi getaran itu muncul lagi pas Clara balik."

"Gue tau lo emang sakit hati sama Varo, tapi percaya sama gue. Lo harus bisa bertahan, gue yakin lo bisa."

Vera mengalihkan pandangannya. "Vera inginnya seperti itu, tapi Vera berat Na. Vera nggak tahan lihat Varo sama Clara yang sepertinya saling menyayangi, mungkin ini saatnya Vera benar-benar mundur."

Gana menggelengkan kepalanya. "Nggak nggak. Lo percaya sama gue, lo harus bertahan sama Varo karna Clara sama Varo itu mustahil untuk bersatu lagi"ucap Gana sambil menggenggam tangan Vera berniat untuk meyakinkan.

"Gana! Dari tadi kita cariin juga, eh Vera!"ucap Clara yang baru datang dengan Varo di sampingnya.

"Oh ya, ngapain cariin gue?"tanya Gana, ia menggaruk tengkuknya merasa tak enak jika Varo salah paham mengartikan genggamannya pada tangan Vera.

"Nggak apa-apa sih, tapi..."

"Ra, turun yuk. Gak enak ganggu orang pacaran"ucap Varo dingin lalu menyeret Clara untuk pergi dari hadapan Vera dan Gana, Vera jadi merasa tak enak juga pada Varo, apalagi melihat tatapan tajamnya.

"Lo tau kan? Tadi Varo kaya cemburu ke lo"ucap Gana meyakinkan Vera, Vera menganggukkan kepalanya.

"Tapi kenapa dia masih sama Clara?"gumam Vera.

"Gue juga nggak tau Ver, mungkin setelah ini Varo ngehindarin gue"ucap Gana sedih.

"Maafin gue ya Ver, gara-gara gue ngajak kesini Varo mungkin bakalan marah juga ke lo."

Vera menggeleng. "Ini semua juga bukan salah Gana kok, Vera juga tau hubungan masa lalu Varo bagaimana, makasih ya Gana."

°•°•°•°


"Udah selingkuh nya?"

Vera yang sedang membuka gerbang rumahnya mendadak terhenti, di sampingnya sudah ada Varo yang melihat tangannya didepan dada, dan ekspresi dingin dan datar.

"Varo ngapain kesini?"tanya Vera, niat membuka gerbangnya ia urungkan dahulu saat melihat Varo.

"Puas abis selingkuh?"

Vera tersenyum sinis. "Seneng dong, rasanya ada yang perhatian ke Vera apalagi sayang sama Vera"ucapan Vera membuat tangan Varo terkepal.

"Inget lo udah punya pacar!"

"Apa? Pacar? Maksud Varo temen kan?"tanya Vera pura-pura kaget.

"Gini ya Varo rasanya bisa menghabiskan waktu berdua sama orang yang kita sayangi, rasanya bahagia sekali"ucap Vera sambil tersenyum senang.

"Makanya Varo betah dengan Clara, Vera juga betah dengan Gana haha."

Vera melirik jam ditangannya. "Udah malem, Vera masuk ya. Vera nggak perlu mengusir Varo kan? Permisi"ucap Vera lalu masuk ke dalam rumahnya.

Sebenarnya Vera tak tega untuk berbicara seperti itu, namun bagaimana lagi, ucapannya tak seberapa dengan perlakukan Varo yang selalu membuat Vera sakit hati.


-Kamu pergi tanpa pamit. Tak perduli hatiku yang sakit. Kau goreskan luka,
Dan engkau enggan memperbaikinya. Terimakasih.
-

dari orang yang pernah kau lukai

MY POSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang