[14]

9.2K 420 71
                                    

Varo masih mengurung dirinya dikamar, dia masih merasa kehilangan atas kepergian Clara. Disekolah pun dia tak berbicara sama sekali, walaupun Varo pria yang dingin dan irit bicara tapi sikap Varo sangat berbeda dari biasanya.

Seminggu sudah kepergian Clara. Baik Varo maupun Gana masih terpukul, tidak ada lagi Gana yang ceria, sekarang hanyalah Gana yang murung dan selalu bersedih.

Vera mendapat kabar dari ibu Varo bahwa Varo terkena demam, akibat suka mengurung diri dikamar dan tidak menjaga pola makannya. Jadi Vera putuskan untuk menjenguk Varo, karena hari ini adalah hari minggu jadi Vera bebas untuk pergi karena tidak ada sekolah.

Dia sudah berada didepan kamar Varo, jujur ini pertama kalinya Vera datang kekamar Varo. Biasanya dia hanya di ruang tamu, bukan dikamar.

"Kamu tinggal masuk ya, Varo ada didalam"ucap mama Varo yang tadi menghantar Vera dikamar Varo.

Vera menganggukan kepalanya. "Iya tan. Terimakasih ya sudah menghantarkan Vera"ucap Vera sambil tersenyum manis.

Mama Varo mengelus rambut panjang Vera. "Sama-sama, mama tinggal dulu ya? Nanti kalau ada apa-apa tinggal panggil mama ya, mama di dapur"ucap mama Varo diangguki oleh Vera.

Vera membuka pintu kamar Varo, kondisi didalam gelap, Varo tidak menghidupkan lampunya, membuat Vera tak tau dimana keberadaannya.

Vera meraba-raba dinding kamar Varo berharap untuk menemukan saklar lampu karena disini kondisinya benar-benar gelap, dan akhirnya Vera menemukannya.

Setelah lampu menyala, mata Vera menangkap Varo yang tengah tertidur diranjang. Dia mendekati Varo lalu menyelimuti Varo yang memang dia tidur tanpa mengenakan selimut.

Namun Vera mengernyit bingung saat melihat Varo tidur dengan keadaan memeluk figura. Dan Vera tak tahu siapa yang ada dalam foto itu, Clara mungkin? Entahlah.

Dia mencoba untuk mengambil figura itu, dan Vera sudah dapat jelas siapa orang yang dalam foto itu, matanya membelalak tak percaya.

Dia adalah Vera, Vera tak tahu kapan foto ini diambil dan Vera rasa tidak pernah mempunyai foto seperti ini. Dan yang membuat Vera heran adalah mengapa Varo memeluk foto Vera?

Vera kembali mengelus rambut Varo membuat Varo yang tertidur merasa terusik. Dengan perlahan dia membuka matanya, apa ini? Dia melihat Vera didepannya? Pasti Varo sedang berkhayal. Varo kembali mengucek matanya namun hasilnya tetap sama, Vera masih didepannya.

Tangan Varo terangkat untuk menyentuh pipi Vera memastikan apakah benar-benar Vera berada disini? Merasa ada yang menyentuh pipinya, Vera yang dari tadi memperhatikan kamar Varo pun menoleh kaget.

"Varo udah bangun? Vera ganggu ya?"tanya Vera merasa tak enak.

Varo tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya. "Lo gak ganggu kok, ngapain disini?"tanya Varo, dia tak percaya Vera menjenguknya setelah semua yang diperbuat Varo selama ini.

"Vera jenguk Varo lah, Varo kan pacar Vera"ucap Vera santai, lalu dia melangkahkan kakinya untuk menyibak gorden kamar Varo.

"Eh?"Vera kaget karena Varo sudah ada dibelakangnya, ternyata dari tadi Varo mengikuti Vera membuat Vera sedikit merasa salah tingkah.

"Varo ngapain ngikutin Vera? Mending Varo istirahat biar cepat sembuh. Vera kebawah dulu mengambilkan Varo makanan"ucap Vera lalu melangkahkan pergi namun sudah di tahan Varo.

"Maaf...."ucap Varo sambil menundukkan kepalanya, dia benar-benar merasa bersalah.

Vera yang tadi ingin pergi mengurungkan niatnya, dia mendekati Varo lalu mengelus pundaknya memberi Varo ketenangan.

MY POSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang