Sekolah digemparkan tentang berita Angel kembali membully adik kelas. Tapi yang menggemparkan adalah Vera yang ikut dalam geng Angel yang membully perempuan entah apa salah dia.
Betapa malangnya perempuan itu. Tengah terduduk di lapangan, dengan puluhan telur di tubuhnya. Semua hanya bisa memandang, tanpa berani membantu dia.
Disisi lain, Varo yang tau apa-apa hanya menyumpal telinganya dengan headset, dia tak ingin mendengarkan ocehan murid-murid kelasnya yang entah membicarakan apa.
"Heh! Ini pacarnya malah masih disini"omel Bima namun Varo belum menyadari kehadiran mereka berdua.
"Mana bisa denger, dia pake headset aelah"ucap Caca yang disamping Bima kesal.
Gana berdecak pelan, lalu menarik headset Varo hingga keduanya terlepas, Varo yang untuk mengumpat namun tertahan oleh ucapan Bima.
"Angel lagi ngelabrak orang"jelas Bima membuat Varo menaikkan sebelah alisnya. Dia bukan siapa-siapa Angel, jadi kenapa harus tau tentang apa aktivitas anak itu?
"Terus?"
"Masalahnya Vera juga ikutan Angel buat bully anak itu"tambah Gana membuat mata Varo membelalak.
Secepat kilat dia berlari entah kemana dia lupa menanyakan pada mereka.
"DI LAPANGAN"teriak Caca membuat Varo putar arah menuju lapangan sekolah.
Mata Varo benar-benar akan keluar saat melihat Vera yang tak jauh darinya sedang melemparkan telur pada anak yang terlihat sudah banyak sekali telur di sekujur tubuhnya.
"Samperin sana"ucap Caca yang entah kenapa sudah ada dibelakang Varo diikuti Bima dan Gana.
"Berhenti."
Ucapan Varo seakan-akan membius mereka. Mereka semua menghentikan aktivitas nya, mata Varo melirik perempuan yang sangat malang sedang terisak pelan.
"Gana, Bima. Tangani anak tiga ini. Caca, bantu dia"perintah Varo sambil menunjuk perempuan yang habis dibully itu. Mereka bertiga menganggukkan kepalanya.
Varo menatap tajam Vera. "Dan lo. Ikut gue"ucap Varo sambil menarik tangan Vera pergi.
Dia masih tidak habis pikir dengan Vera. Apakah hatinya sudah tidak ada? Dia membiarkan sesorang di bully, bahkan ikut membully. Pikiran Vera sekarang sudah dikendalikan Angel.
"Lepaskan"ucap Vera sambil menyentak tangan Varo sehingga cengkraman nya terlepas.
"Kenapa lo bully orang?"tanya Varo datar.
"Terserah Vera dong."
"Lo sekarang bener-bener berubah. Dimana hati nurani lo pas liat dia udah nangis nangis kaya gitu kan lo masih mau bully dia?"tanya Varo.
"Sekali lagi Vera ngomong. Ini hidup Vera dan Varo gak berhak ngatur ngatur Vera, jadi Varo diam saja. Toh Vera senang melakukan itu"ucap Vera santai.
Varo menggelengkan kepalanya merasa tak percaya bahwa yang di depannya kini adalah Vera. Vera yang baik hati, polos dan lugu.
"Lo berubah Ra, beneran"ucap Varo sambil menatap tak percaya Vera.
Vera menaikkan sebelah alisnya. "Vera gak berubah. Varo yang berubah"elak Vera yang bernalar tatapan Varo.
"Maksud lo?"
"Bahkan Varo gak nyadar. Udahlah Vera malas bahas ini. Dan Varo, jangan urusi hidup Vera lagi!"ucap Vera lalu pergi meninggalkan Varo yang masih mematung tak percaya.
°•°•°•°
Tanggal 10 bulan Juli 2 tahun yang lalu. Seorang Alvaro Revan Leonardo menyatakan cintanya pada Vera. 2 tahun yang lalu juga mereka berdua sama-sama tahu, apa arti cinta yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF BOYFRIEND
Novela JuvenilLangsung aja spoiler dikit biar nggak kepo "Vera naik ojol aja ya Var"-Alvera Aurel Olivia. "Nggak boleh, ojol cowok cowok"-Alvaro Revan Leonardo. "Terus Vera naik apa, bareng Varo ya?"-Alvera Steffi Olivia. "Gak, gue ada urusan"-Alvaro Revan Leon...