[13]

9.6K 562 55
                                    

Clara sedang berada di cafe milik Gana, tepatnya di rooftop, disana adalah tempat favorit bagi Gana, makanya Clara langsung naik karena dia sudah tau jika Gana berada disana. Clara menatap dalam punggung Gana yang sedang membelakanginya.

"Ngapain kesini?"tanya Gana dingin, dia sudah tau jika Clara datang, dia sempat melihat mobil Clara terparkir di cafe miliknya.

Clara mengembuskan napasnya lelah, lalu dia menghampiri Gana dan duduk didepan lelaki itu, seingat Clara sikap sahabat-sahabatnya yang dingin hanya Varo, lalu kenapa Gana berubah dingin dengannya.

"Lo tau nggak hari ini gue pergi?"

"Tau, sempet denger pembicaraan Bima sama Varo"ucap Gana santai lalu meminum kopinya.

Clara memutar bola matanya malas. "Lo nggak ada niatan gitu ngomong apa ke gue?"tanya Clara berharap, ia ingin hubungan Gana dan dia baik-baik saja.

"Gak ada."

"Sialan lo!"

Gana terkekeh melihat kekesalan Clara. Walaupun mereka tak bisa menjalin hubungan karena adanya persahabatan yang harus dijaga, namun mereka masih akrab sebagai teman. Walaupun Gana tak nya membohongi rasanya sendiri.

"Kaya mau kemana aja lo"ucap Gana masih terkekeh, gemas melihat wajah Clara yang kesel ini.

"Gue tinggalin selamanya mampus lo"ucap Clara sambil menanggapi candaan Gana, dia lebih senang seperti ini dengan Gana, dari pada tidak bertegur sapa sama sekali.
"Emangnya lo mau pergi berapa hari hm? Gak sampe sebulan kan?"tanya Gana sambil meminum lagi kopinya.

"Ishh, beneran nih gak mau ngomong apapun ke gue"ucap Clara sambil mengerucutkan bibirnya membuat Gana mencubit pipi Clara.

"Sakit bego"ucap Clara sambil menepis tangan Gana yang masih mencubit pipinya, setelah Gana mencubitnya, lalu Gana mengelus pipi Clara yang memerah karena perlakuan manis Gana.

"Mau pacaran nggak sama gue?"

Ucapan salah satu dari mereka membuat yang satunya lagi tenggang. Bukan Gana yang mengucapkan itu, tapi Clara dengan santainya dia berbicara kata-kata yang paling sensitif bagi Gana.

Gana menghembuskan napasnya lelah, sudah berkali-kali Clara mengucapkan itu. "Lo tau kan jawaban gue apa? Gue belum siap buat kehilangan sahabat gue"ucap Gana membuat Clara memutar bola matanya malas.

"Lo juga berhak bahagia Na, jangan peduliin orang lain. Buat diri lo bahagia"ucap Clara sambil menggenggam tangan Gana.

Gana melepaskan genggaman Clara. "Gue nggak bisa. Bahagianya mereka juga bahagianya gue, gue udah bahagia kok sama semua ini"ucap Gana berbohong, jujur dia juga ingin bersama-sama dengan Clara.

"Lo harus egois Na, sekali-kali kita boleh egois kalo ini menyangkut kebahagiaan kita. Gue bakalan ngomong baik-baik ke Varo, gue yakin Varo bakal ngertiin kita lo harus--"

"Nggak bisa Ra! Gue belum siap sama ini. Walaupun nanti Varo bakal ngijinin kita, tapi pasti dia kecewa sama gue, gue nggak mau itu terjadi. Lebih baik kita temenan kaya biasa aja"potong Gana sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Sekarang lo nentuin pilihan lo. Jadian sama gue, apa Varo?"tanya Clara dengan mata berkaca-kaca, dia lelah dengan semua ini. Walaupun mereka saling mencintai, disini hanya Clara yang berjuang.

"Sorry Ra, lo juga sahabat gue. Tapi gue nggak bisa buat jadian sama lo"ucap Gana menunduk merasa bersalah. Sebenarnya dia juga berat berbicara seperti itu, namun bagaimana lagi, ia tak bisa egois.

Clara memalingkan wajahnya, ia menyeka air mata yang sudah turun, sudah dia duga jika Gana akan memilih persahabatannya. Clara tak bisa menyalahkan Gana, karna disini Gana lah yang paling baik hatinya. Dia rela mengorbankan cintanya demi seorang sahabat, mulia bukan?

MY POSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang