•Motor Varo•

10.5K 417 12
                                    

Vera turun dari kamarnya, ia melihat Mama dan Papah sedang sarapan, memang Vera adalah anak tunggal jadi orang tuanya sangat menyayangi Vera.

"Selamat pagi Mama, Papa"ucap Vera sambil mencium pipi kedua orang tuanya.

"Pagi Vera."

"Sini sarapan dulu sayang"ucap Papa Vera angguki oleh Vera.

"Vera mau makan apa?"tanya Mama Vera.

"Vera mau roti aja ya Ma, Vera belum lapar"ucap Vera sambil tersenyum manis, lalu Mama Vera mengambilkan roti dengan selai coklat kesukaan Vera.

"Makasih Mama"ucap Vera sambil tersenyum manis. "Iya, sama sama sayang"ucap Mama Vera.

10 menit berlalu, Vera menyelesaikan sarapannya, tak lupa ia menaruh bekal di tasnya. "Ma, Pa. Vera berangkat ya"pamit Vera.

"Vera naik apa?"tanya Papa Vera. "Vera naik angkot Pa, kaya biasanya"ucap Vera sambil tersenyum manis.

Papa Vera menghela napas lelah, sebenarnya ada supir di rumah juga ada mobil dan montor yang menganggur, namun Vera memilih menaiki angkot. Katanya dia pengen mandiri.

"Ma, Pa. Vera berangkat ya sudah mau telat ini"ucap Vera dan mencium pipi Mama dan Papanya lagi.

"Bye Ma, Pa. Assalamualaikum"pamit Vera. "Waalaikumsalam"jawab kedua orang tua Vera.

Vera menutup pintu rumahnya. Baru ia ingin berjalan ke depan, matanya membelalak melihat Varo yang sudah didepan rumah Vera.

"Varo?"panggil Vera membuat Varo yang sedari tadi memainkan ponselnya menoleh kearah Vera.

"Varo kenapa nggak bilang Vera, Varo sudah lama ya disini? Maafkan Vera ya"ucap Vera merasa bersalah.

"Naik cepet"ucap Varo tanpa basa basi, lalu Vera naik ke montor ninja Varo, Vera agak kesusahan karena jok belakang Varo tinggi sedangkan tubuh Vera mungil tidak memadai membuat Varo terkekeh gemas.

"Pegang"ucap Varo menyodorkan tangannya, bermaksud untuk membantu Vera naik dan dengan senang hati Vera menerima itu.

"Makasih Varo"ucap Vera tersenyum senang. "Pegangan"ucap Varo singkat.

Lalu Vera menaruh tangannya di pundak Varo, membuat Varo memutar bola matanya malas. "Emang gue tukang ojek?"ucap Varo sinis.

Lalu ia menarik tangan Vera untuk melingkari pinggang Varo, Vera yang diperlakukan seperti itu pun tersenyum canggung.

Varo menjalankan motornya standar nggak nggak ngebut karena bel masuk masih lama. Dari tadi tidak ada pembicaraan dari mereka berdua, Vera sangat tak suka dengan suasana canggung pun bertindak.

"Varo"panggil Vera.

"Hm."

Vera pun bingung, karena dia memanggil Varo karena biar nggak canggung tapi malah seperti ini.

"Nggak jadi ah, Varo"ucap Vera tak enak.

"Udah makan?"tanya Varom

"Apa?"

"Udah makan?"

"Iya"jawab Vera.

"Pake apa?"tanya Varo lagi.

"Apa, Varo?"tanya Vera, Varo berusaha bersabar.

"Pake lauk apa?"

"Hehehe, iya"ucap Vera tiba tiba, membuat Varo heran. Ditanya apa jawabnya apa, terus ketawa ketawa sendiri lagi.

"Gila"ucap Varo heran sekaligus sebal.

"Varo tuh dari tadi ngomong apa sih, Vera nggak kedengeran jadinya Vera iyain aja deh"ucap Vera polos.

'Tuh kan, idiot. Tapi gue sayang haha'batin Varo sambil senyum senyum sendiri.

"Varo edan"ucap Vera tiba tiba membuat Varo kaget. "Maksud lo?"tanya Varo sengit, tidak terima dihina gila, Varo masih normal ya.

"Varo tadi senyum senyum sediri kenapa? Pulang sekolah nanti Varo lebih baik cek kedokter deh, siapa tau hasilnya positif gila"ucap Vera, walaupun Varo memakai helm full face tapi masih terlihat.

'Iya, gue gila karena lo, gue tergila gila sama lo'batin Varo kembali tersenyum senyum sendiri.

"Tuhkan, Vera jadi ngeri"ucap Vera bergidik ngeri.

Tak lama motor Varo masuk diparkiran sekolah, siswi siswi pada heboh karena Varo datang sama cewe, dan cewe itu adalah Vera.

Varo turun dari motornya, namun Vera masih diatas motor Varo membuat Varo heran.

"Turun."

"Varo nggak peka banget sih, Vera mana bisa turun orang motornya aja setinggi ini"ucap Vera sambil mengerucutkan bibirnya.

Melihat hal itu, Varo jadi gemas sendiri pengen cubit pipinya Vera, lalu tangan Varo terulur buat nolongin Vera dan diterima Vera.

"Makasih Varo"ucap Vera tersenyum senang.

MY POSESIF BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang