samlikum princess updateヾ(*'∀`*)ノ
Selepas kejadian Clara dan Vera di rooftop, mereka mulai dekat dengan makan dikantin bersama, ditambah lagi dengan Caca, belajar bersama, dan lainnya. Tapi hubungan Vera dan Varo tidak ada perkembangan, Varo yang tak memperdulikan Vera dan sama sekali tidak membalas chatnya.
Saat ini mereka bertiga berada di rumah Clara. Karena besok siang Clara harus terbang ke Jerman karena ibunya sedang sakit. Memang dia tinggal di Indonesia hanya dengan kakaknya saja, karena kedua orang tuanya masih sibuk mengurus pekerjaan mereka.
Terhitung ini sudah jam 6 sore, terbilang lama karena mereka menghabiskan waktu bersama langsung dari pulang sekolah, Caca sudah pulang dengan ojek onlinenya, namun Vera belum menampakkan tanda-tanda supirnya datang. Dia masih menunggu bersama Clara, sebenarnya Clara bisa saja menghantar Clara. Namun mobilnya sedang dibawa kakaknya, jadi dia tak bisa menghantar pulang Vera.
Sebuah mobil berhenti didepan rumah Clara. Vera mengenali mobil itu, itu bukan mobil yang digunakan supirnya, namun itu mobil seseorang yang Vera rindukan selama ini----Varo.
Dan betapa sialnya Vera saat supirnya bilang ia tak bisa menjemput Vera karena mobilnya mogok ditengah jalan, Clara dan Vera memutar otak untuk Vera bisa pulang.
Clara tersenyum senang saat Varo datang, Varo membalas senyum Clara. Tak sengaja matanya melirik sekilas kearah Vera yang cemas, mengapa dirinya sangat cemas? Namun Varo tak perduli.
"Ya ampun kebetulan ada kamu Varo, aku minta tolong boleh nggak?"tanya Clara antusias.
Varo tersenyum tipis. "Mau minta tolong apa?"tanya Varo sambil mengelus rambut Clara.
"Bisa anterin Vera pulang nggak? Kasian dia nggak ada yang jemput."
Setelah Clara mengucapkan itu, wajah Varo kembali datar. Matanya melirik tajam Vera yang sedari tadi menunduk sambil memainkan tangannya.
"Ck!"
"Bisa naik ojek online kan?"tanya Varo sambil menatap Vera dingin. Satu kata dari Varo ke Vera sekarang--pengganggu.
Vera mendongak, menatap Varo dalam. "Vera maunya seperti itu."ucap Vera membuat Varo menaikkan sebelah alisnya.
"Dulu, ada orang yang bilang kalau Vera nggak boleh naik ojek online.""Vera tanya ke dia, apa dia mau menghantar Vera?"
"Dia bilang dia sibuk, dia menyuruh Vera angkot. Tapi berhubung ini sudah malam, mana ada angkot."
"Tapi sepertinya dia sudah mengizinkan Vera untuk naik ojek online"ucap Vera sambil mengalihkan pandangannya, berusaha untuk menyeka air matanya yang dengan lancangnya kembali turun.
Lalu Vera mengotak-atik hpnya, Varo dan Clara dibuat tak mengerti dengan Vera. Namun Varo sebenarnya tau bahwa yang dikatakan Vera itu adalah dirinya, dirinya masih mengingatnya, dan selalu mengingatnya.
"Clara, Varo. Pesanan Vera sudah datang, Vera pulang ya."pamit Vera. "Lo nggak apa-apa naik ojek malem-malem?"tanya Clara khawatir.
"Nggak apa-apa kok Ra. Oh iya, jangan lupa kabari Vera sama Caca ya kalau mau ke bandara"ucap Vera lalu memeluk sekilas Clara dan pergi dari rumah Clara.
"Cuma orang brengsek yang nggak nganterin pacarnya pulang malem-malem gini, malah nemuin cewe lain"ucap Clara masih menatap jalanan dengan bersedekap dada.
Mereka masih berada didepan rumah Clara, terhitung 10 menit berlalu dan keheningan muncul diantara keduanya. Akhirnya Clara membuka suaranya.
Varo menoleh menatap Clara. "Maksud kamu?"tanya Varo bingung.
"Kenapa tadi lo nggak nganter Vera pulang?"tanya Clara, jika Clara mulai menggunakan lo-gue ke Varo artinya dia benar-benar marah sekarang.
"Aku kesini mau ketemu kamu, bukan jadi supir dadakannnya dia."
Satu kata dari Clara, bajingan.
"Dan ngebiarin dia pulang naik ojek? Sadar Varo, dia pacar lo. Mana Varo yang Vera kenal posesif dulu?"tanya Clara menggebu-gebu, ia tak bisa meredakan emosinya sekarang ini.
"Varo yang dulu udah ilang. Semua teralihkan sama kamu, mungkin aku bakalan putusin dia dan kembali lagi ke kamu."
Tambah dua kata lagi.
Jijik anjeng!
Clara menunjuk tepat diwajah Varo. "Jangan sekali-kali lo putusin Vera dengan tujuan lo balik lagi ke gue, itu nggak bakalan terjadi"ucap Clara penuh penekanan.
"Apa aku salah buat kembali lagi? Aku bener-bener masih cinta sama kamu, Ra"ucap Varo sambil menggenggam tangan Clara yang tadi menunjuknya.
Clara menepis kasar tangan Varo. "Salah! Itu semua salah. Rasa lo ke gue itu emang udah salah dari dulu"ucap Clara sarkas berharap Varo secepatnya sadar.
"Kita berbeda, Varo"lirih Clara sambil menatap Varo dalam, berharap Varo mengerti ucapan Clara.
"Iya kita berbeda. Tapi perbedaan itulah yang membuat kita bersatu, seperti pasangan lain, ya?"tanya Varo sambil mengelus pipi basah Clara yang dibanjiri air mata.
Clara kembali menepis tangan Varo. "Jangan sekali-kali lo samain hubungan kita sama hubungan orang lain karna ini semua beda! Kita nggak bakalan pernah bersatu, inget itu"ucap Clara yang sudah sangat emosi itu.
"Kenapa sih? Cuma karna itu aja kan?"tanya Varo santai.
"Cuma karna itu? Lo nyadar nggak sih? Bahkan tempat berdoa kita beda Varo! Jangan permainin gini bisa nggak sih?!"
"Oh karna itu, kita masih nya bisa bersatu Ra. Apa perlu aku pindah--"ucapan Varo sudah dipotong cepat oleh Clara.
"JANGAN SEKALI-KALI LO PERMAININ INI VARO, AGAMA BUKAN UNTUK MAIN-MAIN INGET?!"bentak Clara yang benar-benar emosi.
"INGET INI? KITA NGGAK BAKALAN PERNAH BERSATU, KARENA TUHAN AJA NGGAK NAKDIRIN KITA BUAT BERSAMA! TUHAN EMANG SATU VARO, TAPI KITA YANG BERBEDA!"
syit bernada (╥_╥)
"TUHAN UDAH PERTEMUIN LO SAMA VERA, TAPI SALAHNYA GUE BALIK LAGI NGEBUAT LO BEGO LAGI, MUNGKIN GUE NGERASA BERSALAH BUAT KEDATENGAN GUE. DAN LO SIA-SIAIN VERA GITU AJA, SADAR GAK LO! VERA TULUS SAYANG SAMA LO!"
Varo tak perduli dengan semua itu. "Aku tetep nunggu kamu, karna aku sayang sama kamu. Dan aku yakin kita bakal bersama."
"KITA NGGAK BISA BERSATU BEGO! MAU LO GIMANA SIH? PERCUMA AJA LO NGELAKUIN SEMUA INI, KALO TUHAN UDAH NENTUIN SEMUA, LO BISA APA VARO SIALAN?"
"Satu perintah yang harus lo denger. Lo nggak boleh ninggalin Vera, lo harus balik lagi ke Vera dan jangan buat Vera nangis, kalo nggak lo tau akibatnya."
Setelah menyelesaikan ucapannya, Clara masuk kedalam rumahnya dan menutup pintunya dengan keras melampiaskan emosinya, meninggalkan Varo yang sedari tadi termenung dengan pikirkannya yang entah apa.
Wajahnya yang datar serta tatapan tajamnya, membuat orang lain tak tahu apa yang difikirkan pria tampan ini. Namun setetes air mata jatuh di pipi pria itu.
"Maaf.."
entah kenapa nulis Clara jadi Vera, udah lah ga pokus diriku, lelah hati ini nunggu cinta yang nggak pasti, hehe
sampurasun samlekom (☆^O^☆)

KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSESIF BOYFRIEND
Подростковая литератураLangsung aja spoiler dikit biar nggak kepo "Vera naik ojol aja ya Var"-Alvera Aurel Olivia. "Nggak boleh, ojol cowok cowok"-Alvaro Revan Leonardo. "Terus Vera naik apa, bareng Varo ya?"-Alvera Steffi Olivia. "Gak, gue ada urusan"-Alvaro Revan Leon...