KAK! || ⎷

ᣞ°ᚐ 𝟎 𝟒 ⸙᳞ᐧ

Setelah kami pulang dari toko alat tulis, gue langsung masuk ke kamar dan nyiapin ini itu untuk sekolah. Kak seonghwa? Entah kemana. Tapi gue ngedenger dia kek lagi nelfon org gitu. Dari kata katanya dia emosi, tapi nadanya datar. Aneh, bodo amat lah. Gue lanjut ngeberesin barang barang gue.

sekarang udh jam setengah 1 siang dan gue belom makan.. laper, tapikan di kulkas kak seonghwa cuman ada telor. Mana kenyang..

Gue keluar kamar buat ngajakin kak seonghwa beli bahan bahan makanan. Pas gue keluar, yg ada malah kak seonghwa yg lagi duduk di sofa sambil mijit kepalanya, kek lagi banyak pikiran gitu.

"Kak.. aku laper.."

"Masak yg ada aja ya dek, saya lagi ga mood."

"Tapi kak, di kulkas cuman ada telor sama sayur. Roti aja ga ada.."

Gue ngeliat kak seonghwa nge hela nafas.

"Masak telor mata sapi aja ya, dek."

"Ihh ga kenyang, aku laper banget.." gue mempoutkan bibir gue sambil megang lengan dia. Kak seonghwa mejamin matanya terus ngehela nafas lagi.

"A - ayo belanjaa"

"Kamu.." ucap dia terputus.

"..Didn't you see?! I'm in bad situation! Don't disturb me, theya!!" Dia sedikit ngebentak gue, dan bikin gue kaget sampe ngelepasin tangan gue dari lengan dia. Gue malu banget.. baru tinggal semalem udah nyusahin dia.

"Sorry" ucap gue terus pergi ke kamar dan nutup pintunya.

ᚔ

Author side'

Seonghwa merasa bersalah sudah membentak sepupu kecilnya. Ia mengusap mukanya kasar. Ia terlalu emosi karena dapat telfon berisi ancaman dari seorang gadis yg menyukainya. Seonghwa menghela nafasnya yg kesekian kali. Lalu mendekati pintu kamar theya.

"Theya.. maaf tadi saya emosi.."

"Iya" hanya itu balasan theya dari dalam sana.

"Ayok keluar, kita belanja.. saya mau tau gimana rasa masakan kamu."

Ga lama theya keluar dengan wajah lesunya, dan sudah memakai mantel. Seonghwa buru buru mengambil jaket dan kunci mobilnya. Lalu mereka berjalan ke parkiran.

"Udah kepikiran mau masak apa?" Tanya seonghwa saat mulai menjalankan mobilnya.

Cuman dibales anggukan dari theya. Ia masih cemberut karena kaget dibentak seonghwa tadi. Seonghwa yg melihatnya cuman terkekeh, lalu tangannya terulur untuk mengelus ubun ubun theya.

"Masih kepikiran yg tadi? Maaf ya dek.. kamu juga, kalo saya lagi bad mood gitu, jangan banyak mau okay?" Sekali lagi hanya dibalas anggukan oleh theya.

"Kamu masaknya jangan lama lama ya, soalnya jam 1 nanti saya mulai kerja."

Theya mengangguk lagi. Seonghwa menghela nafas melihat theya lesu begini. Ia merasa bersalah.

"Nanti pas saya kerja, kalo ada cewe yg dateng, gausah dibukain pintunya ya. Atau kalau mau kamu bukain, bilang aja kamu pacar saya."

"Loh, kok gitu?"

"Dia bikin saya risih.. mana ngancem ngancem saya sama temen saya lagi."

Lalu theya ngangguk ngangguk lagi.

ᚔ

Karena theya emg dikasih uang banyak buat beli belanjaan bulanan, jadi dia ga cuman beli beberapa bahan buat masak sekarang.

"Eh theya, saya makan masakan kamu habis kerja aja ya, ga kerasa udah jam 1 lebih. Kamu makan duluan aja."

"Kaka pulangnya jam berapa??"

"Jam 5 atau setengah 6, kaka pergi ya. Bye ~"

Pamit seonghwa, dan buru buru pergi. Ia meninggalkan theya yg sudah siap siap masak. Tapi akhirnya theya masak sendiri.

Beberapa saat kemudian, bel apartemen seonghwa ini berbunyi. Lalu ada yg berteriak dari luar sana, seperti suara perempuan

"SEONGHWA BUKA PINTUNYA."

Theya mengerutkan dahinya, pikirnya ga sopan banget teriak teriak minta dibukain pintu. Lalu theya kepikiran kata kata seonghwa di mobil barusan. Yg bilang kalau ada cewe jangan dibukain.

"Seonghwa please.." cewe itu kembali bersuara.

"Buka pintunya, aku mau ngomong.."

Theya mematikan kompor, lalu jalan ke pintu. Dia bukain pintu apart pelan pelan.

"Seonghw-- kamu siapa?"

Theya melihat sosok gadis imut berbadan lumayan tinggi dan kurus. Fashionable juga.

"Seharusnya saya yg bertanya, kamu siapa dateng dateng teriak didepan?"

"Aku suyeon. Sekarang jawab, kamu siapa?"

"Aku theya.."

"..um.. pacarnya.. s - seonghwa."

Ekspresi gadis itu berubah menjadi sangat tercengang. Bahkan ia hampir kehilangan kesadarannya.

ᚔ

ᚔ