KAK! || ⎷

ᣞ°ᚐ 𝟐 𝟗 ⸙᳞ᐧ

Seonghwa berjalan kearah pintu apartemennya karena ia mendengar suara bel. Begitu ia buka pintunya,

"Ehm.. ada theya?"

"Eh dah dateng lu, young. Bentaran, tinggal pake sepatu gue."

"Jalan sama wooyoung lagi?" Tanya seonghwa. Theya berhenti ngiket tali sepatunya, terus natep seonghwa sambil ngangguk.

"Sama saya kapan?"

"Kapan kapan" theya menautkan ujung jari telunjuk dan jempolnya sehingga membentuk 'ok'.

Theya sama wooyoung pergi ninggalin seonghwa yang cuman bisa senyum pasrah. Lalu ponsel seonghwa bergetar dan menunjukan pesan dari suyeon.

'Seonghwa, ku tunggu di restoran xxx.'

"Okay, seonghwa. Ini adalah terakhir kalinya kamu berhubungan dengan suyeon. Lakukan yang terbaik."

ᚔ

"Theya." Panggil wooyoung yang bikin theya noleh.

"Perasaan lu ke seonghwa gimana?"

"Hm? Emangnya kenapa?"

Wooyoung mengalihkan pandangannya.

"Gapapa, nanya aja."

"Yakin ga ada apa apa?"

Wooyoung menghela nafasnya, sambil mengambil tangan theya. Lalu ia menatap mata theya dalam.

"Waktu awal pacaran sama san, gue mikir kalau gue putus sama dia, gue yakin hidup gue bakalan hampa banget.."

"..tapi, setelah gue putus beneran, ternyata ga sehampa itu. Gue pikir, mungkin ada elo."

Pipi theya sedikit merona.

"Awalnya gue pikir, gue gabisa suka sama cewe lagi.."

"Tapi ngedenger lu cerita tentang cowo lain, alias seonghwa. Rasanya kek ada yang sakit di hati gue." Wooyoung nunduk dengan tangan yang masih megang tangan theya.

"Jadi tolong.."

"..pastiin perasaan lu ke seonghwa, biar gue ga banyak berharap juga."

ᚔ

"Dokter."

"Hm?"

"Boleh kupanggil sei saja?"

Sei terkekeh kecil. Jam terapi san sudah selesai, tapi san masih berada di ruangannya. Ia sedang duduk di kursi pasien sambil menopang dagunya. Sedangkan sei sedang menulis keterangan pasien pasiennya hari ini.

"Sei, apakah kita harus merayakan ini?"

"Merayakan apa?"

"Kau menjadi dokter tetapku."

"Baiklah, setelah pasien terakhirku datang ya." Jawab sei sambil tersenyum.

Selagi sei menunggu pasiennya, san bermain dengan kursi pasien sei yang bisa diputar putar. Tapi san berhenti memutar mutar kursinya, saat ia mendengar suara pintu ruangan sei diketuk. Lalu terlihat seorang wanita mengintip kedalam ruangan setelah membuka pintunya.