ᣞ°ᚐ 𝟏 𝟑 ⸙᳞ᐧ

890 137 20
                                    

"Kok tiba tiba minta pulang, ya?" Tanya wooyoung sambil menyetir mobil.

"Gatau. Gue sebel aja ngeliat suyeon begitu sama kak seonghwa." Theya terus meremas ujung roknya karena kesal.

"Sebenernya lu sama seonghwa tuh ada hubungan apa sih?"

"Actually dia cuman sepupu gue, anaknya om gue.. tapi gue pernah suka sama dia waktu umur enam sampe lima belas tahun, dan rasa suka gue ilang. Gitu.."

"Hmz.. kalau lu masih kesel ngeliat dia sama cewe lain berarti rasa suka lu belom ilang."

Theya menatap wooyoung bingung. Lain halnya dengan wooyoung, ekspresi mukanya mesem.

"Maksud lu gue masih suka sama kak seonghwa?"

Wooyoung cuman ngangguk. Terus dia nyalain lampu sein nya, dan ngeberhentiin mobilnya dipinggir jalan. Dia natep theya. Bukan, dia bukan mau nurunin theya di jalan lagi. Tapi dia ngomong,

"Gue bakal bantu lu move on dari seonghwa."


Seonghwa pergi keluar dari rumah suyeon, dan menghampiri mobilnya. Tapi ia masih dikejar kejar suyeon di belakangnya yg terus terusan manggil namanya.

"Seonghwa!! Pestanya belum selesai, kenapa kau main pergi saja?!"

"Kau hanya mengajakku datang, bukan menikmati pestanya. Aku ingin pulang." Ucapnya sambil memasuki mobil.

"Ayolah, hwa. Sebentar lagi acara klimaksnya.."

Suyeon menahan pintu mobil seonghwa. Seonghwa yg tadinya hampir marah memejamkan matanya lalu membuang nafas kasar untuk menenangkan dirinya.

"Ji suyeon.."

"Tolong jangan memaksaku terus.."

Seonghwa menatap mata bulat suyeon.

"..kau tau? Itu tidak membuatku suka padamu. Kau terlihat seperti gadis yg aneh."

Seonghwa menutup pintu mobilnya dan pergi meninggalakn pekarangan rumah suyeon.

Melihat perginya seonghwa, suyeon tersenyum miring lalu menyilangkan tangannya didepan dada.

"Berani sekali dia menolak ajakanku."

"Sebentar lagi kau akan dapat hukuman, toothless."

Setelah mengantar theya, wooyoung langsung pergi ke rumah san. Dan benar saja, rumah san terlihat gelap, seperti tak ada orang. Lantas ia mengambil ponselnya untuk menelfon san.

"San, aku udah didepan rumahmu."

Ga lama wooyoung ngedenger suara orang lari dari dalam rumah, dan pintu depanpun terbuka. Keluarlah seorang pria berbadan kurus, dengan muka pucat.

"Sa--"

Pria yg diketahui bernama san itu, tiba tiba memeluk wooyoung dengan paniknya. Wooyoung membalas pelukan san, sambil mengusap usap kepalanya.

"Aku masih ketakutan saat sendiri." Lirih san.

"Tak usah takut, sekarang ada aku."

Wooyoung merasakan anggukan kecil dari kepala san. Menggemaskan, itu yg dipikirkan wooyoung. Padahal san lagi ketakutan. San melepas pelukannya, dan memegang tangan wooyoung.

"Ayo masuk, aku takut sendirian." Ucap san sambil menarik tangan wooyoung.

"Setelah ini, jangan coba coba menggodaku, san-ie~"

KAK! || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang