ᣞ°ᚐ 𝟏 𝟎 ⸙᳞ᐧ

991 156 6
                                        


"Kamu sehat?" Tanya hongjoong, karibnya selama di kota ini. Seonghwa ngangguk dengan senyumnya.

"Sehat. Kenapa?"

"Senyum kamu keliatan aneh.."

".. apa karena suyeon berhenti mengganggumu?"

Senyum itu langsung luntur begitu mendengar nama suyeon. Seonghwa mendekati hongjoong dan mulai berbisik.

"Tidak menyebut namanya adalah hal yg sakral, jadi jangan menyebut namanya."

"SEONGHWAAAAA!!" Terdengarlah suara gadis tinggi bernama suyeon itu.

"Sudah kuduga.." iya, dugaan seonghwa itu, suyeon pasti dateng kalau namanya disebut.

Suyeon mepet mepet duduk di sebelah seonghwa. Seonghwa cuman masang senyum paksa. Kalian pasti tau gimana senyum dia..

"Hongjoong.. pergi, jangan gangguin kita." Ketus suyeon.

Hongjoong yg hendak pergi, ditahan tangannya oleh seonghwa. Seonghwa menggeleng kecil, berharap tidak ditinggalkan hongjoong. Hongjoong yg mengerti kembali duduk di tempat asalnya.

"Hwa, akhir pekan ayahku mengadakan pesta memperingati international women day. Aku menyuruh yg lain datang dengan pasangan, tapi kamu tidak usah. Kita akan menjadi pasangan disana. Kau harus ikut" Ucap suyeon panjang lebar.

"Emm.. mungkin aku tidak bisa ikut."

"Emm.. hasil praktek yg kalian berdua buat terlalu cepat dikumpulkan, dan masih ada di ruang dosen. Apa yg harus kulakukan pada hasil praktek kalian jika kau tidak mau ikut?"

Seketika seonghwa dan hongjoong berkeringat dingin. Seonghwa masih menatap suyeon dengan senyum kikuknya.

"Menerima permintaan seorang perempuan di hari wanita internasional adalah hal sakral, jadi terima permintaannya." Bisik hongjoong yg sangat melindungi hasil praktek yg dibuatnya.





Bel sekolahan berbunyi. Lucy beranjak dari bangkunya dan menghampiri bangku jongho. Lebih tepatnya bangku sebelahnya jongho.

"Hai philip!" Yg disapa tidak kunjung menoleh.

"Philip. Aku menyapamu.." lucy menyentuh pundak pria itu. Pria itu menoleh dan memasang tampang bingung.

"Namaku felix, bukan philip."

Jongho yg menyaksikannya hanya menahan tawa melihat lucy yg mukanya memerah karena malu.

"Maaf, ia adalah pendengar yg buruk." Ucap jongho. Felix mengangguk lalu pergi dari bangkunya.

"Bangsat! Kata lu namanya philip!"

"Kan gue bilang suaranya kaga kedengeran.."

Theya datang sambil menutup mulutnya, menahan tawanya yg akan menggelegar. Lucy menatap sinis theya yg duduk didepan jongho. Ia juga duduk di tempatnya felix.

"Puas lo bedua ngerjain gue?" Jongho dan theya menggeleng.

"Belom puas.."

"Sialan lo bedua!"

"Marah marah aja lu." Bukan jongho atau theya, melainkan wooyoung.

Wooyoung datang ke kelas mereka sambil membawa 4 kaleng cola di tangannya. Lalu ia membagikan cola itu, dan duduk di depan bangku felix.

"Gara gara lu sih." Lucy menyalahkan wooyoung.

"Anjir lah dateng dateng disalahin.."

"Boongan deng, ini colanya buat gue nih?"

"Kaga, ke elu mah nawarin doang. Sini balikin." Sinis wooyoung sambil berusaha ngambil kaleng cola yg dipegang lucy.

"Bercanda elah, baperan amat lu ah." Lucy membuka kalengnya dan langsung minum.

"Beneran kaga ada akhlak lu." Lucy cuman meletin lidahnya ke wooyoung.

"Young, adek lu gimana?"tanya theya tiba tiba.

"A-dek?" Wooyoung memastikan perkataan theya dengan alis yg tertaut.

"Iya, adek lu, yg semalem drop. Udah sembuh?"

"Ohhhh si san? Iya udah sembuh. Lu pulangnya gimana? Aman sampe rumah?" Theya cuman ngangguk ngangguk aja.

"Lu nurunin theya di jalan?" Tebak jongho, yg kebetulan tepat sasaran.

"Iya.."

"Gak gentle lu nurunin cewe di jalan.."

"Gue yg minta, abisnya gue takut ganggu." Sela theya sebelum wooyoung membalas.

"Tapi harusnya lu nganterin theya dul--"

"Ah anying, dikit bet colanya."

Lucy yg memotong omongan jongho langsung ditatap ketiganya. Karena yg diomongin lucy beda jalan, alias melenceng dari topik.

"Mau ke rumah gue ga? Masih banyak cola, bentar lagi expire tapi gada yg ngabisin.."

"AYOOK!!" Ucap ketiganya serempak, tapi lucy lebih semangat.



Theya, jongho, sama lucy nyampe di rumahnya wooyoung. Lucy baru masuk langsung lari larian kesan kesini karena rumah wooyoung luas banget. Jongho cuman nahan linu ngeliat lucy yg hampir nyenggol beberapa benda mahal.

Di ruang tengah, theya bisa ngeliat kalau ada foto keluarga disitu. Fotonya besar jadi theya bisa ngeliat kalau yg ada disitu cuman wooyoung dan orang tuanya. Mana adiknya?

"Young? Kok di fotonya ga ada san?"

Tidak ada jawaban, dan wooyoung terlihat gelagapan. Entah ia sedang memikirkan jawaban yg tepat atau apa.

"Aa.. itu.. waktu foto dia ada urusan penting." Jawabnya beberapa saat kemudian.

Theya manggut manggut. Dia duduk di sofa sedangkan wooyoung sibuk nyiapin cola dan mesen pizza buat temen temennya, Terus nyetel film. Theya inget dia belum ngasih tau seonghwa kalau mau ke rumah wooyoung. Dia langsung ngambil hp dan nelfon seonghwa.

'Halo?'

"Kak, aku ke rumah temen dulu, nanti aku pulang sendir-"

'Engga engga. Selesai kerja saya jemput kamu, okay?'

"Okay.. yaudah, aku tutup ya. Byee"

ᚔ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAK! || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang