ᣞ°ᚐ 𝟐 𝟒 ⸙᳞ᐧ

752 132 8
                                    


Di jam yang termasuk masih sangat pagi ini, San berjalan dengan 2 botol susu vanila di tangannya. San menuju sebuah ruangan seorang dokter muda yg ada di ujung koridor. Sesekali ia melirik 2 botol susu yg ada di tangannya.

"Apa ia menyukai vanilla?" Monolognya.

Begitu berada di depan ruangannya, ia menatap 2 botol itu sambil meringis.

"Masa bodo deh kalau dia ga suka, kuhabisin sendiri aja." San membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuk.

San berhenti begitu ia melihat ruangan dokter sei yang begitu berantakan. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sei. San tidak menemukan sei di dalam ruangannya, lantas ia membuka pintunya lebih lebar, untuk masuk dan mengecek kamar mandi, tapi,

"Aw aw.. jangan membuka pintunya terlalu lebar, aw." San mendengar suara datar seorang wanita dari balik pintu.

Ternyata sei yg sedang menenggelamkan mukanya diatas tangan yg dilipat di lutut. Iya, dia duduk tepat di belakang pintu. San menaruh 2 botol itu di meja kerja sei, lalu ia menutup pintunya dan berjongkok di hadapan sei.

"Dokter.. kau baik baik saja?"

Sei mendongak dan mendapati san dengan wajah cemasnya. Bisa dilihat, tulang pipi kiri sei lebam, juga sudut bibirnya lecet. San terkejut, ia berinisiatif menyentuh luka sei, tentu saja sei meringis kesakitan. San menarik tangannya yg menyentuh wajah sei.

"Rocky?"

Ragu ragu, sei mengangguk kecil. San yg di hadapannya berdecih, dia nyengkram bahu sei.

"Sudah kubilang menginaplah di rumahku selagi orang tuaku tidak pulang." Sentaknya.

Sei membuang muka, ia menatap lantai. San yg merasa bersalah, melepaskan cengkramannya, dan ikut membuang muka. Ia memainkan jarinya, sambil mem-pout-kan bibirnya.

"Menginaplah di rumahku, kau tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendirian, rocky terlalu berbahaya.." gumam san tanpa menatap sei.

Bukannya menjawab, sei malah diam, lalu kembali menenggelamkan mukanya. San mengedarkan pandanganbya, dan melihat 2 botol susu yg dibelinya tadi. Ia mengambil susu itu, lalu kembali menatap sei.

"Dokter, tadi san beli ini buat dokter.."

Perlahan sei mendongak, dan melihat san sedang menyodorkan botol susunya. Perlahan juga sei mulai tersenyum  melihat tingkah imut san.

"Dokter suka--"

"Aku suka vanilla-- aw!" Saat sei senyum terlalu lebar, lecet di bibirnya terasa perih.

San buru buru menaruh botol susu di lantai dan berlari mencari kotak p3k.



Nyampe di rumah wooyoung, theya ganti baju pake baju yg dipinjemin wooyoung. Iya bajunya wooyoung, jadinya gede, padahal wooyoungnya ga gede gede banget.

"Yoouungg, gede bat baju lo.." keluh theya sambil keluar kamar.

"..gada yang kecilan apa??" Lanjutnya.

"Udah pada gue sumbangin ke panti asuhan, ya." Jawab wooyoung.

Kedengerannya wooyoung ngejawab dari dapur, jadi theya penasaran, dan langsung jalan ke dapur. Bener aja, wooyoung lagi siap siap masak. Udah pake apron item yg biasanya digantung di sebelah kulkas. Rambutnya diiket biar ga ganggu pas masak, lengan baju panjangnya juga dilipet sampe sikut.

Kalau begini kok makin gangteng..?

Theya ngagetin wooyoung dengan cara backhug ke pundak wooyoung. Kalau sama seonghwa, theya kan gabisa peluk peluk pundaknya seonghwa... hehe.. hehehehe.... ketinggian songanya... hehe hehehee

'Hup!!'

"Bisa masak lo?"

"Eitss jan salah lu, gini gini gue muridnya chef arnold" jawab wooyoung sambil fokus ke masakannya.

"Ngadi ngadi lo, gue bantu sini."

"Ude gausa, lu duduk di meja makan aja sono."

Yaudah theya pergi ninggalin wooyoung, terus duduk di meja makan. Dia ngelipet tangannya, terus kepala dia taro di lengan, tapi mukanya ngadep ke wooyoung, alias ngeliatin wooyoung. Punggung wooyoung maksudnya.

'Ni gue sengaja dibikin bingung sama tuhan atau gue sendiri yg yg bikin situasi jadi bingung gini sih?' Batin theya.

'TttTtrrRrriiIngggGg!!!'
"Ya! Tolong angkat telfonnya dong."

Theya yg asalnya ngelamun, jadi sadar gegara suara wooyoung. Theya beranjak dari kursinya terus duduk di sofa setelah ngambil hp wooyoung.

'San💛 '

"Young!! Ni yg nelfon si san."

"Angkat ajaa!"

Yaudah theya angkat.

"Halo?"

'Ha-- ini siapa?'

"Ini theyaa"

'Kenapa kamu di rumah wooyoung?'

"Aku sedang menginap.. kenapa san?? Mau datang kesini?"

'Ah, tidak jadi.. kututup ya.'
'Tuutt!!'

Theya cuman natepin hpnya wooyoung kebingungan. Terus dia balik lagi ke ruang makan, nungguin wooyoung selesai masak.


ᚔ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAK! || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang