Aku bersyukur saat semesta menitipkan kamu sebagai bagian dari mimpiku.
Arkan•
•Nendra kira dia tidak perlu berurusan lagi dengan Tante Renata setelah membawa Arkan pergi. Dia kira, dia hanya perlu membawa Arkan pada Ayah, tanpa berurusan dengan Tante Renata lagi.
Tapi dugaanya salah, saat melihat Tante Renata menghampirinya di bengkel. Nendra tidak tahu dari mana tantenya itu tahu tempat Nendra bekerja. Seharusnya tidak ada lagi yang perlu dipermasalahkan, bukan?
"Tante mau ngomong." Ucapan Tante Renata yang tegas, membuat Nendra mau tidak mau menurut. Berjalan mengikuti Tante Renata hingga mereka sampai di sisi belakang mobil.
"Tante mau apa lagi?"
"Ternyata kamu masih tidak ada sopan santunnya dengan Tante ya, Nendra!"
Nendra tersenyum. "Apa saya perlu berlaku sopan dengan orang yang sudah mengusir Adik saya?"
"Kamu mengakui dia Adik? Hebat kamu! Harusnya kamu ingat, dia yang sudah merebut kehidupan kamu. Dia tidak pantas ada di rumah Ayah kamu, sama seperti kamu!"
"Bukannya sudah? Saya dan Adik saya sudah tidak di sana lagi."
Andai Nendra tidak ingat bahwa yang dilawannya adalah perempuan, mungkin kepalan tangannya sudah mendarat di wajah mulus wanita itu.
Nendra sama sekali tidak ingain berurusan dengan Tante Renata. Bahkan itu juga berlaku untuk Arkan.
"Tapi satu hal yang harus kamu tahu, tante tidak akan pernah sekalipun menerima adikmu lagi di rumah Kakak saya. Jadi jangan pernah bawa dia pulang, sekalipun Ayah kamu ada di rumah!"
"Arkan punya hak di sana! Jadi jangan harap saya akan menuruti perintah Tante! Saya pastikan Arkan akan pulang kepada Ayan secepatnya, dan setelah itu, tante nggak akan bisa hidup tenang di sana."
"Oh kamu mengancam tante? Gini ya Nendra, tante bisa berlaku lebih kejam dari apa yang kamu pikirkan. Jadi pilihannya, kamu pergi bersama adik kamu, atau tante akan pisahkan kalian selamanya. Dan setelah itu, nyawa Arkan di tangan tante."
Ada senyum penuh arti setelah ucapan Tante Renata. Nendra tahu tantenya tidak akan main-main dengan apa yang dia katakan. Nendra ragu, bila Arkan akan aman walau sudah bersama Ayah. Tapi sebelum Tante Renata melakukan hal yang tidak-tidak, dia yang akan lebih dulu meyakinkan Ayah tentang adik kandung ayahnya.
"Tante ada uang, buat kamu dan Adik kamu. Tapi dengan syarat, jangan pernah langgar perintah Tante!" Tante Renata menyodorkan amplop coklat kehadapan Nendra.
Nendra memang perlu uang. Tapi bukan dengan cara mengorbankan hidup adiknya. Arkan mempunyai hak penuh di rumah Ayah, dan dia pastikan bisa membawa Arkan pulang setelah ini. Dia tidak mungkin berjanji pada Tante Renata, bila pada akhirnya akan dia langar.
"Maaf Tante! Saya tidak bisa anda beli dengan uang haram itu, dan hak Adik saya tidak akan setimpal dengan uang Tante yang tidak seberapa! Permisi!" ucap Nendra lalu berbalik.
"Jangan pernah kamu macem-macem dengan Tante, Nendra!"
Teriakan Tante Renata masih bisa dia dengar. Namun dia tidak berbalik. Membiarkan ucapan itu hilang terbawa angin. Walau amarah yang Tante Renata munculkan, masih coba dia redam.
Mengapa Arkan harus hidup dalam bayang-bayang kejahatan seperti ini?
🌵🌵🌵
Sejak sampai di rumah tadi, pandangan Nendra tak lepas dari Arkan. Selama di bengkel tadi, Nendra masih memikirkan ucapan Tante Renata. Apa benar adiknya akan dalam bahaya bila dia kembalikan pada Ayah?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason ✔️
Teen Fiction[Brothership & sick story] "Bila ada yang lebih sakit dari sebuah kebohongan, Nendra yakin itu sebuah penghianatan." Semesta memang tak pernah menjanjikan bahwa hidup bahagia adalah bagian dari takdirnya. Tapi, dia tahu, bagaimana cara mencari baha...