23. Bicycle Time

2.1K 331 18
                                    



"Udah berapa lama ya kita gak ngumpul kek gini?"

Haechan menoleh waktu renjun bergumam tapi mampi mereka dengar –sambil menatap langit langit rumahnya.

"Lebay lo, baru juga gak ngumpul lima hari" sahut haechan.

"Lo sih, semenjak lo mabur dari rumah lo jadi jarang main" omel renjun.

Sebelum renjun dan chenle pindah kesini, mereka memang sudah biasa main berdua. Pulang sekolah cuma diam dirumah—karena mereka tak punya teman.

Lebih tepatnya sih chenle, tapi karena renjun orangnya cukup setia. Dari pada dia main sama teman-temannya sedangkan chenle sendirian dirumah, Mending dia juga tak ikutan main, toh berdua sama chenle juga seru.


Cuma entah kenapa semenjak dia kenal sama mark dkk, rasanya kayak benar-benar sepi kalau sehari saja tak berkumpul bersama mereka.

Padahal setiap hari ketemu—tapi tetap saja, bertemu disekolah tak bisa disebut kumpul seperti biasanya.

Karena kalau tak belajar ya makan. Yang renjun mau itu kayak sekarang, berbagi cerita membicarakan banyak hal.

"Kan gue lagi fokus belajar" ucap haechan.

"Kok gue denger haechan ngomong kek gitu merinding ya" celetuk jaemin.

Haechan mendelik sedangkan yang lain tertawa begitu juga dengan mark yang sedang membaca buku.

Tapi tak bisa fokus karena dari tadi chenle terus menggangu.

"Gue serius anjir. Lo bukannya dukung gue malah ngeledek" dumelnya.

"Ututuuu dedek echan marah" jaemin membuat suara cadel. Yang malah membikin chenle dan jisung bergidik geli.

"Jijik jaem, lo lebih serem dari gue malah" ucap haechan.

"Eh gaes gimana kalo kita sepedaan?" ucap mark tiba-tiba.

"Main sepeda rame rame gitu?" tanya chenle.

"Iya, dari pada kita gabut gak jelas kayak gini kan. Mending kita healing sambil olahraga juga" mark nampak bersemangat.

"Boleh tuh gue paling jago kalo soal sepeda" sahut jaemin sambil senyum bangga.

"Serius? Kok gue gak pernah liat lo bawa sepeda?" tanya jeno ragu.

"Sering kok"

"Kapan?"

"Pas TK"

Jeno melengos "gimana nih, kuy gak?" tanya mark lagi.

"Gue sih ayo-ayo aja, asal ada yang boncengin, soalnya gue gak begitu bisa bawa sepeda" ucap haechan beralasan.

Mark yang tahu haechan berbohong pun melengos malas "bilang aja lo mager" sedangkan haechan malah menyengir.

"Yaudah lah buru udah gak sabar nih pengen sepedaan ditepi sungai" jisung berdiri lebih dulu.

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang