"Napa sih lo?"
"Tau ah"
Haechan mengernyit bingung waktu renjun semakin memanyunkan bibirnya. Keduanya saat ini tengah berada dikoridor selepas renjun mengantar haechan ketoilet.
Haechan meraih bahu renjun menariknya pelan hingga membuat tubuh renjun berbalik berhadapan dengan haechan.
"Lo kenapa sih cemberut mulu hm?" tanya haechan sembari menangkup kedua pipi renjun.
Renjun menepisnya kasar "apasih lo, gak usah pegang-pegang!!!" bentaknya dengan raut wajah yang ia buat segarang mungkin.
"Yaudah terus kenapa?"
"Ck, gue tuh pengen seblak!!!" bentak renjun menatap haechan tajam.
Haechan sempat tertegun karena bentakan renjun "yaudah hayuk!!!" haechan ikut membentak karena kesal dibentak renjun.
"Yaudah buruan, hayuk-hayuk tapi diem" omel renjun, berjalan lebih dulu meninggalkan haechan dengan langkah yang ia hentak-hentakkan menahan kesal.
Haechan sedikit berlari kecil menyusul langkah renjun, lalu merangkul bahu renjun dari samping.
"Jangan ngambek napa, tadi kan gue boker dulu. Mau lo tanggung jawab kalo gue boker dikantin"
"Tapi boker lo lama" renjun masih ngambek.
"Yaudah kan sekarang udah selesai, lagian lo ngapain nungguin gue? Kan bisa pergi sendiri"
"Gue pengen ditemenin lah, gak mau sendirian"
"Emang si jaemin kemana?"
"Gak tau, tadi disamper si jeno. Mojok kali" dumelnya.
Begitu haechan dan renjun sampai dipintu masuk kantin, tanpa mereka duga bel tanda istirahat selesai berbunyi. Langkah mereka kontan terhenti dengan tangan haechan yang perlahan turun dari bahu renjun serta kedua kakinya perlahan melangkah mundur menjauhi renjun.
Renjun sendiri masih diam menatap teteh-teteh penjual seblak dengan kedua tangan terkepal lalu kedua matanya terpejam sebelum tubuhnya berbalik menatap haechan —yang sudah jauh dibelakangnya— dengan tajam.
"LEE HAECHAN!!!!!"
"N-nanti gue ganti deh, traktir odading ya"
"SINI LO, MUKA LO GUE JADIIN ODADING SEKALIAN!!"
"EMAAAKKKK"
Haechan berlari terbirit-birit sembari berteriak disepanjang koridor mengundang beberapa siswa, siswi dan juga para guru —yang hendak kembali mengajar—menoleh. Menatap bingung pada keduanya.
"Lagi syuting film apa ya?"
•••
"Muka lo kenapa?" tanya jeno.
"Digeplak si renjun anjir ah, mana pas masuk kelas kejedot lagi" dumel haechan, sembari meraba keningnya yang agak benjol karena kejedot pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream ✔
FanfictionYO DREAM! We Are Seven Dreams Only The Stories Of Seven Friends