87. Acara Kelulusan

1.2K 215 35
                                    



"Jaemin mana?" tanya renjun sambil ngos-ngosan. meskipun larinya cuma dari depan rumah, tetap saja capek.

"Udah balik"

Renjun duduk disamping chenle, jisung duduk diatas karpet membaca map yang jaemin kembalikan pada chenle tadi.

Map tersebut memang milik chenle. Akal-akalannya untuk membantu jaemin dengan embel-embel tunjangan anak yatim, namun ternyata kecerdasan jaemin tak mudah ia tipu. Hanya dengan melihat tanda tangannya saja jaemin sudah tahu.

Sangat luar biasa.

"Sumpah ya kalo gue jadi bang jaemin, pasti udah gue terima" ucap jisung.

Chenle mendengus "tapi dia gak terima kan?"

"Ya itu kan dia, gue bilang kalo gue jadi dia. Sayang banget ini, bang jaem bego bener dah" gerutunya.

"Dia gak bego, dia cuma terlalu baik aja" sahut renjun.

"Gak papa lah kalo dia emang gak mau, yang penting kita udah berusaha buat bantu dia. Mau kita paksa pake cara apapun juga jaemin pasti tau" tutur renjun.

Chenle menghela kesal "sumpah ya kalo dia bukan sahabat kita udah gue gampar dah tuh. Jelas-jelas dia pengen kuliah tapi masiiihhh aja gedein gengsi" omel chenle.

Renjun terkekeh "udah gak usah ngomel, mending sekarang kita ngumpul. Lo gak mau ngerayain abang-abang lo yang udah lulus ini?" renjun menaik turunkan alisnya.

Chenle terkekeh kemudian beranjak bersama jisung untuk mentraktir abang-abang laknatnya ini yang sebentar lagi akan menjadi mahasiswa.

•••

Acara kelulusan telah diselenggarakan, siswa-siswa datang dengan setelan formal nya, celana katun dan dalaman kemeja putih membuat mereka nampak terlihat dewasa, dilengkapi jas hitam serta rambut yang tertata rapi.
Sedangkan siswi-siswi nya menggunakan kebaya dengan make up tipis yang membuat mereka terlihat lebih cantik dari biasanya. Kesan anggun sangat terpancar dari mereka.

Para cowok sempat tertegun penuh kekaguman pada cewek-cewek yang sudah berjajar, siap menaiki panggung untuk menerima penghargaan ataupun mengucapkan perpisahan pada guru-guru yang telah membimbing mereka selama ini. Kecantikan dari setiap siswi nampak seperti para putri yang menunggu pangerannya.

"Weh dandan juga lo" celetuk haechan, berdiri dibelakang somi.

Somi menoleh "napa? Gue cantik ya" tanyanya sembari tersenyum.

"Kayak ondel-ondel"

Senyum somi sirna "bangsul" somi memukul bahu haechan.

Haechan terkekeh, kemudian kepalanya mendekat "cantik kok, apa lagi kalo berdirinya disamping gue" bisiknya.

Somi berdehem "paansih"

"Kepada para siswa dan siswi silahkan menaiki panggung untuk menerima penghargaan serta menyanyikan lagu perpisahan" suara mc terdengar membuat mereka dengan sigap berjalan beriringan menaiki panggung.

Haechan menarik bahu hina pelan membuat sang empu menoleh bingung "biar gue yang dibelakang somi" bisiknya.

Hina mengedikkan bahu, sedikit mundur membiarkan haechan berjalan didepannya, tepat dibelakang somi.

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang