"Kayaknya tante una sakitnya parah deh"
Jeno dan haechan yang tengah berjalan menuju kantin menoleh, saat renjun tiba-tiba bersuara.
"Udah pasti sih itu, sampe harus di opname juga. Tapi semoga aja bukan penyakit mematikan kayak disetron-sinetron" ucap haechan.
"Semoga aja" jawab renjun.
"Kasian jaemin" ucap jeno.
"Oy chenle!!!" panggil haechan sedikit berteriak begitu haechan melihat chenle dan jisung keluar dari kelasnya.
"Oy bang!!" sapa chenle.
"Kantin juga lo?" tanya renjun.
"Iyalah, laper gini"
"Yaudah kuy barengan" ajak haechan.
"Yuk sung" ajak chenle pada jisung.
"Kalian duluan aja deh gue mau ke toilet dulu" jisung sedikit meringis.
"Oh yaudah ntar langsung nyusul ya, jangan lama-lama" ucap jeno diangguki jisung.
Lalu keempat cowok itu melanjutkan langkah menuju kantin, seperti biasanya jam istirahat yang selalu mereka gunakan untuk mengisi energi, entah itu makan atau hanya sekedar minum.
Sedangkan jisung berjalan berlawanan arah menuju toilet, namun saat hampir sampai diujung koridor bukannya menuju toilet seperti yang dia ucapkan pada chenle, jisung malah berbelok menuju belakang sekolah. Dimana tempat tersebut sangat sepi dan sangat jarang dijamah orang.
Jisung duduk diatas batu yang selalu menjadi spot favorit nya, kepalanya sedikit terpayungi dedaunan dari dahan pohon. Tempatnya memang cukup kotor, banyak sampah makanan yang dibuang sembarangan oleh anak-anak nakal, tak hanya itu rumput-rumput disana pun tumbuh cukup tinggi, tapi karena tak ada tempat yang lebih aman dari ini. Jisung mau tak mau harus sedikit menahan bau sampah di sekitarnya.
Semilir angin menerpa permukaan wajah jisung, hembusan nafas yang terlihat cukup berat ia hembuskan lewat mulutnya lalu jisung merogoh sakunya mengeluarkan sesuatu yang sengaja ia bungkus dengan tissu.
jisung menoleh kanan kiri memeriksa takut-takut ada yang melihatnya. Tapi sepertinya aman-aman saja.
Lalu jisung membuka bungkusan tersebut dimana isinya terdapat satu batang rokok dan satu korek api, jisung mengapit rokok tersebut disela-sela bibirnya. ibu jarinya menekan korek hingga mengeluarkan api kecil dan membakar ujung rokok.
Kegiatan seperti ini bukan sekali dua kali jisung lakukan, tentunya tanpa sepengetahuan sahabat-sahabat nya. untungnya mereka selalu percaya dengan alasan yang jisung buat, entah itu ke toilet seperti tadi, entah ke ruang guru ataupun ada urusan dengan kakak kelas. Mereka tak pernah curiga sama sekali, karena mereka percaya jisung tak akan berbohong.
Terkadang jisung merasa bersalah sering membohongi sahabat-sahabat nya, namun jisung membutuhkan ketenangan yang mungkin hanya ia dapatkan dari sebatang nikotin. Jisung tau perbuatannya salah tapi setidaknya dengan kesalahan ini pikirannya bisa lebih tenang.
Jisung terlihat tenang menikmati rokoknya sampai ia tak sadar bahwa dari belakangnya ada dua orang lain yang memerhatikan sembari berjalan pelan menghampiri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream ✔
FanficYO DREAM! We Are Seven Dreams Only The Stories Of Seven Friends