Apa yang paling ditunggu saat acara kelulusan?
Mendapatkan penghargaan?
Bukan, tapi saat turun dari panggung dan disambut oleh kedua orang tua dengan senyum bangganya. Memeluk mu dengan hangat sembari membisikkan sebuah kalimat bahwa kalian telah bekerja keras selama ini. Kalian telah membuat mereka bangga.
Semua siswa dan siswi yang telah mendapatkan penghargaan, turun dari panggung menghampiri orang tua mereka masing-masing, memeluknya dengan penuh haru dan kelegaan. Meski awal yang baru akan segera mereka hadapi.
Namun ditengah keharuan tersebut, hanya jaemin lah yang tak bisa melakukannya. Saat ia turun dari panggung tak ada orang yang menyambutnya dengan senyum ataupun ucapan selamat.
Ia hanya mampu melihat orang-orang disekelilingnya dengan muram, jaemin memilih menjauh dari kerumunan menyendiri didepan kelasnya yang nampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.
Jaemin terduduk sendiri menatap piagam kelulusannya yang sama sekali tak memiliki arti baginya. Sebab, tak ada yang akan merasa bangga atas pencapaiannya selama ini.
"Jaemin!" jaemin menoleh saat seseorang mendekat dengan sepatu tinggi yang menghiasi kaki putihnya, duduk disamping jaemin dengan anggun.
Jaemin melirik sekitar "orang tua lo mana?" tanyanya.
"Gak ada"
Dahi jaemin mengernyit "kemana?"
Koeun tersenyum "mereka lagi diluar negeri, biasalah gila uang. Buat mereka pekerjaan lebih penting dari pada kelulusan anaknya sendiri" ucapnya.
Jaemin terdiam "sorry"
"It's oke, gue udah biasa kok"
Hening sesaat, keduanya sama-sama diam merenungi nasib masing-masing. ada seorang anak yang ditinggal kedua orang tuanya, ada pula seorang anak yang orang tua nya masih ada, namun seperti tak ada.
"Mau foto gak jaem? Buat kenang-kenangan" ajak koeun.
Jaemin tersenyum kemudian menggeser tubuhnya lebih dekat dengan koeun— saat koeun mengacungkan ponselnya. "Boleh" keduanya berpose didepan kamera ponsel dengan senyum sebagai pemanis nya.
Senyum yang menutupi kesedihan keduanya.
•••
Disamping itu, jeno yang membawa piala paling besar menghampiri kedua orang tuanya yang sudah tersenyum sumringah menyambut sang anak, mama ital memeluknya sesaat sedangkan papa donghae hanya tersenyum sembari menepuk bahu jeno.
"Kamu hebat, tapi kamu harus lebih hebat lagi. Perjuangan kamu masih panjang" ucapnya.
"Mama bangga sama kamu," jeno tak menjawab, hanya diam sembari membuang pandang.
"Untuk para wali murid diharapkan untuk segera mengambil raport diruang guru, terima kasih" suara mc terdengar menuntun para orang tua untuk mengambil raport anaknya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream ✔
FanfictionYO DREAM! We Are Seven Dreams Only The Stories Of Seven Friends