115. Keluarga Baru

1.4K 192 49
                                    


Setelah mendengar kabar bahwa pesawat yang ditumpangi orang tuanya mengalami kecelakaan, jeno segera bergegas menuju pelabuhan dimana tim sar bertugas mencari puing-puing pesawat, para korban dan juga barang-barang penumpang pesawat.

Saat jeno tiba, pelabuhan sudah dipenuhi banyak orang, keluarga korban menangisi insiden tragis tersebut yang tak pernah mereka duga. Tim sar sudah datang bersama kapal yang membawa korban yang mereka temukan, pencariannya tak begitu sulit karena pesawat jatuh diperairan indonesia. Sehingga jaraknya pun tak begitu jauh untuk mereka tempuh.

Saat tim sar tiba, orang-orang diarahkan pada sebuah ruangan untuk mengambil barang-barang yang sekiranya milik anggota keluarga mereka.

Dengan tergesa jeno mengacak-acak tumpukan barang tersebut membuat beberapa orang terkejut karena jeno menjatuhkan banyak barang-barang milik orang lain.

"Dek kalo mau cari sesuatu cari yang bener, jangan diacak-acakin, yang berduka bukan kamu aja. Hargai keluarga korban yang lain" tegur salah satu orang yang juga tengah mencari sesuatu.

Jeno menoleh "anda gak tau apa-apa, yang jadi korban pesawat itu orang tua saya, saya gak bisa tenang saat saya gak tau orang tua saya masih hidup atau nggak" balasnya tajam.

"Berapa tahun kamu hidup sama orang tua kamu?" tanyanya tiba-tiba.

Jeno mengernyit "sejak saya lahir"

Laki-laki tersebut tersenyum "orang tua saya juga menumpangi pesawat itu, dia mau pulang kerumahnya padahal saya baru ketemu dia lagi kemarin"

"Ketemu lagi?"

"Sejak saya kecil mereka tinggal di new york untuk bekerja, mereka cuma pulang 5 tahun sekali."

Jeno tertegun merasa bersalah karena sudah marah pada laki-laki tersebut, jika dibandingkan dengannya, tentu hidupnya lebih beruntung. Sejak kecil ia selalu bersama orang tuanya, hidupnya enak, masa depan terjamin —karena orang tuanya memiliki perusahaan pribadi.

Sebenarnya apa lagi yang jeno kejar? Semua sudah ia miliki.

Tangan jeno terhenti saat menemukan sebuah benda yang sangat ia kenali, ketika membukanya foto ia bersama orang tuanya terpajang disana, meski gambarnya nampak rusak akibat air laut. Namun masih cukup jelas untuk ia kenali.

"Untuk keluarga korban silahkan keruang mayat" semua orang menoleh dengan cepat saat seorang dokter muncul diambang pintu dengan kabar yang membuat hati semua orang gelisah.

Jeno segera menghampiri "dok!! O-orang tua saya gimana? Mereka selamat kan? Orang tua saya— Orang tua saya gak mungkin meninggal kan, iya kan dok?" tanyanya, tergesa.

"Dek, kamu tenang dulu. Memang banyak korban yang meninggal tapi ada juga beberapa yang selamat meski kebanyakan dari mereka koma dan sudah dilarikan kerumah sakit, semoga saja orang tua kamu salah satu dari korban yang selamat itu ya?"

"K-kalo gitu orang tua saya dimana? Namanya Lee Donghae dan krystal jung. Mereka selamat kan?" tanya jeno penuh harapan.

Dokter tersebut melihat daftar korban pada kertas yang ia pegang, kemudian melirik jeno ragu "nyonya krystal jung selamat, namun beliau mengalami koma dan sudah dilarikan kerumah sakit dan untuk tuan lee donghae—"

"Tuan lee donghae meninggal karna pendarahan akibat besi dari puing-puing pesawat menusuk perutnya"

Jeno jatuh terduduk, dunianya runtuh seketika. Kilas balik saat jeno dan papanya bertengkar tadi pagi kembali terlintas dibenaknya, apakah papanya sangat marah dan kecewa padanya? Hingga ia memilih untuk meninggalkannya?

Dear Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang