Duapuluh

574 33 3
                                    

Enjoyyy!!!✨🌸
Vommentnya jangan lupa🤗🖤

---

Setelah solat Maghrib Vayla memutuskan untuk membuat beberapa PR setelah itu dia duduk di halaman belakang. Vayla mengingat betapa menyakitkan kejadian beberapa jam yang lalu. Setiap memulai hubungan baru,selalu saja ada penghianatan. Apa salahnya? Vayla menghela nafas. Vayla mengetik sandi di hpnya dan membuka WhatsApp. Kosong. Biasanya selalu ada notifikasi dari Reyhan. Sudahlah,untuk apa diingat.

Mungkin pada saat hari minggu nanti Vayla akan pergi ke beberapa tempat menenagkan di Jogja yang sebelumnya belum ia datangi. Tapi masalahnya dia tidak tau pergi dengan siapa. Apakah dengan temannya? Mungkin iya. Kali ini dia benar-benar butuh tempat yang sunyi dan sepi,sangat menenangkan seperti yang Vayla suka.

"Vay,ada temanmu datang tuh"tiba-tiba Mas Agung datang. Teman? Siapa?
"Mas suruh masuk ya?"lanjut Mas Agung. Vayla hanya menangguk. Kemudian datangla sosok orang kuno,menyebalkan,pemarah. Itulah sebutan Vayla kepada orang itu. Siapa lagi kalo bukan.

"FIKO?!!! Ngapain ih?"Vayla shock meihat Fiko datang. Tanpa merasa bersalah Fiko nyengir,dan memberikan paper bag berwarna cream itu.
"Santai aja kali. Kayak liat setan aja kamu"jawab Fiko santai dan duduk di ayunan berhadapan dengan Vayla. Vayla masih melongo tak percaya.

Ngapain sih ni anak?

Vayla masih terdiam tak percaya Fiko datang dan lebih tak percaya dengan sikap Fiko yang biasa saja. Fiko bingung dengan Vayla yang terdiam menganga melihat dirinya. Fiko memukul pelan kepala Vayla

"Mau sampai kapan gitu terus?"tanya Fiko. Vayla tersadar dan kembali duduk di ayunan. Hening diantara mereka. Ayunanpun bergoyang pelan.
"Sorry dadakan"Fiko memulai.
"Gila kamu ya"balas Vayla. Fiko bingung.
"Ngapain datang dadakan? Ga ngabarin apa-apa lagi"jelas Vayla.
"Ya percuma,kalo aku ngabarin kamu gak bakal nyuruh,toh tapi aku tetep datang"jawab Fiko.

Vayla terdiam beberapa saat.

"Kenapa datang?"tanya Vayla judes
"Gak boleh?"
"Ehh malah nanya balik"
"Aku tau kamu lagi patah hati"
"Terus urusan sama kamu apa?"Vayla tak menunjukkan tanda-tanda damai dengan Fiko,sepertinya.
"Ya,aku mau nemenin kamu"jawab Fiko.
"Emang aku butuh?"

Fiko terdiam

"Kamu kenapa sih Vay benci banget sama aku?"tanya Fiko dengan mendoknya yang tak terlalu kental.
"Ya,seharusnya kamu tanyain itu sama diri kamu sendiri lah. Ngapain aku"
"Yah,kan kamu yang benci aku. Berarti kamu yang punya jawabban.
"Ya,aku benci karena suatu alasan yang kamu buat"
"Lah emang apa?"
"Kamu kerumahku cuma mau cari masalah ya?"
"Enggak sih,soalnya kamu mancing sih"bibir Fiko manyun.
"Aku? Aku salah? Yakin kamu?"
"iya...iya...aku salah"
"Jadi sebenar-benarnya kamu ngapain kesini?"tanya Vayla lagi.

"Vay,ternyata kamu banyak tanya ya"jawab Fiko. Vayla membulatkan matanya. Vayla mengangkat tinggi-tinggi boneka bebeknya siap memukul Fiko.
"Ampun-ampun Vay....ampunn"Fiko merunduk menutupi kepalanya dengan jaket.
"Bilang apa kamu tadi? Ulang!"Vayla menjewer kuping Fiko.
"Vay...Vay...aduh ampun. Sakit banget sumpah"rengek Fiko. Vayla melepaskan.
"Jawab dulu pertanyaan aku tadi"Vayla kembali bertanya.
"Yang mana?"tanya Fiko yang pura-pura tak tau.
"FIKO!!"Suara nyaring Vayla kembali.
"Hmmm...sebenarnya aku kesini cuma mau ngasih ini"Fiko memberikan paper bag berwarna cream. Vayla menerima paper bag itu. Vayla melihat isinya dan menahan senyum.

Fiko tau kalo Vayla menahan senyum. Itu terlihat sangat lucu. Ingin rasanya Fiko mencubit pipi Vayla gemas. Namun apalah daya Fiko yang bukan apa-apa untuk Vayla. Teman bukan. Bahkan mereka hanya beberapa kali ngobrol bersama. Apa lagi jika disandingkan dengan Reyhan. Fiko benar bukan apa-apa. Namun itu tak membuat Fiko nyerah. Apa lagi untuk sekarang ini benar-benar kesempatan Fiko mendekati Vayla.

My Bad KetosssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang