Empatbelas

898 39 2
                                    

Jangan lupa vomment💫
Happy Reading🌸

*typo bertebaran

~~~

Malam ini seperti malam sebelumnya,Vayla menunggu balasan pesan dari Reyhan. Apa lagi setelah Leza mengatakan itu,hati Vayla tambah cemas. Sebisa mungkin Vayla tetap positive,Vayla percaya dengan perkataan Leza cuma Vayla tak yakin Reyhan seperti itu.

5 jam yang lalu...

"Ini tentang Reyhan"kata Leza. Vayla sangat cemas,takut terjadi apa-apa kepada Reyhan atau hubungannya.
"Tadi pagi kamu di anter Reyhan gak?"tanya Leza. Vayla menggeleng pelan.
"Aku takut banget ngomongin ini Vay,takut kamu sakit hati. Tapi kamu temen aku,gak mungkin aku sembunyikan ini dari kamu"lanjut Leza lagi
"Gapapa za,apapun itu aku siap dengerin"jawab Vayla pelan.

"Tadi pagi aku anter kakak sepupuku di SMA Melati,sekolah khusus cewek itu loh"
"...terus aku sih nganterin kakak sepupu aku gak sampe gerbang,agak jauh dari sana. Nah,pas depan gerbang aku liat Reyhan lagi nganterin cewek namanya Cantika. Kata kakak sepupuku dia mayoret,gila kan? Emang cantik sih sebenarnya"
"...aku cuma mau ngasih tau ini aja Vay,aku bener-bener liat itu Reyhan. Gak mungkin aku salah liat apa lagi buat-buat ni cerita. Masalah tu cewek siapa aku sama sekali gak tau,mungkin temen atau sepupunya. Coba aja kamu tanya sama Reyhan ya"lanjut Leza lagi.

Muka Vayla lesu nampak sekali dia kecewa.
"Ada apa Vay?"
"Reyhan bilang dia gak bisa nganterin aku gara-gara dia agak siangan datangnya nanti. Terus pas aku sampai di sekolah,motor Reyhan udah ada di parkiran,apa itu disebut kesiangan?"
"...malam Kemaren juga aku ngechat dia tapi gak di bales-bales padahal dia online. Siapa sih gak was-was chat gak di balas padahal online?"Vayla sangat takut akan patah hati meskipun dia tau setiap jatuh cinta akan ada patah hatinya tapi Vayla sudah trauma dengan orang ketiga. Harap-harap didalam hatinya tidak ada lagi orang ketiga di dalam hubungannya.

"Kamu minta penjelasan aja dulu sama Reyhan. Aku juga gak tau harus gimana. Sabar ya Vay,aku tau kamu kuat kok"Leza mengelus pundak Vayla
"Gapapa Za,kamu udah ngebantu aku. Makasih ya"Vayla tersenyum kepada Leza. Leza pun pamit dan meninggalkan Vayla.

---

Vayla terbangun jam 5 subuh. Langsung dia laksanakan solat subuh dan mandi. Vayla mengecek hpnya dan ada notif dari Reyhan. Lagi. Reyhan tak bisa menjemputnya dengan alasan yang sama. Vayla menarik nafas dalam-dalam dan merasakan sesak.

Vayla tak bersemangat sekolah ataupun sarapan. Dia langsung saja pergi ke sekolah dan untungnya masa Agung tidak sibuk.

Sesampainya di sekolah,terulang lagi kejadian Kemaren. Motor Reyhan sudah ada di parkiran.

Bagus sekali. Cuaca hari ini sesuai dengan suasana hati Vayla. Mendung. Vayla berjalan ke kelas melewati pinggir lapangan. Titik-titik hujan mulai turun. Ingin rasanya Vayla menangis diiringi titik-titik hujan ini. Namun gadis itu tahan,dia tak boleh lemah.

Namun di ujung sana ada seorang pria yang ingin sekali berada sisinya,ingin menjadi prioritasnya,dan ingin sekali di anggap spesial.

Tapi semua sirna. Vayla sangat membenci Fiko. Namun Fiko tak akan menyerah begitu saja. Batu yang ditetes air lama-lama akan rapuh juga. Kira-kira seperti itulah.

---

Vayla masuk kelas dengan sedikit basah. Dan tentunya tidak semangat. Leza menghampiri Vayla.

"Dia datang lagi?"tanya Vayla. Leza bingung dengan ucapan Vayla.
"SMA melati"sambung Vayla. Leza menarik nafas dalam-dalam dan mengangguk. Vayla membuang muka ke arah Leza.

Butiran kristal bening jatuh. Vayla sangat benci menangis karena cowok. Tapi hatinya sakit. Sungguh sakit. Umur hubungan mereka belum menginjak satu minggu tapi ini sudah terasa sakit.

Tak mau menunggu lama Vayla langsung keluar dan mencari Reyhan.

...

"Kak,Reyhannya ada?"tanya Vayla ke salah satu siswi.
"Ada,mau aku panggilin?"tanya siswi itu dengan tatapan meremehkan. Vayla mengangguk.
Tak perlu waktu lama,Reyhan keluar.
"Ada apa?"tanya Reyhan singkat.
"Sibuk gak?"tanya Vayla. Reyhan geleng.
"Ikut aku sebentar ke belakang sekolah"Vayla langsung menarik Reyhan

Untungnya saat ini belakang sekolah sangat sepi. Malahan cuma ada mereka berdua.

"Ada apa?"tanya Reyhan
"Kamu jujur aja sama aku"
"Kenapa?"tanya Reyhan lagi
"Aku udah tau kamu bohong Rey"ucap Vayla selembut mungkin
"Bohong apaan Vay?"Reyhan tidak mengerti. Atau pura-pura tak mengerti?
"Siapa cewek itu?"
"Hah?"
"Cewek dari SMA melati. Itu siapa Rey?"Vayla menahan tangis. Ada jeda sedikit diantara mereka.
"Itu temen aku"jawab Reyhan. Vayla tidak puas dengan jawaban itu.
"Yakin cuma temen? Buktinya kamu bohongin aku demi dia"
"Vay,kamu apa-apaan sih. Dia itu temen aku. Kok kamu marah? Kamu gak percaya aku? Aku kan pacar kamu Vay! Kok kamu possesifan kayak gini sih? Jadi males aku kalo kayak gini"Reyhan hampir membentak Vayla dan pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

Possesif? Possesif dari mana? Vayla hanya ingin Reyhan jujur. Jika benar dia ingin mengantar cewek itu ke sekolah setidaknya jangan berikan alasan kesiangan. Vayla hanya ingin Reyhan jujur.

Rintik hujan jatuh dipindah Vayla dan diikuti air matanya. Benci sekali rasanya menangis untuk orang yang dicintai. Dikasih hati malah begini.

Vayla menarik nafas dalam-dalam. Haruskan Vayla percaya lagi seperti sebelumnya kepada Reyhan? Tetapi lelaki itu sudah membohonginya. Vayla masih bisa bersabar untuk saat ini dan entah sampai kapan.

---

Hai....maaf banget telat apdet😣aku lagi sibuk banget nget nget sama ekskul sekolah nih😌mon maap ya...btw aku mau nanya nih!

Kalian tau gak nama aku siapa?

Pelase jawab ya(:

Luvs ya🤍🌸
Syhh

My Bad KetosssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang