Happy Reading🌸
~~~
Vayla menatap sendu album foto tua miliknya itu. Album foto yang penuh kenangan itu sudah sangat berdebu. Dari dulu Vayla sangat suka membuka album itu. Sampai sahabat Vayla yang bernama Andra meninggal,Vayla menjadi takut membukanya kembali. Takut akan kenangan pedih,pahit,perih itu kembali lagi. Tapi saat ini dia kembali memberanikan diri membuka album itu.
"Ndra...aku kangen"ucapnya lembut.
"Aku ingek banget dulu kamu sering curhat tentang cowok nakal di sekolah kamu.."
"...awalnya kamu benci,lama-lama kamu suka kan?"Air mata Vayla jatuh
"..haha di sekolahku juga ada cowok nyebelin Ndra. Aku harap gak akan suka sama dia deh"Vayla tertawa miris
"Gak akan..! Kan ada Reyhan sekarang nemenin aku. Aku gak sendirian lagi deh"
Vayla menatap nanar sebuah foto yang di tengahnya ada Reyhan sedangkan diikuti ada Vayla dan di kanan ada Andra.Namun,tiba-tiba Vayla teringat kejadian saat Fika membonceng dirinya hujan-hujanan. Vayla tersentak dari tangisnya dan merasa bingung.
"Ahh anjir ngapain mikirin dia!"
Vayla menutup album fotonya dan menyimpan dengan baik di rak. Vayla mengambil buku pelajaran setidaknya itu membuat dirinya tak memikirkan kejadian paling menyebalkan itu lagi.---
Hari ini Vayla datang terburu-buru. Bukan karena ini hari Senin. Tapi karena sekolah Vayla sedang MID semester jadi tidak boleh telat. Untungnya saat Vayla masuk gerbang,saat itu pula bel berbunyi.
"Vay,kamu ntar jangan pelit-pelit dong bagi jawaban. Kan Vayla cantik gak pernah pelit bagi pr. Masa pas mid enggak sih. Iya kan vay?"Riska menaikan sebelah alisnya.
"Hmm...kalian enak satu ruangan. Lah aku...!"
"Hahah rasain kamu Gis. Mana hari ini kimia,euhhh! Untung ada Vayla di ruangan kami"kata Tiara.Giskapun masuk ke ruangannya
"Eh Vay,ntar jam sembilan ke toilet ya. Jangan lupa sama jawaban lo. Oke!"kata Giska sambil membentuk jari👌.Vayla menjawab soal dengan serius meskipun diselingi panggilan kecil dari teman-temannya. Vayla tak pelit,dia membagi jawabannya. Vayla teringat bahwa jam 9 nanti dia harus ke toilet. Ketika melihat ke arah jam tangannya,masih kurang dua menit lagi. Cepat-cepat Vayla menulis jawabannya.
Vayla pun keluar kelas dengan membawa kertas kecil. Guru pengawas tak curiga sebab muka Vayla seperti anak baik-baik. Ketika ingin ke toilet.....
"Sial!"ucap Vayla pelan. Fiko sedang berjalan melawan arah dari Vayla. Vayla merasakan firasat tak enak. Ingin rasanya Vayla memutar arah tapi tak mungkin,jalan satu-satunya ke toilet hanya ini.Vayla dengan percaya diri berjalan hingga satu tangan mencekal lengan Vayla.
"Mau ke mana?"
"Ke toilet kakak"jawab Vayla sesopan mungkin
"Mau ngapain?"
"Kak Fiko yang terhormat,kakak memang ketua osis disini. Tapi kakak tak boleh semena-mena ingin tahu kegiatan orang lain. Terima kasih"jawab Vayla gemas.
"Mana?"tanya Fiko lagi
"Apanya?"
"Jawabannya,jangan bilang aku gak tahu ya"
"Apaan sih kak!"suara Vayla naik satu oktaf.
"Aku liat Giska tadi masuk toilet. Jangan curang"
Vayla melepaskan cekalan tangan Fiko dengan kasar dan pergi menjauh. Padahal Vayla sudah berbuat sopan tapi tetap saja makhluk kuno itu tetap menyebalkan.Sesampainya di toilet,benar ternyata ada Giska.
"Dari mana aja kamu,kok lama banget"kata Giska
"Ssstttt....kecilkan dikit Gis. Nanti kedengaran"
"Yaudah mana jawabannya"kata Giska dengan volume suara sedikit pelan. Vayla memberikan kertas kecil itu.
"Kamu kenapa lama tadi Vay?"tanya Giska lagi
"Ketemu makhluk kuno. Panjang urusan"jawab Vayla. Giska hanya menyengir menggoda Vayla. Vayla yang melihat itu merasa ngeri,cepat-cepat dia segera pergi dari toilet.---
"Hwaaaa sehari selesai!!"teriak Tiara
"Jangan kenceng-kenceng deh ngomongnya. Malu tauk!"kata Leza.
"Biarin"Tiara menjulurkan lidah. Vayla melihat sekeliling gerbang tidak ada mobil mas Agung. Vayla membuka hpnya dan ada pesan dari mas Agung kalau dia tidak bisa menjemput Vayla hari ini.Lalu datang dari samping suara Vespa tua. Ohh... Vayla tau itu siapa.
"Ayo,aku anter"kata Fiko singkat.
"Gak,makasih"Vayla hanya berkata acuh sambil membuang muka. Vayla tak mau kejadian saat hujan-hujanan itu kembali terulang.Lalu datang suara motor ninja dari belakang. You know who....
"Ayo Vay,bareng aku aja"ajak Reyhan. Situasi semakin tegang. Hal itu dirasakan oleh teman-teman Vayla. Fiko menatap tajam Reyhan,begitupun sebaliknya."Mampus gue bertaruh Vayla pasti milih kak Reyhan"kata Tiara kecil Leza hanya mengangguk.
Dan benar saja,Vayla memiliki Reyhan.
"Ayo Rey,aku barengan sama kamu aja ya"kata Vayla yang di balas senyuman oleh Reyhan. Mereka berdua melesat pergi meninggalkan gerbang sekolah. Fiko hanya menatap kepergian mereka."Sabar ya kak. I know you strong"ucap Giska puitis
"Kalo kakak memang yang terbaik buat Vayla pasti selalu ada jalan kok"timpal Riska. Sontak yang lain termasuk Fiko melihat ke arah Riska
"Memang kak Fiko suka sama Vayla?"tanya Leza. Riska hanya diam menggerutuki kebodohannya. Fika hanya cuek dan segera pergi dari sekolah.---
"Makasih ya udah nganterin ke rumah"
"Santai aja kali Vay"cengir Reyhan
"Gak mampir dulu?"tanya Vayla
"Lain kali aja deh,aku mau belajar dulu soalnya besok fisika"
"Oke yaudah,hati-hati ya!"
"Kamu belajar yang rajin ya. Semangat!"ucap Reyhan sambil mengelus rambut Vayla lalu segera pergi.Vayla teringat kejadian dulu bersama Reyhan. Mulai dari mani hujan bersama-sama,membuat pr,masak kue,belajar bersepeda,hingga...
"Gak! Aku gak mungkin kayak itu lagi. Vay,kontrol! Reyhan sahabatmu. Gak mungkin peresaan itu balik lagi!"ucap Vayla dalam hati. Ya,Vayla merasakan hal yang pernah ia rasakan dulu ketika SMP.
"Vay,kamu gak boleh suka sama Reyhan lagi!"
~.~.~.~
Hohoooo setelah sekian lama gak apdet ya,hihi:v. My Bad Ketos akan apdet setiap hari Kamis insya Allah kalo aku gak sibuk ya. Soalny sebelum aku mau publish biasanya aku menambahkan sedikit agar tidak terlalu membosankan. Thank you yang masih setia nungguin My Bad Ketos apdetLuvs ya🌸
Syhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Ketosss
Teen Fiction"Bad"disini bukan lah artian dari bad boy atau semacamnya. Bukanlah pria nakal keren yang selalu menjadi pujaan wanita. Bukanlah pria nakal yang membawa motor ninja melainkan Vespa. Bukanlah pria western atau kota melainkan pria desa. Bukan. Buanggg...