Enam

1.6K 56 0
                                    

Happy reading and Vomment🌸

~~~

Vayla masih melamun memikirkan ucapan Arga tadi. Apa yang diuntungkan dari seorang Fiko? Vayla tak percaya bahwa Fiko itu orangnya dingin. Lihat dari sikapnya terhadap Vayla tadi,gadis itu menyimpulkan bahwa sikap Fiko itu menyebalkan dan tak asik. Tapi akibat ucapan Arga tadi,Vayla kembali memikir.

"Vay,mikir apa sih? Kok kamu melamun terus?"ucap Riska sambil mengunyah makanan. Vayla hanya menggeleng.
"Katanya pas ulang tahun sekolah nanti,ada sekolah dari Malang loh. Niat banget kan!"seru Tiara
"Anjayy,cowok-cowoknya pasti keren-keren tuh"ujar Leza semangat.
"Hmm mikirnya ke cowok aja terus. Sebelum acara ulang tahun kan kita MID dulu"ucapan Giska tadi menyurutkan semangat Riska
"Ah malas banget deh,harus belajar dulu baru senang-senang. Gak asik!"pipi Riska penuh dengan batagornya
"Ya masih enak dong! Kan acaranya 2 minggu. Jadi gak belajar"
"HAH? BENARAN?!"ucap Riska semangat sampai-sampai batagornya keluar dari mulutnya sendiri
"Iwwhh Riska!!"jerit Vayla karena batagornya mengenai tangan Vayla. Riska hanya mengakak melihat ekspresi Vayla yang jijik
"Pergi cuci tangan,tuh kotor tanganmu"suruh Riska
"Ehh..ini kan salah kamu Ka,temenin aku dong"ucap Vayla sambil cemberut
"Ogahhh"

Terpaksa Vayla jalan ke wastafel terdekat sendirian. Berharap dia tidak bertemu dengan Fiko. Namun sayangnya,apa yang di harapkan tidak terwujud. Fiko sekarang sedang duduk di dekat UKS itu persis dekat dengan wastafel terdekat. Namun Vayla tidak terlalu memikirkan itu. Dia tetap melanjutkan perjalanannya dan mencuci tangannya.

Vayla merasa risih,bagaimana tidak? Fiko terus menerus melihat dirinya. Sebelum meninggalkan wastafel Vayla menjelit ke arah Fiko dan itu membuat cowok itu terkekeh. Akibat kesal,Vayla tak sadar ada air dan dia terpeleset. Alhasil Fiko tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu. Orang disekitar Fiko melihat aneh ke arah pria itu. Kejadian itu memang lucu,tapi gelak tawa Fiko terlalu berlebihan. Vayla menjelit ke arah Fiko dengan posisi yang masih terduduk. Fiko pun mendekat ke arah Vayla dan menjulurkan tangan

"Duduk terus. Gak bisa berdiri apa? Ayo tegak" Vayla hanya melihat tangan Fiko dan mendecih.
"Sorry ya,gue gak butuh bantuan lo!"ucap Vayla kaku,karena Vayla jarang sekali menggunakan kata 'gue-elo' Vayla menggunakan itu kepada Fiko agar lelaki itu menilai Vayla tak sopan dan segera menjauhinya.

Vayla hendak bangkit,tetapi saat hendak berdiri gadis itu malah terjatuh lagi akibat licinnya lantai. Dan Fiko pun kembali tertawa lagi.
"HAHAHAH KAMU LUCU!"ucap Fiko disela tawanya. Vayla segera memukuli kaki Fiko yang berada di dekatnya. Tanpa aba-aba,tanpa persetujuan, Fiko langsung menarik saja tangan Vayla dan ditariknya menjauh dari lantai yang licin tersebut.
"Ihhhhh...! Siapa suruh narik-narik?! Gak sopan banget tau gak!"bentak Vayla. Fiko sekarang hanya tersenyum lebar menatap gadis pemarah itu. Vayla menghentakkan kakinya menjauh dari Fiko. Tak sadar,banyak pasang mata melihat ke arah mereka namun Fiko kembali ke sikap awalnya,dingin.

Vayla ke belakang sekolah untuk mengeringkan roknya yang basah.
"Ahh...lama Deng kalo cuman ngandelin angin"rengeknya. Vayla pun bertanya-tanya dalam hati,apa iya Fiko itu dingin? Dilihat dari sikap Fiko tadi,tampaknya dia orang yang ramah dan ramah. Ahh...!! Kenapa sekarang dia malah memikirkan Fiko? Si ketua osis Songong,pemarah dan jelek itu. Seharusnya dia memikir kan roknya yang basah. Vayla tak mau masuk ke kelas dengan keadaan basah seperti itu.
"Ahhhhh dasar monyet lu Fiko!!"jerit Vayla.

Cekrekkk....

Vayla mendengar ada suara potretan. Matanya pun memandang sekeliling mencari ada siapa disana. Vaylapun memejamkan mata,dan....

My Bad KetosssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang