Action 12

2K 209 29
                                    

Karin membuka kedua matanya, dia melihat sosok kakaknya---Naruto--- yang menatapnya dengan cemas.

"Syukurlah kau sadar," ucap Naruto, "aku kaget sekali melihatmu tumbang di depan toilet."

"Naruto..." ucapnya lirik, "aahh... kepalaku pusing sekali."

"Sebentar lagi sensei datang, kau jangan berdiri dulu ya." Naruto memberikan segelas air dan membantu Karin untuk duduk. 

Karin meminum air hangat itu, Naruto menatap cemas pada saudara kembarnya dan menepuk pelan pundaknya, "Ada apa?"

Karin yang nerasa Naruto bisa menebak, kini mulai mengeluarkan air mata, "Naruto..."

Namun Karin tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Naruto langsung memeluk Karin berusaha menenangkannya. Naruto bisa menebak apa yang terjadi pada Karin, mungkin tebakannya ini akan salah, tapi dilihat dari ekspresi Karin yang baru keluar dari toilet tadi membuat Naruto curiga.

.

.

Sakura duduk di kantin dengan susu strawberry yang dia beli, sedangkan Gaara duduk di hadapannya dengan tegak sambil menataop Sakura dengan intens.

"Jadi, ada urusan apa?" tanya Sakura dengan ramah.

Gaara sempat ragu, namun dia harus mengatakannya, "Sebenarnya, aku dilarang untuk memberitahumu, tapi ini sangat serius."

"Ya?"

"Kau ingat ketika terakhir bertemu dengan Neji?" tanya Gaara.

Sakura mengangguk, "Ya, saat itu kau juga ada di sana 'kan?"

Gaara mengangguk dan menghela napasnya, "Haruno-san... Neji sakit."

Sakura mematung, mencoba untuk mencerna apa yang baru saja Gaara katakan, "Maksudmu? Sakit demam?"

Ekspresi Gaara tidak berubah, dia memasang wajah pilu, "Semakin hari sesak napasnya semakin parah."

Sakura mengerjapkan kedua matanya, "Sakit... batuk?"

"Haruno-san, aku diminta untuk tutup mulut oleh Neji, dia tidak ingin membuatmu khawatir," ucap Gaara.

"Neji selalu hilang dariku, dengan sesuka hatinya tiba-tiba muncul di hadapanku---"

"Itu karena dia tidak ingin membuatmu khawatir, dia ingin kau selamat, dia selalu mengirim pengawas setiap hari untuk melindungimu dari kejauhan..." Gaara sedikit menggeram, "kumohon, mengertilah, Neji tersiksa, Neji berusaha terlihat sehat di hadapanmu, namun kanker paru-parunya tetap menggerogoti dirinya."

Wajah Sakura mulai pucat.

Kanker paru-paru?

Sejak kapan?

"Aku diminta tutup mulut, Naji tidak ingin kau mengasihaninya, Neji sangat mencintaimu, dia bahkan tahu hubunganmu dengan Sasuke," lanjut Gaara.

Sakura tidak menjawab, dia hanya terpaku duduk dengan ekspresi pilu.

"Neji selalu memperhatikanmu, aku sangat yakin karena... dalam tidurnya, dia selalu memanggil namamu."

Sakura mulai menangis.

"Neji bukannya menjauh darimu, tapi dia sengaja memberi jarak agar jika tiba saatnya, kau tidak terlalu merasakan kesedihan, tapi Neji pun terbentuk oleh obsesinya untuk menjadi pemimpin mafia..." Gaara beranjak dan berlutut di hadapan Sakura, "kumohon, Haruno-san..."

"Ga-Gaara!" Sakura berdiri dan berusaha menari Gaara agar berdiri.

"Aku mohon, kembali ke sisi Neji dan bujuk Neji agar berhenti pada obsesinya, berikan kehidupan normal untuknya."

Gengster VS QueenBeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang