Minrene Series 43

787 70 8
                                    

"Kerja bagus wendy... seperti biasa, suara mu sangat mengagumkan" puji seulgi. Aku mengacungkan jempol kearahnya, memuji kemampuan vokal wendy

"Sekarang giliran ku, semoga tidak lama" ucap seulgi langsung masuk ke dalam ruang rekaman.

"Unnie, bagaimana kalau kita cari minuman diluar?" Wendy duduk disampingku bersama yeri dan joy

"Ide bagus......."

"Kenapa tidak mengajak kami juga?" Celetuk yeri

"Aku punya beberapa urusan dengan unnie, jadi kalian tunggu disini saja, nanti akan kubelikan kopi"

"Aku tidak ingin kopi, belikan aku vanila latte" pungkas joy

"Iya iya........kalian tunggu sini saja" wendy menarik ku keluar ruangan bersamanya.

Kami berjalan menuju cafe yang berada di sebrang gedung SM. Cafe ini biasa didatangi karyawan SM untuk menghilangkan penat pekerjaan ataupun mencari ketenangan, tidak terkecuali dengan artis-artis SM entertaiment. Mereka akan datang dengan anggota mereka.

"Es cokelat 1, americano 2, vanila latte 1 dan mochacino 1" ucap wendy pada pelayan. Kami duduk didekat pintu masuk, menunggu pesanan dibuat.

"Unnie tau kemarin aku shooting dengan mino?" Tanya wendy tiba-tiba membuat aku sedikit terkejut

"Aku tau, unnie yang menyemprotkan parfume ke jaket dan baju untuk shooting juga bukan?" Lanjutnya

Aku langsung menatap serius kearahnya "ti....tidak! Kim tidak pernah memberi tau jadwal shooting mu! Bukan aku juga yang menyemprotkan parfume! Jangan bercanda"

"Aku bukan anak kecil unnie, aku tau"

"Ya....ya...memang, aku yang menyemprotkan karena baju dan jaketmu belum sempat dicuci. Aku pikir tim produksi seharusnya memberikan pakaian layak untuk pemainnya, kenapa mereka bisa mengabaikan hal seperti itu?" Elak ku. Wendy tidak boleh tau alasan yang sebenarnya parfume itu ada dijaket dan bajunya. Dia pasti akan meledek ku.

"Mino tau parfume itu, dia mengenal wanginya"

"Benarkah? Lalu apa reaksinya?" Tanpa sadar aku bertanya dengan nada penasaran

"Ahhhh.....apa unnie penasaran?"

"Cepatlah beri tau ku! Ayo cepat beri tau!!!"

"Kenapa tidak tanya langsung padanya?!!"

"APAAA?!!! Dia disini? Apa ada mino? Wendy!!!!" Aku melihat sekelilingku untuk memastikan apakah ada tanda-tanda mino atau tidak.

"Kamu mengharapkan dia disini?!! Ya! Unnie! Kamu benar-benar masih mengharapkan dia" wendy terkekeh melihat tingkah ku yang sedikit canggung setelah diledeknya

"Dia tidak disini, tapi dia mendengar" lanjutnya

"Dia mendengar? Maksudnya?!!!"

"Aku menelponnya saat kamu mencari tempat, dia mendengar semua pembicaraan kita tadi unnie"

"YAAAAA!!! WENDYYYY!!!!"

"Hahahahaha wajahmu memerah unnie" wendy menunjuk kearah wajahku yang terasa memanas karena memerah.

"Tentu saja aku bohong, aku baru ingin menelponnya" wendy mengeluarkan ponsel dari saku celananya

"Aku tidak ingin bicara padanya"

"Kenapa? Karena kamu tidak ingin tau kebenarannya? Kamu takut semua yang kamu lakukan ternyata salah? Ayolah unnie, kamu tidak bisa mengabaikannya. Aku tau kamu sangat menyukai mino" wendy menatapku dengan tatapan menginterograsi. Matanya seakan-akan menghujaniku untuk membenarkan pernyataannya.

IDOL DATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang