• MAD •

881 120 37
                                    

MISS ME?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kang Seulgi, sebenarnya ia tidak paham kenapa hidupnya selalu saja mengalami banyak cobaan. Dan kali ini, dengan segala emosi dan tekanan batin yang sesak, ia harus duduk disebuah cafe bersama dengan Jimin dan satu wanita cantik berambut merah nan panjang itu.

"Jadi, kau siapa?." tanya Seulgi dengan tegas.

"Emmm, emm..aku, aku Rose."

"Tidak, maksudku apa hubunganmu dengan Jimin??."

Bukannya menjawab, gadis berambut merah terang itu menyenggol kaki Jimin dan terus meracau pelan.

"HEI! bisakah kau menatapku saat kita sedang bicara?." tukas Seulgi sembari mengetuk meja sedikit keras.

"A-ah, kakak..sebenarnya, a-aku.."

"Dia adikku Seulgi, dia adik kandungku." pungkas Jimin dengan helaan nafas pelan.

Mendengar jawaban Jimin,tentu saja Seulgi terkejut.
"APA? adik?."

"Iya, biar kujelaskan. Jadi, saat Rose berusia 15 tahun..dia memohon pada ayah agar diberi kesempatan sekolah diluar negeri..dan saat itu Rose memilih canada sebagai tujuannya..singkat cerita, Rose tahu kejadian ayah dan Sana. Dia berusaha untuk kembali ke korea namun aku menentangnya, karena aku ingin Rose tetap fokus pada sekolahnya. Lalu, soal pertemuan dicafe waktu itu, Rose menangis setelah mendapat surat dari ayah tentang kepergiannya. Dan, yang kau lihat digedung pernikahan, dia sebal karena aku tidak memperkenalkannya padamu, dia ingin bertemu dengan wanita yang kucintai, tapi aku belum siap mengenalkan Rose padamu." jelas Jimin seraya mengingat semua rentetan kejadian.

Seulgi terkejut, ya. Sangat terkejut, ia sampai tak bisa berkata kata karena kenyataan seperti ini cukup membuatnya bungkam.

Lalu Rose meraih tangan putih Seulgi.
"Kak, kau pasti sangat jengkel padaku kan? mian..bocah sialan ini selalu mengulur waktu, padahal aku ingin sekali bertemu denganmu."

"Ya?! apa maksudmu bocah sialan?!."

"Kakak memang sialan. Kak, waktuku tidak banyak, aku harap kehidupan kalian bisa terjalin dengan baik..aku harus kembali kuliah di canada..setidaknya, kau harus tahu faktanya lebih dulu..tolong jangan jauhi kakakku lagi. Dia tidak akan selingkuh, percayalah..dia pria yang baik!." ujar Rose dengan tatapan berbinar pada Seulgi.

Setelah puas menjelaskan, tiba tiba Rose mengeluarkan sebuah foto, lalu ia serahkan pada Seulgi.

"Apa ini?."

"Lihatlah kak, agar kau percaya..ini ayah, ibu, kakak dan ini aku." tunjuk Rose.

Seulgi mengangguk paham.
"Ahh, begitu..maaf, aku terlalu berpikir jauh."

"Tidak! kakak tidak salah, ini semua karena kakakku! aku juga heran kenapa dia tidak segera mengenalkanku padamu!."

Benar, detik itu juga...Seulgi sadar bahwa berpikir negatif terus akan membuatnya terpuruk. Apa yang ia takutkan, ternyata salah.

Before A SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang