• BAD •

823 109 25
                                    

Pagi hari, Jimin melewatkan sarapannya dan bergegas pergi dengan alasan adanya meeting penting. Padahal, Seulgi tahu, bukankah ada seseorang yang mengirim pesan pada suaminya untuk segera menemui dirinya?

Seulgi tak berkutik saat Jimin memeluknya lalu mengecup bibirnya sekilas. Baginya, perlakuan Jimin benar benar rendahan.

"Sayang, sampai kapan kau tidak mau melakukannya denganku?." rengek Jimin sembari memajukan bibirnya kedepan.

"Maaf Jim, aku masih tidak bisa melupakan Jiyeon."

"Hmm, baiklah aku paham.. aku akan sabar sampai kau siap."

Lagi lagi Seulgi hanya diam, sengaja menjaga batasannya pada pria brengsek berkedok suami dalam hidupnya. Monolid cantiknya terus mengamati gerak gerik Jimin, saat pria itu berlari menuju mobilnya yang sudah siap didepan pintu depan. Seulgi bisa lihat, betapa paniknya sang suami saat ini.

"Kau telah mempermainkan orang yang salah Jim." lirih Seulgi seraya tersenyum simpul.

********

( Apartemen Hyewon )

brak.

Hyewon sampai terkejut karena Jimin membuka pintu apartnya dengan keras seperti orang kesetanan.

"Hye? ayo kerumah sakit!." tukas Jimin dengan nafas yang terengah engah, seolah baru saja mendaki gunung lewati lembah ~~~

"Kenapa? karena aku hamil? aku hanya menggodamu. Pasti, sebal ya? sedang quality time bersama Seulgi, tapi moodmu jelek saat tahu kabar tipuanku?."

Pria dengan pipi tembam namun sexy itu langsung berubah ekspresi, kedua mata sipitnya berkedip berkali kali, dan emosinya sudah berhasil sampai di ubun ubun. "Hye, ini tidak lucu."

Hyewon tertawa keras lalu melangkah kedalam kamarnya, menjatuhkan bokongnya diatas kasur lalu melambaikan tangannya pada Jimin.

"Tidak lucu, tapi aku suka reaksimu. Lagipula, sejak kapan kau berani menyentuhku Jim?."

Kaki berotot Jimin melangkah gontai menuju tempat dimana Hyewon berada, gadis berambut panjang dengan wajah polos namun berbahaya ini benar benar membuatnya tak habis pikir. Tapi jujur saja, melihat Hyewon tersenyum begini, Jimin merasa teduh. Hyewon benar benar cantik.

"Hye, kemarilah." titah Jimin sembari membawa tubuh Hyewon masuk kedalam pelukannya. Tangan kekar berhiaskan cincin itu mengelus pelan kepala Hyewon sebelum ia melayangkan kecupan dipucuk kepala wanitanya.

"Jangan bersikap manis Jim, aku tidak bisa menerimanya." lirih Hyewon.

"Kenapa? kau tidak suka?."

"Bukan begitu, aku teringat Seulgi."

×××××××××

Karena Seulgi bosan dirumah, ia pun memutuskan untuk pergi ke hongdae. Hanya memoles makeup tipis saja, kecantikan Seulgi tidak terelakkan. Niat hati ingin menghibur diri, namun saat ia melangkahkan kakinya santai, tiba tiba ada sosok yang menarik tangannya.

Before A SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang