• 실망한 •

840 122 78
                                    

Hai gengs, aku mau sekedar ngasihtau.. jangan skip, baca baik baik yaa..

First, aku ga lagi marah,ngga sama sekali. ☺️☺️☺️☺️💜💜

Aku mau ngelurusin aja, kenapa sih aku up nya lama dan kenapa dikit banget partnya..Kalian tau kan, dengan adanya aku rajin up jelas pastinya karena kalian juga antusias sama ceritaku.

Ada alasan kenapa aku begini, kalo kalian mau aku fast up..ya Komen,Vote juga.

Bener gasih? kalo kalian diem diem aja,trus aku rajin UP percuma dong? hehe.

Lagian, kalo emang ceritaku jelek, gapapa gausa diikutin,aku gamaksa kalian kok ;)💜💜

×××××

Boleh tidak aku mengumpat? boleh tidak aku membunuh pria yang sedang terlelap disampingku ini? aku ingin sekali meneriakinya, ingin membenci,ingin melenyapkannya! tapi, aku tetaplah aku, seorang wanita yang meski benci, tapi tetap memiliki perasaan padanya.

Kurasa, kalian paham maksudku kan? aku tahu, kalian menganggapku BODOH.

Itu karena kalian tidak tahu, seperti apa perasaanku padanya. Aku juga sakit hati, sangat dan teramat. Pedih dan hancur disaat yang bersamaan, tolong..beri aku waktu untuk benar benar menyelesaikan semuanya.

Seulgi terdiam dalam posisi duduk diatas kasur, sambil memeluk kakinya sendiri, menahan getar tubuh karena isakannya. Monolid cantik itu membengkak, hidung mancung memerah dan juga nafas yang sesak menemaninya dipagi ini.

Sesekali, ia menoleh menatap wajah tenang Jimin yang masih terlelap dibalut selimut tebal. Bibirnya bergetar, kedua tangannya mengepal, sungguh Seulgi ingin melenyapkan pria ini. Sungguh.

Mungkin, isakan Seulgi semakin lama semakin jelas, hingga membangunkan pria berbibir tebal itu. Masih sayu, Jimin tak terlalu sadar jika Seulgi sedang menangis, tapi ia bisa mendengarkan isakan Seulgi dengan jelas.

"Seulgi? k-kau menangis?." seru Jimin setelah menyingkap selimut yang menutupi tubuh bagian atasnya.

Suara parau Jimin, dan perhatian palsunya benar benar menusuk Seulgi. Apalagi tatapan sendu Jimin, Seulgi tidak bisa menahan rasa kesalnya.

"Sayang? ada apa?."

Seulgi mengulum bibirnya sendiri,kemudian menangis kencang dihadapan Jimin, ia sudah tidak kuat lagi, sungguh. Seulgi lelah dengan semuanya, dan pria itupun semakin bertanya tanya, apa yang terjadi pada istrinya.

Aneh jika hanya diam memperhatikan Seulgi menangis terus menerus, akhirnya Jimin memeluk Seulgi, membawanya kedalam dekapan hangat.
.

.

.

(Play : Tata Janeeta - Penipu Hati ) kalo punya ehe.

"Hiks, hentikan Jim..kumohon, kumohon..sudahi. Kumohon." seru Seulgi dengan isakan sesaknya. Tangan putihnya itu memukul dada bidang Jimin berkali kali, meluapkan emosi yang tidak lagi bisa ditahan.

Before A SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang