Pardon me if there are any typos on them!
...
Matahari menyinari kota Jakarta begitu terik siang ini. Tidak ada yang berubah. Kemacetan yang ada seolah-olah tidak akan pernah berakhir. Suara klakson dari kendaraan berbagai roda itu kerap kali membuat siapapun akan menutup telinga.
Tetapi, pada siang itu sebuah senyuman merekah dengan sangat indah. Kedua kaki jenjangnya sedang menelusuri sebuah taman dengan senyum yang mampu membuat semua orang terhipnotis.
Sudah banyak pujian yang dia dengar siang ini. Seolah-olah hanya melalui pujian-pujian itulah, sudah mampu membuat gadis itu kenyang. Walau nyatanya dia hanya memakan satu buah apel dan juga sebotol yoghurt saja.
"CUT!"
Senyum itu langsung hilang. Kini wajah malaikat itu sudah digantikan oleh kerutan di dahi dengan kedua matanya yang mulai menyipit garang. Dia mengibaskan kedua tangannya di sekitar dan berseru, "Panas! Panas banget!" dengan keras.
Seorang gadis muda dan laki-laki berkacamata langsung menghampirinya. Sang gadis muda memberikan jaket untuk menutupi tubuh cantiknya dari terik matahari. Sedangkan sang laki-laki berkacamata langsung memberikan hamburger dan kopi americano yang merupakan favorit gadis itu.
Dia akhirnya mendudukkan bokongnya di atas kursi di sebelah sutradara, lalu kedua matanya memicing kepada hamburger dan americano yang masih berada di depannya. Dia belum menerima kedua benda itu. "Maksud lo apa memberikan ini ke gue? Lo mau buat gue jadi gendut? Trus lo doain supaya gue gak ada kerjaan? Gitu, Ben?" tanyanya dengan galak. Lantas dia memalingkan wajahnya ke samping dan memejamkan kedua matanya.
Benㅡmanajer gadis itu, langsung gelagapan. Dia segera menyembunyikan hamburger dan americano itu di balik tubuhnya. Tentu saja dia tidak bisa berbohong kalau dia merasa sakit hati karena dia sudah berusaha dengan sangat sulit untuk mendapatkan makanan dan minuman itu dalam waktu lima belas menit mengingat kalau artisnya tidak mau menunggu lama-lama.
Dia membelikan makanan tersebut karena kemarin artisnya marah besar akibat perutnya lapar dan tidak ada makanan apapun di depannya. Ben kira, artisnya akan merasa senang jika dia sudah membelikannya sekarang.
Tapi apa daya, yang bisa dia lakukan hanyalah menutup mulut.
"Berikan ke gue." Thea membuka kedua matanya lalu mengambil kipas angin kecil elektrik dari tangan Naraㅡasistennya yang masih berusia sembilan belas tahunㅡdengan paksa hingga membuat gadis muda itu terkejut.
Keduanya sudah biasa dengan sikap Thea yang selalu seenaknya sendiri ini. Wajahnya memang cantik, tapi sifatnya sudah menyerupai iblis betina.
"Thea? Bagaimana hubungan lo sama Andrew? Lo baik-baik saja kan sama dia?" Ben mulai membuka percakapan sambil memijit kaki Thea yang berselonjor di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Arms
Romance[Completed] Siapa yang tidak mengenal seorang Althea Allgera Rhodes? Dia bintang nomer satu. Semua orang memuja dia. Semua orang ingin menjadi kekasih dia. Sampai sebuah kecelakaan terjadi kepadanya, dan dia harus menerima seorang pengawal yang har...