CHAPTER 3

19.7K 924 4
                                    

Pardon me it there are any typos in them!

Jangan lupa share ceritanya kalau kalian suka!

Jangan lupa tekan bintangnya dulu sebelum baca!

Thea masuk ke dalam apartmentnya dan menutupnyaㅡlebih terlihat seperti membantingㅡdengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thea masuk ke dalam apartmentnya dan menutupnyaㅡlebih terlihat seperti membantingㅡdengan keras. Wajahnya memerah menahan amarah dan dia melemparkan tas brandednya tanpa arah tidak mempedulikan apakah benda mahal itu akan lecet atau tidak.

Dia langsung masuk ke dalam kamarnya lalu membaringkan tubuh di atas ranjang king sizenya. Kedua matanya kini jatuh kepada sebuah pigura raksasa yang berada di depan kasur. Senyum secara otomatis terbit di wajah Thea saat menatap wajahnya sendiri. "Siapa yang gak akan tertarik sama lo?" tanyanya sambil menatap pigura yang sebagian besar mengisi wajahnya itu. Dia meniarapkan tubuhnya lalu menopangkan kepalanya dengan kedua lengan yang bertumpu di atas kasur.

Ingatannya jatuh kepada pria yang berlagak seolah-olah dia tidak mengenalinya. Thea berdecak kesal lagi. "Dia pasti gila. Semua laki-laki tertarik sama gue," ucapnya bermonolog. "Ah gue tau!" Lalu jemari lentik berkutek merah itu terjentik ke udara dengan senyum yang sangat lebar. "Dia pasti lagi jual mahal aja sama gue. Gampangan. Gue sudah tau motifnya. Cih, sok-sokan gak tertarik tapi nantinya juga mohon-mohon buat jadi pacar gue." Hanya memikirkannya saja sudah membuat Thea tertawa sinis. Dia suka kalau dia sedang menjadi pusat perhatian. Dia suka kalau semua orang memerhatikannya. Baik atau buruk? Siapa peduli! Yang penting semua orang menatap dan memberi perhatian kepadanya.

"Capek banget." Dia memejamkan kedua mata lalu kini berbaring sambil menatap atap kamar. Mulutnya sudah terbuka beberapa kali menandakan kalau dia sudah sangat mengantuk. Tidak perlu ditunggu, akhirnya kedua matanya terpejam dan dia langsung jatuh ke dalam alam mimpi.

...

Bunyi dentuman dari berbagai alat musik mengisi kedua telinga Thea malam itu. Dia melangkahkan kedua kaki jenjang dengan percaya diri. Kerumunan di dalam kelab sontak langsung membelah memberikan dia jalan. Thea senang kalau dia diperlakukan bak putri raja. Toh dia selalu diperlakukan seperti itu oleh Papanya sejak kecil.

"Lo kelihatan cantik banget malam ini, Thea." Tidak perlu menunggu lama, seorang pria yang beberapa hari ini sedang mendekatinya itu kini duduk di sebelahnya. Pria itu Joshua Sarka. Salah satu anggota dari boyband yang sedang naik daun. Katanya sih, suaranya bisa membuat semua wanita langsung jatuh cinta dan bertekuk lutut kepadanya. Tapi, say no untuk Thea. Tidak ada pria yang bisa menaklukannya. Dia yang akan menaklukan, dia yang akan mendominasi.

Joshua merentangkan tangannya di sofa dan mendekatkan tubuhnya kepada Thea yang sedang meminum satu gelas sloki berisi vodka. "Lepasin gak!?" Thea memberikan tatapan membunuhnya saat tangan Joshua kini berada di pinggulnya dan menarik tubuhnya untuk mendekat kepada Joshua. Kini indra penciumannya dipenuhi oleh wangi parfum dari pria itu.

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang