CHAPTER 30

13K 687 4
                                    

Mungkin Noel selalu berhasil untuk menangkal semua argumen Thea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin Noel selalu berhasil untuk menangkal semua argumen Thea. Tapi dia lupa kalau Thea adalah wanita yang akan selalu melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Bak perampok, wanita itu menjinjitkan kedua kakinya seraya berjalan keluar untuk menemui Noel yang sedang terbaring di sofa ruang tamu. Berbeda dengan kemarin kalau dia berjalan dengan langkah tergesa maka kali ini dia berjalan dengan sangat hati-hati agar tidak membangunkan si Noel.

Seperti kemarin malam, posisi Noel tetap sama dengan dia yang meringkuk ke bagian dalam sofa. Maka Thea menginjakkan kakinya pelan, masuk ke dalam bagian sofaㅡberbaring di sanaㅡdan mengamati wajah Noel yang sedang tertidur.

Senyum manis langsung mengembang di wajah wanita itu. Dia mengamati seluruh inci wajah Noel dengan lekat sembari tersenyum manis. Dia mengulurkan tangannya untuk menelusuri wajah Noel. Entah, tapi yang pasti dia tidak akan pernah bosan untuk melakukan pekerjaannya yang satu ini. Menelusuri wajah Noel sambil menatapnya lekat-lekat adalah hobi baru Thea.

Telunjuknya berada di kedua mata Noel, lalu turun ke hidung tinggi pria itu. Dan saat telunjuknya ingin menyentuh bibir tipis Noel, kedua mata pria itu terbuka dan langsung beradu tajam dengannya.

Thea langsung menarik tangannya menjauh dari Noel. Tatapan pria itu masih tajamㅡsedang mengintimidasi Thea yang terlihat gugup karena kepergok basah. "Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan nada datar.

Wajah Thea memerah. Dia langsung merasa malu akibat ketahuan. "Gue..." Dia berusaha untuk memalingkan wajah karena pria itu menatapnya begitu intens. "Gue..." ulangnya yang berujung ketidakjelasan. Akhirnya dia mengembuskan napas panjang. "Oke, gue pergi. Gue tau lo..." Thea beranjak untuk bangkit, tetapi tiba-tiba tangan Noel menariknya untuk kembali berbaring dengan lengannya yang ia gunakan sebagai bantalan.

Noel memosisikan diri untuk bisa mengamati Thea lebih jelas dengan jarak yang sudah sangat sempit. "Lo..."

Noel menaikkan alis, menunggu wanita itu untuk segera melanjutkan ucapannya.

Lalu kedua mata Thea turun ke arah bibir Noel. Thea langsung menutup bibir Noel sambil menatapnya dengan gugup. Bayangan mereka yang berciuman tadi langsung menari lagi ke dalam kepalanya.

Masih sambil menatap Thea intens, Noel menggunakan tangan kanannya untuk melepaskan tangan Thea yang sedang menutupi bibirnya lalu segera memajukan wajah untuk melumat bibir Thea lembut.

Thea memejamkan kedua mata, merasakan cumbuan Noel pada bibirnya yang terasa begitu lembut dan memabukkan.

Kedua tangan Thea menangkup wajah Noel dan saat dia melakukannya, Noel melepaskan bibirnya.

"Kenapa?" Thea tidak mengerti kenapa ada nada kecewa disuaranya.

Noel masih menatap wanita itu tajam, seperti sedang menelisik kedua bola mata Thea. Dalam sekali hentakan, dia langsung membalikkan tubuh mereka dengan posisi Thea yang berada di atas tubuhnya. Tangan Noel melingkar pada pinggang wanita itu, dan dia menekan tubuh Thea untuk semakin menempel kepadanya.

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang