CHAPTER 6

15.3K 821 9
                                    

Sebelum baca wajib tekan bintangnya dulu wkwk

Pardon me if there are any typos on them!

Pardon me if there are any typos on them!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Noel melirik Thea yang sedang duduk bersandar pada kasurnya sembari bermain ponsel melalui celah koran yang dia baca. Lalu dia melirik jam di lengannya dan menghembuskan napas panjang lagi. Pria itu melipat koran yang ia baca dan meletakkannya di atas meja, mengembalikannya ke tempat semula.

Pria itu beranjak dari tempatnya, dan Thea menyadari pergerakan Noel. Dia mematikan layar ponselnya, dan mulai bersedekap sambil menatap Noel tajam. "Apa lagi? Lo mau apa sekarang?" tanyanya dengan wajah yang sudah sangat tidak santai.

Noel tidak mengalihkan tatapannya dari Thea, dan untuk yang kesekian kalinya Thea sangat membenci perasaan aneh dalam dirinya ketika kedua matanya bertatapan dengan Noel. Sesuatu yang menyengat dan membuatnya tidak ingin untuk memalingkan wajahnya dari pria itu. Dia akui, Noel cukup tampan. Sangat tampan sebenarnya. Rahangnya tegas, tulang alisnya sangat kokoh, kedua matanya tajam. Semua yang ada di pria itu sangatlah sempurna, dan Thea sangat tidak menyukainya.

"Apa yang mau lo lakukan???" Tatapannya mulai berubah awas saat Noel tidak kunjung menjawab pertanyaannya dan tetap melangkahkan kedua kakinya mendekat kepada dia.

Kini kedua tangan pria itu bersedekap di dadanya. Thea mulai mengeraskan rahangnya. "Gue tau lo itu diam-diam pasti tertarik kan sama gue? Lo sekarang sedang mencuri kesempatan dalam kesempitan. Heh, Pengawal gadungan! Gue peringatin ya kalau lo berani macem-macem sama gue, loㅡ" Ucapannya terhenti dan dia memejamkan kedua matanya tidak bisa menolak perasaan takut di dalam hatinya saat jarak diantara mereka terkikis sangat dekat.

"Bernapas, Althea." Dan saat dia mendengar suara berat pria itu di dekatnya, tanpa sadar dia menuruti perintahnya. Thea bernapas dan dia mulai membuka kedua matanya secara perlahan.

"Saya hanya ingin mematikan lampu tidur. Kenapa kamu bersikap berlebihan sekali?" Walaupun ruangannya sudah bercahaya minim, tetapi Thea masih dapat melihat kedua mata tajam itu sedang menguncinya dengan jelas. Dia mengerjapkan kedua matanya lalu menggelengkan kepalanya kuat. Gak! Ini seperti bukan lo, Thea!

Tetapi bau wangi parfum pria itu tidak bisa tidak ia hiraukan begitu saja. Semua yang ada pada Noel tampak bagai candu bagi dia. Thea pasti sudah gila. Dia merasakan ada aliran listrik yang mengalir saat tangan Noel mulai menyentuh bahunya dan membaringkannya di atas kasur.

"Tidur, Althea. Sudah malam. Sebaiknya kamu istirahat." Noel mengambil selimut rumah sakit lalu menyelimuti tubuh Thea sampai ke pundak wanita cantik itu.

...

"Apa yang membuat kamu berada di kelab malam itu, Thea?"

"Bagaimana hubungan kamu dengan Andrew Gernand? Dan mengapa ada foto kamu sedang bercumbu dengan Joshua Sarka?"

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang