EPILOG

26.6K 981 80
                                    

Noel terpaksa harus bangun dari tidurnya karena ponsel Thea tidak berhenti berbunyi sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noel terpaksa harus bangun dari tidurnya karena ponsel Thea tidak berhenti berbunyi sejak tadi. Dia melirik jam di dinding lalu menyadari kalau matahari sudah benar-benar berdiri tinggi di atas sana. Wah, rupanya diaㅡmerekaㅡsudah bangun kesiangan untuk yang kesekian kalinya.

Pria itu hendak bangkit dari tempat tidurnya, tetapi setengah jalan, saat menyadari keberadaan Thea yang sedang tertidur pulas di atas tubuhnya, dengan segera Noel langsung mengurungkan niat.

Lantas dia meletakkan kedua tangannya di belakang kepala, menjadikannya sebagai tumpuan, lalu mulai mengamati wajah malaikat wanita tersebut. Benar memang, saat-saat seperti ini adalah momen yang berharga. Kapan lagi coba, Noel bisa menikmati keindahan yang tidak dicampuri dengan ocehan omong kosong yang tidak ada pentingnya sama sekali itu?

Rumor memang benar. Thea seperti malaikat kalau sedang tidur, tetapi akan menjelma menjadi malaikat pencabut nyawa saat sudah bangun.

Ponsel Thea yang sempat berhenti bernyanyi itu kembali berbunyi nyaring, membuat Noel berdecak pelan karena terkejut. Dia langsung mengambil ponsel tersebut dengan kasar lalu menjawabnya cepat. "Halo," ucapnya datar tanpa melihat siapa yang menjadi dalang pengganggunya ketika sedang menatap wajah Thea.

"Saya mengizinkan kamu menikahi Thea bukan untuk memonopolinya, Noel." Dengan secepat kilat, Noel langsung tersadar ke alam sadar. Pria itu terkekeh kecil saat menyadari kalau yang menjadi dalang adalah Papa Mertuanya sendiri.

Ya... Noel dan Thea sudah menikah sejak satu bulan yang lalu. Sebenarnya Eric masih sangat tidak rela untuk melepaskan anak perempuan satu-satunya ini. Tapi apa boleh buat, Thea bisa marah dan memusuhinya kalau dia tidak merestui hubungannya dengan Noel.

"Selamat pagi, Pa."

"Mana Thea? Aku belum bertemu dengannya selama dua minggu belakang ini, Noel. Jangan memonopolinya begitu saja. Dia masih mempunyai Papa yang harus dirawat."

Noel memejamkan kedua matanya kesal. Ya begitulah kehidupan pernikahannya selama sebulan ini. Tidak akan Eric biarkan kehidupan pernikahan mereka tenang. Karena dia selalu merecokinya dan membuatnya tersudut.

"Noel! Berikan ponselnya kepada Thea! Ini ponsel Thea tapi kenapa kamu yang menjawab?!"

Noel terpaksa harus menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya karena suara Eric begitu keras. "Noel?" Rupanya suara Eric itu juga mampu membangungkan Thea yang tertidur. Lantas Noel langsung menunduk menatap kedua mata Thea yang perlahan-lahan terbuka itu.

"Noel! Heh menantu kurang ajar, kamu apakan Thea? Kenapa suaranya serak begitu? Apa dia sakit? Kamu tidak menyakitinya, kan? Sekarang berikan ponselnya kepada Thea!"

Noel tidak memedulikan Eric karena faktanya seseorang di atas tubuhnya ini lebih memikat. Dia meletakkan ponsel tersebut di tempat semula, lalu dia mengalunkan tangannya pada leher wanita itu dan mengecup bibirnya singkat. "Papa menelpon lagi?"

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang