CHAPTER 16

12.5K 702 4
                                    

Jangan lupa tekan bintangnya sebelum baca😊 Jangan jadi sider ya temen-temen☺️

Kalau suka jangan lupa share juga ya ke temen-temen kalian😊

Pardon me if there are any typos on them!

Mau ingetin lagi. Ini cerita cocoknya sama orang yang suka cheesy, ringan, bucin, yang kadang2 mungkin nggak nyata di dunia. Jadi untuk yang suka berat, berkonflik, atau apapun itu, bukan ini hehe.

Tenang aja kok guys. In your arms juga ada konfliknya:)

Makasih😊

Kedua manusia itu berjalan bersamaan untuk segera masuk ke dalam rumah masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua manusia itu berjalan bersamaan untuk segera masuk ke dalam rumah masing-masing. Thea langsung membanting pintu tanpa menoleh kepada Noel yang juga masuk ke dalam rumahnya. Bedanya, Noel masuk dengan tenang tanpa suara gedebuk-gedebuk seperti hentakkan kaki Thea yang sangat tidak ada santai.

Thea melemparkan tasnya ke sembarang tempat. Dia langsung meremas rambut cokelat bergelombangnya lalu memekik kesal. Kedua matanya sudah memicing dan bibirnya mengerucut sebal. "Ishhhh gue keselll!" teriaknya untuk yang kesekian kali. Jangan dihitung, Thea sendiri juga sudah tidak tau ini yang keberapa kalinya.

"Gimana ya caranya supaya gue bisa menarik perhatian dari Noel?" Thea meniarapkan tubuh di atas ranjang lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu di atas kasur. Sesekali jari-jarinya menepuk pipi merahnya ketika dia sedang berpikir.

Lalu kedua matanya menatap pigura yang menampilkan wajahnya itu dengan senyuman licik. "Gue tau!" Dia tersenyum penuh kemenangan ketika dia merasa kalau cara yang dia lakukan ini akan berhasil menarik perhatian Noel. Dia langsung melesat ke dalam walk in closet lalu mengambil satu gaun bewarna hitam ketat yang akan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Thea langsung memakainya dan memoleskan sebuah lisptik merah menyala pada bibir. Puas dengan penampilannya, Thea tersenyum manis lalu mengkibaskan rambut ke belakang. "Kalau dia gak tertarik sama lo, fix dia pasti gay, Thea. Dan lo tidak perlu susah-susah lagi mencari perhatiannya hahahaha!"

Thea keluar dari apartment lalu bergerak ke pintu di sebelahnya. Dengan cepat Thea menekan bel pintu apartment itu beberapa kali ㅡterkesan menuntunㅡ dan lalu langsung lari terbirit ke arah lift yang berhadapan dengan apartmentnya. Dia mengetukkan stiletto hitamnya ke atas lantai menunggu keberadaan pria yang ditunggu-tunggu sembari memasang wajah penuh senyuman manis.

Lalu saat mendengar suara pintu yang terbuka, "Mau kemana kamu, Althea?" Thea berbalik dan menatap Noel yang sudah dalam balutan pakaian normal ㅡkaos oblong bewarna hitam serta celana panjang khakiㅡ sedang menatapnya dengan datar sembari bersedekap. "Kamu yang menekan bel rumah saya?"

Thea melotot. Dia dengan sengaja mencondongkan tubuhnya hingga memperlihatkan belahannya. Lalu dengusan kasarnya terdengar. "Ha! Buat apa gue menekan bel rumah lo? Gue baru saja di sini kalau lo mau tau," jawabnya sambil tersenyum sinis.

In Your ArmsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang