● Chapter 3. Flashback off

126 84 5
                                    

*Author pov

Kak bella menangis dia sangat panik begitu juga teman teman nya, ia berlari sekencang kencang nya sampai ia terjatuh dan terluka. Ia tak peduli akan keselamatan dirinya, yang ada di fikiran nya kini hanya keselamatan adik nya.

"DHARAAA!!!...hiks hiks"
(Bella)

Tangis bella terhenti saat melihat adik nya di bawa oleh seseorang ke tepi danau. bella dan teman temannya langsung berlari mendekati adik nya yang pingsan itu.

***

Tak disangka, akhirnya anan berhasil menyelamatkan dhara. Ia lemas dan tak berdaya setelah kehabiaan nafas di dalam air dan membawa dhara ke tepi sungai.

"Hhuuhh...a..aku..ber..ha..sil"
(Ucap anan lemas yang langsung terkapar)

Dengan samar samar anan melihat seorang remaja perempuan memeluk dhara, anan senang saat mengetahui bahwa dhara masih hidup.

"Dharaa!!..dek..ini kaka dek..bangun"
(Ujar bella berupaya membangunkan dhara)

"K..kkaka.." (respon dhara dengan lemas menunjukan jari mungil nya ke arah anan)

Dhara bermaksud untuk memberitahu kaka nya bahwa anan yang telah menyelamati nya. Namun, fikir bella berkata lain. Ia mengira bahwa anan yang telah mencelaka kan adik nya itu. Bella tak kuasa menahan emosi nya dan langsung melabrak anan habis habisan.

"Oohh...jadi anak itu??"
"Harus dikasih pelajaran sekarang juga!!" (Ujar bella dengan emosi nya)

Bella benar benar tak melihat situasi, dia tetap melabrak anan di saat anan sedang terkapar lemah.

"HEHH..!!! Anak udik, bangun kamu!! Gak usah pura pura lemes!!..segala ekting pingsan lagi!!...ihhh..cepet bangun!!"
(Bentak bella pada anan)

"Kaa...kaka jangan marahin dia, dia gak salahh.." (ucap dhara lemas berusaha menghentikan tindakan kaka nya itu)

"Udahh dehh..dhara kamu diem aja! Kaka tuh tau dia yang bikin kamu celaka!"
(Jawab bella tegas)

"Tapii..kak...."
(Dhara)

"Ssssstttt"
(Ujar bella seraya mendekatkan telunjuk nya ke bibir merah nya itu)

*Author pov

Bella tak memperdulikan perkataan adiknya, dia tetap melanjutan ocehan nya kepada anan. Tak hanya memarahi, bella juga tak segan untuk menghina anan. Dhara yang tak bisa berbuat apa apa melihat kakak nya menghina sahabatnya itu, hanya terdiam lemas, ia sangat lemah sampai sulit untuk berbicara.

"Awas ya kamu deketin dhara lagi!!"

"Udah yuk ges balik, ger tolong bawain dhara ya..thanks"
(Ujar bella yang langsung pergi setelah puas dengan ocehan nya kepada anan).

Teman teman bella langsung pergi mengikutinya, kecuali ervan yang terdiam sejenak memandang anan dengan tatapan tidak suka.

"Gua mau ngucapin terima kasih sama lo karna udah nyelamatin dhara, tapi..jangan pernah lagi lo temuin dhara! Inget itu!!"
(Ucap ervan dengan nada tinggi dan kasar)

Gerry memandang ervan dengan tatapan tidak suka. Gerry langsung menyuruh ervan untuk menyusul teman teman nya lain.

"Hhh..tu anak udah kaya abangnya aja gayanya. Sok jagoan banget."
(Batin gerry)

"Woi bocah banyak gaya lo!, udah sono lu..nyusul"
(Suruh gerry pada ervan)

"Berisik lu bang!"
(Jawab ervan tidak suka)

Ervan langsung berlari meninggalkan gerry dan dhara. Saat gerry akan meng-gendong dhara pulang, dhara langsung mengelak dan mulai berbicara singkat kepada gerry dan anan.

"Ayo dhara bang gerry anter pulang"
(Ajak gerry)

"Ss..sebentar kak, dhara mau tanya sama kaka..kaka percaya kan kalau bukan anan yang celakain dhara?"
(Tanya dhara)

"Iya cantik, bang gerry percaya kok."
(Jawab gerry dengan senyum menawan nya)

"Udah yuk kita pulang" (ajak gerry)

"Tapi kak, anan..."(tanya dhara yang mengkhawatirkan anan)

"Dhara..sekarang dhara pulang dulu sama abang, nanti abang balik lagi ke sini anterin anan pulang, gimana?"
(Jawab gerry seraya menenangkan dhara)

"Janji ya kak, kaka akan balik lagi nganterin anan" (tanya dhara memastikan sambil menyodorkan kelingking nya ke gerry)

Gerry hanya tersenyum dan membalas kelingking dhara.

"Anan, makasih ya anan udah nepatin janji anan ke dhara, anan udah rela kaya gini demi selamatin dhara, anan sahabat dhara yang paling baik, anan baik baik ya disini..nanti kak gerry akan jemput anan pulang. Dhara pulang dulu ya anan, dhara sayang anan."
(Ucapan terakhir dhara sebelum pergi meninggalkan anan yang sedang terkapar pingsan)

Gerry yang sedari menyaksikan dhara berbicara kepada anan, langsung membawa dhara pergi setelah dhara menyelesaikan ucapan nya. Gerry yang terbawa suasana berharap semoga anan mendengar ucapan dhara.
Ternyata anan mendengar ucapan dhara sebelum ia pergi, dengan lemah ia menggerakan matanya ke arah dhara yang sudah jauh dari tempat nya berada.

*Flashback end-

***

* Dhara pov

Itulah untuk pertama dan terakhir kalinya aku ketemu sama anan. Selama bertahun tahun setelah kejadian itu, aku dan anan udah gak pernah saling ketemu. Setiap harinya aku nunggu, gak pernah ada kabar sedikitpun tentang anan.

Masa masa kecil ku pun kembali memburuk setelah aku gak pernah lagi ketemu sama anan, aku jadi sering ngurung diri di kamar, depresi, sedih, kadang aku berfikir anan udah lupa sama janji yang pernah dia ucapin. Bahkan aku gak pernah tau gimana wajah nya setelah 9 tahun gak pernah ketemu.

Tapi sekarang aku punya ervan, dia yang selalu temenin aku dari kecil, dia juga yang selalu ngehibur aku di kala aku sedih. walau sekarang ada ervan yang selalu sedia di samping aku, rasa nya sangat berbeda ketika aku bersama anan. Aku gak pernah nyaman sama ervan, selain sikap nya yang terlalu berlebihan terhadap ku dan kekayaan nya dia juga terlalu mengharap cinta nya dibalas oleh ku, walau sudah sering aku tolak..dia tak bosan bosan berusaha untuk mendapatkan ku. Entah aku yang terlalu jahat atau dia yang terlalu berharap.

*Next chapter

_________________________________________

Jangan lupa vote and comment. . .

A r i g a t o u . . .

Yoshh!! Selamat membaca...










ANANDHARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang