● Chapter 11. Ervan Kecelakaan?

81 55 13
                                    

Authour pov

Terkejut mendengar perkataan dhara, ervan pulang dengan rasa penyesalan yang amat besar. Ia tak menyangka akan tersulut emosi, bahkan membentak perempuan yang dicintai nya sejak kecil. Ia takut dhara akan membenci nya. ervan masih memegang janji kecil nya pada dhara, Ia telah berjanji pada dirinya, jika ia membuat dhara menangis ia tak akan memaafkan dirinya sendiri. Dengan perasaan serta fikiran nya yang kacau ervan melajukan mobil nya di atas kecepatan rata rata, hingga akhirnya mobil sport yang ia kendarai mengalami kecelakaan.

"Graaaghh!!!" (Suara mobil bertabrakan)

***

Dhara pov

*Brraggh!!

Rasa kecewa yang teramat dalam oleh perkataan ervan membuat ku tanpa sadar membanting pintu rumah dengan keras.

"Wei...wei, lo kenapa de? Pulang pulang bukan nya salam, malah banting pintu." (ujar kak bella)

"Hhhhh...assalamualaikum!" Ucap ku menghela nafas.

"Wa'alaykum salam" (jawab kak bella)

Aku lantas meninggalkan kak bella pergi ke kamar.

* Di Kamar

Perkataan ervan masih terbendung dalam fikiran ku. Aku tak habis fikir bahwa ervan sahabat kecil ku yang senantiasa ramah ketika berbicara, seketika berubah hanya karna rasa cemburu. Ya, aku tau sejak dulu ervan memang sangat tak menyukai anan. Tetapi ia tak berhak untuk melarangku berteman dengan anan.

Tanpa mengganti seragam, aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasurku yang empuk. Menatap langit langit kamar, aku mencoba untuk melupakan semua perkataan ervan tadi dan memejamkan mata tuk segera tidur, walau hari masih senja.

***

*Pagi Hari

Dhara pov

Alarm berbunyi sebelum matahari terbangun dari peraduannya. Membangunkan raga yang terlelap dari sebuah mimpi tidur yang sejak lama dimulai. Memaksa diri tuk lekas pergi dari singgahan ternyaman dunia. Ku langkah kan kaki ku menuju tempat pelaksanaan ritual mandi pagiku. Mengenakan seragam dan atribut lain sebagai pelengkap. merias diri di depan cermin besar, sambil sesekali ku melirik ke arah balkon kamar.

"Tinn tinn.." (suara klakson mobil)

"Dhar gc!!" Teriak vanya dari luar pagar

"Iya, sebentar! Bentar lagi aku turun"
Jawab ku dari atas balkon kamar

|

*Di Mobil

"Eh sory ya vany lama" ujar ku meminta maaf pada vanya

"Yeehh..kebiasaan lo!" Ucap vanya seraya menjalankan mobil nya.

"Hehe maaf vanyaa.." aku

"Lo semalem kemana sih? Gue telpon gak diangkat - angkat! Gue samper ke rumah gak ada yang jawab." Ujar vanya dengan nada tinggi

"Maaf ya vany, soalnya kemarin aku ketiduran sampe pagi. Terus handphone nya juga di silent. Emang nya ada apa nelfon sampe dateng kerumah?"

"Ya ampunn dharaaa!! Lo keterlaluan banget sih! Lo tu tau gak? Kemaren ervan kecelakaan! Makanya gue nelfon lo buat ke RS bareng..." (tegas vanya)

"Ervan kecelakaan??"

Mendengar itu, seketika aku terkejut. Dan terbayang akan pertengakaran kemarin. Yang sontak membuatku berfikir, apa karna perkataan ku ervan jadi celaka? Aku benar benar merasa bersalah atas apa yang terjadi pada ervan. Dua sisi hatiku saling berbicara. saat di satu sisi aku masih belum bisa memaafkan perkataan ervan, namun di sisi lain aku iba dengan nya karna ia adalah sahabat ku. Lalu, apa yang harus aku lakukan?

"Dhar! Dhara! Nah kan kebiasaan, bengong mulu."(vanya)

"Eh, iya maaf deh. Mmm..vany,pulang sekolah nanti aku boleh gak minta tolong anterin ke RS? Aku juga mau jenguk ervan" (ucap ku memohon)

"Iya, entar gue anterin. Gue juga mau sekalian jenguk sepupu gue di sono"
(Jawab nya)

"Oke, thanks ya vany"

*Di S e k o l a h . . .

"Dhar lo duluan aja ke kelas, gue mau ke nganterin barang ke nyokap" (ucap vanya seraya membuka bagasi mobil nya

"Oh, yaudah. Aku duluan ya. Bye" (jawab ku)

>>>>

Tiba - tiba . . .

"Brruugh!" (Suara dua benda bertabrakan)

Tiba tiba ada seseorang yang menabrak lengan kanan ku. Walau sedikit sakit, tetapi untung nya aku tidak terjatuh konyol.

"Aduhh!" (Gumam ku lirih seraya memegangi lengan kanan ku)

"Maaf, gue gak sengaja" ucap seseorang dengan nada dingin dan singkat

"Loh? Kak axel?" Tanya ku mengernyitkan dahi saat melihat pemuda tinggi dingin yang menabrak ku"

Ia hanya menatap ku linglung dan pergi begitu saja tanpa sepatah kata.

"Ehh eh kok pergi? kak!! Tunggu!" Panggil ku sambil berlari ke arah jalan nya yang semakin cepat.

Aku menambah kecepatan larian ku, agar bisa mengejar kak axel. Namun aku kehilangan jejak nya. Sial! Mengapa makhluk dingin itu cepat sekali perginya. Tapi kenapa kak axel panik ya pas ngeliat aku?? Huhh sudahlah lupakan saja, aku sudah terlalu lelah.

Waktu demi waktu kian berputar, mengantar pagi pada sore hari. Kesibukan ku disekolah hari ini telah usai. Suara Bell pulang pun telah menelusuk setiap sudut ruangan, langkah kaki dan sorakan meriah juga sudah terdengar dari para siswa yang entah mengapa nampak sangat bahagia. Melihat tingkah konyol murid SMA yang seperti itu, aku hanya bisa menggelengkan kepala ku sambil sesekali tertawa kecil. Ya, bagaimana tidak? Mereka bertingkah layak nya anak sekolah dasar yang kegirangan saat mendengar bell pulang.

"Hhhh....ada - ada aja ya mereka, udah gede masih kaya bocah. Masa denger bell pulang aja kayak abis menang undian." Ujar vanya menghela napas

"Haha...iya, tapi kayanya seru banget ya mereka. Sampe joget joget gitu. Ikutan yuk vany" ucap ku menyeringai

"What? Seriously? No, no, no! I don't like to dance oke" jawab nya yang langsung menolak

"It's ok. No problem. But tomorrow we must participate!" Dhara

"Whatever!" Jawab vanya malas.



#SegituDuluYaReaders...

● N E X T C H A P T E R⬇

"Assalamualaikum, apa kabar? Maaf ya baru bisa up story sekarang."

"Oh ya readers, Gimana ceritanya? Semoga seru ya.. jangan bosen bosen buat vote ya.. karna vote kalian bisa menjadi pendukung buat saya. Terima kasih yang sudah read & vote

Nantikan chapter chapter ANANDHARA berikutnya yaa..karna sebentar lagi akan banyak konflik konflik menegangkan yang akan terjadi pada dhara, anan, dan sahabatnya. Tunggu di next chapter ya. See you♡

#follow ig : Uciha_zahra

Arigatou Gozaimasu . . .

*SELAMAT MEMBACA*










ANANDHARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang