"Kaa..ka axel!.ka axel ihh jawab kek!"
(Vanya)"Hmm..kenapa?" (Axel)
"Masih jauh??" (Vanya)
"Engga ko, bentar lagi" (axel)
"Berenti dulu ya kaa...pleasse...vanya mau minum" (mohon vanya)
"Iya" (jawab axel singkat)
"Yess!! Thanks kak."
"Dhar ambilin botol minum gue dong di tas!" (Minta vanya)"Dhar...
"Dhara..botol nya udahh.....
Di ambil belom..." (tanya vanya membalikan tubuhnya ke belakang)"Lohh...dharaa?? Dhara kemana?? Dhara...dhara ilangg..."
(Ujar vanya terkejut saat menyadari dhara tidak ada dibelakang nya)"Kak axel!! Ervaann!!" (Teriak vanya)
"Ada apasih deva?" (Axel)
"Iya va, ada apaan sih teriak teriak gajelas gitu?" (Tanya ervan)"Hhhh...hhh...da..dhara ilang!!!"
(Jelas vanya)"AA..APAA!!" (Axel dan ervan)
"Ehh gingsul!! Jangan becanda lo! Gak lucu sumpah." ( ervan)
"Demi apapun gua gak bercanda van! Dhara bener bener gak ada dibelakang" (vanya)
"Ergghh!! Sial! Kenapa gue bisa ceroboh siih!" (Gumam axel dalam hati yang merasa bersalah)
"Woi, pembina sialan! Ko lu diem sii! Kita harus gimana ini..!!" (Tegur ervan yang melihat axel melamun)
"Ss..sorry sorry. Ini semua salah gue! Gue emang ceroboh. Yaudah sekarang gini, lo berdua balik ke camp, kasih tau orang disana..bawakan saya bantuan. Saya yang akan mencari dhara" (axel)
"Gue ikut!" (Ervan)
"Lo gak usah ikut, biar gue yang cari dhara. Gua minta lo jagain devanya sampai di camp!" (Mohon axel)
"Tapi kak...." (vanya)
"Tolong va, percaya sama saya, ini semua karena kesalahan saya. Izinkan saya untuk menebus kesalahan saya dengan mencari dhara. Ss...saya mohon." (Jelas axel)
Axel pun telah memutuskan untuk mencari dhara sendirian. Mereka bertiga berpencar kepada tujuan masing masing.
"Dharaa...dharaaa...kamu dimana!!"
"Ini saya, axel!!" (Teriak axel sambil berjalan ke dalam hutan)"Astagaa..kenapa gue bisa seceroboh ini siih..!! Gua udah ingkar sama amanat yang dia kasih" (gumam axel menyesal)
* Dhara prov
"Hiks..hiks.." (suara sesenggukan dhara)
"Kenapa jadi begini...dhara dimana! Dhara takut...semua nya gelap. Dhara takut...takutt..takuuutt!!"
(Isak tangis dhara di bawah pohon besar)Segala upaya telah dilakukan, berteriak pun takan ada yang mendengar, dhara hampir putus asa karna tidak mendapat pertolongan, sedang malam sudah datang. Ia trauma akan kegelapan, fikiran nya yang bercampur aduk menimbulkan penyakit mental nya itu. ia setress dan tak bisa mengendalikan diri. Karna yang ada di hati dan fikirannya hanyalah rasa takut yang teramat besar.
***
"Nah itu dia. Pasti itu tempat camp nya!" (Tunjuk ervan)
Lalu mereka berlari dengan cepat ke arah perkemahan.
"Ervan? Devanya? Ya ampuunn kalian kemana aja, mama sama guru guru disini khawatir. Apalagi jeng madam.
(Bu arumi)" Ehh...tunggu! Deva..? Dhara sama axel kemana? Bukannya sama kalian?" (Tanya madam verra)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDHARA [HIATUS]
Teen Fiction"Mengapa ini semua terjadi pada saat yang tidak tepat!" Cantik, pintar, baik itulah dhara. Gadis pengidap mood disorder yang selalu memiliki masalah dalam hidupnya. Ketika persahabatan yang tersirat rasa saling mencintai, harus dipisahkan hanya kar...