Setelah bertahun tahun menjalani teraphi kejiwaan, lama kelamaan penyakit mental ku mulai hilang. Aku merasa lebih baik dari sebelum nya, aku merasa diriku seperti normal tanpa beban namun, penyakit ku itu belum terlalu sembuh total.
Karena keyakinan orang tua ku akan sikap ku yang kian lama berubah menuju dewasa, akhirnya saat usiaku 15 tahun, orang tuaku memutuskan menyekolahkan ku di SMA ST Trisanders Internasional Boarding School. Ya...itu adalah nama sekolah milik yayasan mamah. Tempat nya memang bisa dibilang sangat luas dan sangat berfasilitas modern dan mewah. Tentu saja siswa siswi disana sebagian besar anak pejabat yang kaya raya alias kelasan anak anak yang berlevel tinggi.
Mama pernah bercerita padaku, disana tak hanya anak orang kaya yang bersekolah di yayasan mamah, ada juga anak anak yang keluarga nya berekonomi rendah, kebanyakan dari mereka bisa bersekolah di sana karena dapat beasiswa dari sekolah sebelumnya. Tak jarang mereka anak anak yang dari kalangan rendah sering sekali di buly oleh anak anak orang kaya disana. Menurutku itu sangat tidak berperikemanusiaan, karena sudah jelas menindas itu adalah perbuatan tercela.
***
Hari demi hari silih berganti, Masa - masa kebosanan ku sebentar lagi akan berakhir. Hari esok aku sudah mulai masuk sekolah, rasa iri ku pada kak bella yang selama ini terpendam akhirnya terbalas dengan puas..aku bisa bersekolah sepertinya.
Berbaring di atas kasur yang nyaman, membayangkan diriku yang akan segera memakai seragam sekolah resmi dan berteman dengan banyak orang disana, membuatku tak sabar menunggu hari esok. Rasanya aku ingin mempercepat waktu malam ke pagi hari agar aku bisa cepat pergi ke sekolah. Perasaan ku bercampur aduk antar senang atau sedih. Di satu sisi aku merasa sangat senang karna bisa bersekolah di sekolah umum, namu disi lain aku sedih karna sampai detik ini aku belum sama sekali mendapat informasi tentang anan. Janji anan saat kejadian itu selalu terngiang di ingatan ku. entah kapan aku bisa melupakan nya, namun kurasa aku takan bisa.
***Alarm ku berbunyi pukul 05:30 pagi. Ku membuka mata menyambut pagi yang cerah berharap kebahagiaan akan menyertai hari spesial ini. Ya..hari pertama aku bersekolah, aku langsung bergegas mandi. Setelah selesai mandi, aku melihat 1 stel seragam sekolah beserta atributnya. Aku sangat senang melihat nya, dan langsung mengenakannya.
AKu melihat pantulan diriku di cermin, mengenakan seragam putih berompi rajut berwarna moca , rok hitam selutut, kaus kaki hitam serta sepasang sepatu putih yang menambah kesan elegant. Ku tata rapih rambut panjang ku yang lebat terurai. Setelah selesai aku bergegas turun untuk sarapan. Ku lihat mamah, papa, dan kak bella yang sudah menunggu. Aku sangat senang, karena mama dan papa sudah tak sesibuk dulu. Mereka sadar, bahwa keluarga adalah hal terpenting yang harus di utamakan. Kini aku merasa keluarga ku sudah utuh seutuh nya.
"Pagi mah, pah.." (sapa ku)
"Pagi sayang..." (jawab mama dan papa hampir berbarengan)
"Ekhemm..kaka nya gak di ucapin selamat pagi nih??"
(Ledek ka bella)"Ihh ngapain kak bella mah gausah!"
(Jawab dhara memutar bola matanya)"Yeehh..sopan bat nih bocah"
(Ujar kak bella kepada adek nya)"Heheh...lagian pengen banget di ucapin" (jawab dhara meledek)
"Ehh apasih kaka..adee...udah yuk sarapan ntar telat kesekolah nya"
(Ujar mamah verra menghentikan perdebatan dua putri cantik nya itu)Mama yang menyaksikan perdebatan ku dengan kak bella langsung menghentikannya, beda dengan papa yang hanya tertawa seraya menggelengkan kepalanya melihat aku dan kak bella berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDHARA [HIATUS]
Teen Fiction"Mengapa ini semua terjadi pada saat yang tidak tepat!" Cantik, pintar, baik itulah dhara. Gadis pengidap mood disorder yang selalu memiliki masalah dalam hidupnya. Ketika persahabatan yang tersirat rasa saling mencintai, harus dipisahkan hanya kar...