Pertemuan Pertama

4.9K 380 24
                                    

Bismillah..

"Huweee.. Tuh kan mati! Kenapa kejam banget siiih!!!"

Teriakan yang terdengar menggema dari kamar berpintu coklat itu membuat Alif yang sedang duduk sambil memegang controller game jadi menoleh kaget ke asal suara. Ekspresinya terlihat cemas. Berbanding terbalik dengan Yohan yang duduk di sebelahnya dengan wajah datar.

"Udah biarin aja bang, palingan juga karena novel," kata Yohan, adiknya Yara.

Alif yang baru dua kali bermain ke rumah tetangganya itu akhirnya memutuskan untuk mengangguk saja. Walau sejujurnya agak khawatir dengan keadaan gadis yang ada di dalam kamar berpintu coklat itu.

"Itu siapa?" tanya Alif yang kala itu belum pernah bertemu Yara.

"Kak Yara, lo belum pernah ketemu ya?" tanya Yohan datar. Lalu tersenyum puas karena berhasil mengalahkan Alif yang sibuk bertanya tentang kakaknya.

"Belum, lagian biasanya kan lo yang sering ke rumah," kata Alif lalu mendecak kecil melihat hasil akhir permainan.

Yohan diam saja, duduk menyandar sambil menegak coca colanya.

"Mau gue kenalin?" tanya Yohan sambil menyeka sisa minuman bersoda itu dari bibirnya.

Alif mendelik.

"Eh apaan, gak usah," kata Alif, tapi wajahnya sudah memerah membuat Yohan jadi tertawa kecil.

"Kalau lo udah ketemu orangnya, lo pasti nyesal pasang ekspresi malu-malu kayak gitu bang," ujar Yohan.

Alif mengerutkan kening. Hendak bertanya maksud perkataan Yohan itu apa. Namun sebelum pertanyaan itu ia utarakan, pintu coklat yang berada di belakangnya terbuka lebar.
BRAK!

"YOHAN! SIALAN LO! NOVEL APAAN YANG LO KASIH KE GUE HAH! APANYA YANG KOMEDI! BIKIN GUE MEWEK AN-"

Yara langsung mengatupkan mulut, berhenti berbicara. Menyadari ada aura asing di ruang tv rumahnya. Matanya membulat, menatap seorang cowok berkacamata yang mengenakan seragam SMP duduk di depannya dengan ekspresi speechless.

Yara berdehem. Mundur ke belakang lalu menutup pintu kamarnya keras.

BRAK!

Yohan yang menyaksikan itu semua hanya bisa tertawa keras sambil memegangi perutnya. Yohan bahkan sampai terguling-guling saking puasnya berhasil menjahili kakaknya itu.

Alif sendiri tidak tau harus bereaksi seperti apa. Yang ada di dalam pikirannya saat itu hanya satu.

Yohan benar, ia menyesal tadi sudah bereaksi malu-malu saat tetangga barunya itu hendak mengenalkannya dengan sang kakak.

🍭🍭🍭

Beberapa minggu yang lewat Alif kedatangan tetangga baru. Rumahnya bahkan sangat dekat sekali, hanya berbatas pagar beton setinggi dada orang dewasa.

Saat tetangga baru datang Alif riang sekali karena akhirnya ia mendapatkan teman baru. Apalagi Mamanya bilang, tetangganya itu memiliki anak laki-laki yang hampir seumuran dengan Alif.

Tak lama keduanya jadi akrab karena Yohan sering main ke rumahnya. Yohan masih kelas satu SMP saat itu sedangkan Alif sudah kelas dua SMP.
Karena keseringan main di rumah Alif, Yohan pun berinisiatif mengajak tetangganya itu main ke rumahnya. Namun di kunjungan kedua. Alif bertemu dengan gadis itu.

Yara Sahira.

Gadis yang ditemui Alif pertama kalinya dengan baju kaus kedodoran, celana training berwarna hitam panjang, wajah bantal, rambut mengembang dan mata merah sehabis menangis.

Pertemuan pertama yang membuat Alif yakin jika ia tidak mungkin akan jatuh cinta dengan tetangganya.

🍭🍭🍭

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang