Hate Coment

1.2K 232 62
                                    

Bismillah...

"Sejak kapan lo jadi dekat sama Manaf?"

Pertanyaan dengan nada kesal itu membuat Yara yang hendak memasang helm jadi mendelik dan menaruhnya kembali ke atas jok motor. Menoleh kecil ke arah Alif yang memasang wajah datar. Yara terkekeh, lalu mencolek lengan Alif, membuat mata pemuda itu jadi melebar seketika.

"Apa sih?" decak Alif kaget. Yara tersenyum usil.

"Ciee ... cemburu ya Mas?" ledek Yara.
Alif mendecih lalu menggeleng malas.

"Bukannya gue cemburu, tapi gue merasa dikhianati," jelas Alif.

Yara langsung menutup mulut kaget. Matanya juga ikut melebar membuat Alif ingin sekali menjitak kepala gadis mungil itu. Yara pasti akan ngomong aneh lagi.

"Lif, kita kan belum official pacaran, masa lo udah ngerasa gue selingkuhin sih?" katanya.

Tuh kan.

Alif mendesah pelan. Benar-benar merasa terbully gara-gara ajakan pacarannya waktu itu.

"Udahan dong, jangan diledekin terus, kan gue udah bilang, gue khilaf ngajakin lo pacaran."

Yara merengut.

"Ya tapi kelakuan lo akhir-akhir ini bikin gue curiga kalau lo beneran suka sama gue," gerutu Yara. Alif mencibir.

"Masa sih?"

Yara mengangguk terlampau kuat.

"Iyaaa ... coba deh lo ingat-ingat, akhir-akhir ini lo agak aneh lho, pertama, lo yang ngasih ide buat ngerayain ultah gue waktu diklat," kata Yara sambil mengacungkan jari telunjuk.

"Ya itu kan sebagai wujud perhatian gue sama sahabat sendiri," sahut Alif santai."

Yara mendecak sebal. Masih tak mau kalah.

"Kedua, lo cemburu waktu gue pergi sama bang Raven," ujar Yara.

Alif mengerutkan kening. "Gak ah, biasa aja," katanya.

Yara mencebik.

"Udah ngaku aja! Lo kira gue gak tau pas lo baca chat gue, lo langsung ke rumah trus nanya ke Yohan?" seru Yara.

Alif terdiam dengan mata mengerjap polos.

Yohan sialan.

"Ya itu kan sebagai bentuk kekhawatiran gue aja, gue kira lo ngambek," kata Alif masih berkelit. Yara menyipitkan mata lalu menggeleng tak percaya.

"Trus ngapain lo chat gue pakai emoticon sedih kayak takut banget gue tinggal?" kata Yara dramatis.

"Ya itu kan ..." Alif diam sejenak memikirkan alasan yang terdengar masuk akal.

"Apa? Apa?" desak Yara yang sudah merasa menang.

"Ya gak tau, lagian lo ngapain elah, lo mau banget ya gue suka sama lo, ya udah deh," kata Alif lalu menarik napas sejenak.

"Gue suka sama lo Yara," kata Alif dengan wajah serius dan menatap bola mata Yara lekat.

Yara terdiam beberapa saat. Balas menatap Alif. Lalu pipinya terasa panas begitu saja membuat gadis itu langsung melengos salah tingkah.

Alif tertawa lebar lalu mengacak poni Yara gemas.

"Kayaknya lo yang suka sama gue Ra, kalau enggak suka, kenapa pipi lo merah?"

"DIEM! Gue capek, mau pulang," teriak Yara masih salah tingkah lalu pura-pura sibuk memasang helm. Alif tertawa lagi.

"Iya iya ... fansku," ujar Alif membuat Yara langsung memukul lengan Alif keras.

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang