Wattpad

1.3K 214 32
                                    

Bismillah..

"YARAAAA!!"

"Iya bunda, iyaa!"

Yara memindahkan beberapa buku yang ada di atas meja belajarnya ke dalam tas dengan gerakan kilat. Lalu berlari keluar kamar dengan sesak napas. Dari kejauahan gadis itu melihat bundanya berdiri di pagar rumah sambil berbasa-basi dengan seorang cowok berkacamata.

"Ngapain bengong? Ayo cepat, udah jam berapa ini!" teriak bundanya saat melihat Yara malah melamun.

"Masih 10 menit lagi kok bun sebelum bel," kata Yara sambil berjalan mendekat. Gadis itu mengerucutkan bibir karena sejak tadi didesak untuk cepat.

Alif berpandangan dengan Mina, bundanya Yara. Menghela napas kompak.

"Dari sini ke sekolah kan butuh waktu 15 menit Ra, itupun kalau gue ngebut," kata Alif yang mulai menyesali keputusannya karena kemarin tidak menggunakan permintaannya pada Yara.

"Ih iya iya maaf, kuy Lif," kata Yara lalu segera naik ke motor Alif tanpa aba-aba. Alif bahkan sampai kaget dan hampir oleng karena gadis itu.

Melihat itu, Mina langsung mencubit lengan Yara, membuat Yara meringis sedikit. Anak gadisnya kenapa bisa seperti ini sih?

"Minta maaf yang benar nanti sama Alif, sini salam," kata Mina. Yara mengangguk saja lalu menyalami bundanya.

"Pergi dulu bunda, Assallammuallaikum."

"Waallaikumsallam."

"Pergi dulu tan," kata Alif sambil menundukkan sedikit kepalanya lalu memasang helm.

"Iya, hati-hati!" kata Mina sambil melambaikan tangan.

Namun baru beberapa detik motor Alif bergerak maju, Yara terpekik nyaring.

"Bunda! Bunda! Buku PR Yara ketinggalan!"

"Ya Allah Yaraaa!"

🍭🍭🍭

Alif langsung menghela napas lega saat masih bisa masuk ke dalam area sekolah walau sudah telat sepuluh menit lantaran satpam sekolah sedang tidak ada di tempat. Senyum lebarnya muncul. Untunglah acara ngebutnya tadi tidak berakhir sia-sia.

"Gue sebenarnya udah tau kalau Pak Danang lagi gak jaga gerbang pas kita datang, makanya gue santai," kata Yara sambil melepas helmnya.

Senyum Alif memudar. Menatap Yara kesal.

"Santai pala lo, siapa tadi yang mukul-mukul helm gue karena panik ha?" sahut Alif ngegas.

Yara bersedekap, ekspresinya terlihat malas.

"Itu biar lo gak curiga aja kalau gue bisa meramal."

"Serah deh serah," kata Alif lalu segera berjalan meninggalkan area parkir.

Yara terkikik, lalu mengikuti Alif dari samping sambil menatap wajah Alif yang cemberut.

"Senyum dong Mas," kata Yara. Alif melirik gadis itu sedikit lalu memaksakan seulas senyum.

"Gitu dong, wajah ganteng Alif jadi berkilau kalau senyum," kata Yara. Alif mengangguk saja. Malas menanggapi bacotan gadis itu.

"Udah sampai kelas lo nih, daah!" kata Alif sambil menepuk kepala Yara dua kali. Yara mengangguk.

"Hati-hati ke kelasnya," ujar Yara pada Alif. Pemuda itu hanya mengangkat sebelah tangan sambil berlalu dari sana dengan cepat. Khawatir jika terlalu lama dengan Yara gosip-gosip aneh akan merebak kembali.

Yara tersenyum tipis lalu masuk ke kelas dengan riang gembira.

"Pagi Alice," sapa Yara pada seorang cewek berkacamata yang duduk di barisan depan. Alice adalah salah satu pecinta novel di kelasnya.

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang