Baru Sadar

1K 181 49
                                    

Bismillah...

Yara baru saja hendak melangkah dari UKS saat melihat Raven berlari ke arahnya. Yara menaikkan alis, menatap Raven yang sedang berdiri di depannya dengan dada naik turun karena sesak napas.

"Kamu serius udah jadian sama Alif?" tanya Raven setelah berhasil menstabilkan nafas, membuat Yara mengerjap kaget.

Yara meringis kecil. Aduh, kenapa Yara bisa lupa soal kakak kelasnya ini?

"Eum, iya kak," jawab Yara akhirnya membuat Raven langsung mendesah kecewa. Tatapannya menyendu.

"Kok tiba-tiba jadian? Bukannya kamu sama Alif cuma sahabatan?" tanya Raven dengan sedih membuat Yara jadi merasa bersalah.

Sebenarnya Yara mau-mau saja memberi tau Raven soal rencananya dengan Alif. Toh, Manaf saja ia kasih tau. Tapi masalahnya Raven dan Manaf itu berbeda.

Manaf, kalaupun tau dengan fakta itu, tidak akan mengubah apa-apa, soalnya Manaf itu saingan Alif di pemilahan ketua OSIS, lagipula siapa juga yang akan percaya dengan pemuda itu kalau ia nekat menyebarkan rahasia Yara dan Alif? Bisa-bisa Manaf yang malah diserang siswa sekolahnya.

Tapi kalau Raven yang tau, akan berdampak bagi keduanya, karena nanti kakak kelasnya itu akan merasa masih ada peluang untuk mendekati Yara. Dan kalau siswa di sekolahnya melihat Yara dan Raven masih akrab padahal sudah berpacaran dengan Alif, citra Alif dan Yara akan menjadi buruk. Bukannya membantu meningkatkan perolehan suara, suara Alif bisa saja malah turun dari yang sebelumnya.

Raven menghela napas saat melihat Yara tidak mengatakan apa-apa lagi di depannya.

"Apakah kamu gak tau kalau saya menyukai kamu?" lirih Raven membuat Yara langsung kembali mengangkat wajah dan melihat Raven dengan mata melebar.

"Ta ... tapi Kak ... Yara sama Alif udah ...." Yara menggigit bagian bawah bibir, mendadak kehabisan kata-kata.

Raven mendesah pelan lalu memaksakan seulas senyum tipis.

"Saya awalnya mengira kalau kamu jadian sama Alif cuma untuk bikin popularitas dia di pemilihan ketua OSIS jadi naik," cetus Raven lalu tertawa sedikit, Yara mendelik.

LAH? TEBAKANNYA BENAR DONG?

Raven berdehem sambil mengusap tengkuk.

"Tapi melihat ekspresi kamu yang terlihat malu-malu saat mengakui hubungan kamu dengan Alif, saya rasa kamu memang menyukai dia," ujarnya.

"Semoga bahagia ya," sambung Raven dengan wajah ceria.

Mendengar itu Yara langsung mengangguk dan tersenyum manis.

"Kalau gitu saya pergi dulu," kata Raven lalu membalikkan badan meninggalkan Yara.

Saat melihat punggung Raven yang menjauh, Yara tiba-tiba teringat sesuatu.

"Kak Raven!" serunya.

Raven menoleh kecil ke belakang.

"Ya?"

"Semoga bahagia dengan Airin," ucap Yara membuat Raven mendelik.

"Tapi saya gak suka sama dia," jawab Raven bingung. Yara menggeleng dua kali.

"Suka kok," jawab Yara. Raven menaikkan sebelah alis.

"Dari mana kamu tau?" tanyanya. Yara tersenyum.

"Tadi ada yang bilang sama Yara, terkadang orang-orang lebih menyadari perasaan kita dibanding kita sendiri," seru gadis itu ceria. Beberapa orang yang melewati keduanya jadi melirik-lirik ke arah mereka.

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang