Welcome Diklat

1.1K 203 26
                                    

Bismillah..

Yara berjalan santai menuju bus biru yang akan mengantarkannya diklat. Sambil menenteng satu tikar, Yara hendak masuk ke dalam bus yang di kacanya tertulis tulisan panitia dengan huruf kapital.

Namun sebelum masuk ke dalam bus seseorang menyebut namanya membuat Yara jadi menoleh dan melebarkan mata.

"Lho? Alif?"

Alif berdiri di belakangnya dengan wajah bantal, matanya masih terlihat sipit karena baru bangun tidur. Mengenakan hodie berwarna army pemberian Yara dan celana denim panjang. Pemuda itu menguap sejenak.

"Hai kakak PMR," kata Alif lalu tersenyum pada Yara. Yara mengangkat alis.

"Kok lo di sini?" tanya Yara bingung.

"Perwakilan OSIS," jawabnya santai lalu mengambil tikar Yara.

"Mau lo bawa masuk? Bukannya tikar ditaruh di atas atap mobil?" kata Alif. Yara mendelik, baru tau.

"Emang iya?"

"Iya, tikarnya udah lo kasih nama kan? Biar gue yang urus, lo duduk sama siapa? Sama gue ya?" kata Alif beruntun.  Yara yang masih agak kaget karena tiba-tiba Alif muncul di depannya hanya mengangguk.

"Masuk sana, jagain satu kursi buat gue," kata Alif sambil mendorong punggung Yara. Yara menurut lalu masuk ke dalam bus.

Di dalam bus ternyata sudah ramai. Ada yang bermain hp. Ada yang ngobrol dengan teman sebangku. Ada juga yang memilih untuk melanjutkan tidur mengingat jam masih menunjukkan pukul setengah 6 sekarang.

Yara mendesah pelan, lalu memilih duduk di kursi yang berada di dekat jendela. Menaruh tasnya di kursi kosong yang ada di sebelahnya sebagai penanda sudah ada orang yang duduk dengannya. Tak lama Alif muncul, membuat anak-anak PMR yang ada di dalam bus jadi menatapnya kaget.

"Woih Lif! Lo ikut juga?"

Itu suara Abyan. Cowok itu sudah merangkul Alif dengan sok akrab.

"Iya nih, gue perwakilan OSIS, mohon bantuannya teman-teman," kata Alif sambil tersenyum ramah kepada semua orang yang ada di dalam bus.

Yara memperhatikan itu dengan senyum tipis. Alif memang lumayan terkenal. Itulah salah satu alasan kenapa pemuda itu tak malu bergabung dengan orang-orang baru. Karena biasanya meskipun Alif tak kenal, orang itu mengenalnya.

"Lo duduk sama siapa?" tanya Abyan.
Alif mengedikkan dagu pada Yara yang sekarang terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Sama Yara, siapa lagi?" jawab Alif. Abyan mencibir.

"Sama Yara mulu lo," celetuk Abyan gemas sendiri. Alif terkekeh. Lalu tanpa menjawab celetukan Abyan, pemuda itu berjalan ke arah Yara dengan langkah riang.

"Masih ngantuk?" tanya Alif lembut saat melihat Yara memejamkan matanya sambil menyandar ke sandaran kursi.

Yara mengangguk lalu menguap.

"Jangan tidur dong, gue mau nanya-nanya nih," kata Alif. Yara membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Alif dengan malas.

"Apa?"

Alif berdehem lalu menggeser duduknya agak lebih dekat dengan Yara.

"Biasanya anak PMR diklat ngapain aja? Kata anak OSIS yang jadi perwakilan tahun kemarin, kegiatan anak PMR itu bikin capek," bisik Alif. Mendengar komentar itu Yara jadi tertawa kecil.

"Emang capek sih tapi seru, apalagi pas jurit malam," kata Yara.

Alif mendelik.

"Jurit malam?"

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang