Tiket Bioskop

1.1K 198 34
                                    

Bismillah..

Alif baru pulang membeli pangsit saat melihat Yara berdiri di dekat sebuah mobil sambil tersenyum manis. Untuk sesaat Alif hanya memperhatikan gadis itu dari kejuahan, merasa segan kalau ia tiba-tiba muncul dan merusak suasana berbunga-bunga yang ada di sana.

Untungnya tak lama mobil berwarna putih itu pergi. Meninggalkan Yara yang masih tersenyum dengan pipi merah, membuat Alif jadi iseng untuk berceletuk.

"Diantar siapa?"

Yara langsung menoleh ke arah Alif. Menatap pemuda dengan celana selutut dan baju kaus berwarna coklat itu dengan wajah ceria.

"Coba tebak," kata Yara. Lalu mendekat pada Alif dengan langkah ringan.

Alif bergumam.

"Kak Raven?" tanya Alif asal namun berhasil membuat Yara mengangguk kuat.

"Hehe iya, kok lo tau?"

Pemuda tinggi itu mengangkat bahu.

"Nebak aja, selain kak Raven mana ada yang dekat sama lo," jawab Alif lalu membuka pagar rumahnya. Yara mencibir.

"Iri bilang bos," kata Yara.

"Besok lo ada acara gak?" tanya Yara lagi. Alif yang hendak menutup pagar jadi mengangkat alis.

"Kenapa?"

"Jawab aja," jawab Yara.

Alif menggeleng. "Gak ada."

Yara tersenyum lebar.

"Kayak gue dong, besok pergi nonton sama doi," pamer Yara yang langsung dihadiahi jentikan kecil di dahinya.

"Gue bilangin bunda ya, Yara udah pacar-pacaran," kata Alif. Yara merengut.

"Apa sih, gak pacaran kok, kemarin kan gue ngambek ke kak Raven gara-gara masalah diklat, tapi ternyata bukan kak Raven yang ngajuin ide diklat ke luar kota, jadi karena ngerasa bersalah udah ngambek-ngambek gak jelas, gue beliin tiket nonton deh," jelas Yara tanpa ditanya.
Alif menghela napas.

"Ya pokoknya jangan pulang terlalu malam kayak sekarang, gak baik," nasehat Alif.

Yara mengangguk patuh, lalu menegakkan tubuhnya dan hormat pada Alif.

"Yes sir!" katanya. Alif terkekeh.

"Ya udah, masuk sana," kata Alif lalu tersenyum pada Yara. Yara mengangguk.

"Bye Alif!"

"Bye."

🍭🍭🍭

Hari ini Alif hanya ingin bersantai di rumahnya setelah kemarin malam begadang mengerjakan laporan pratikum. Namun sebelum tubuhnya terbaring nyaman di atas kasur, sebuah teriakan terdengar keras di luar kamarnya.

"BANG, NONTON YUK!"

Alif mendengus, menatap Yohan yang sudah berdiri di bibir pintu kamarnya, menatap Alif dengan senyuman lebar.

"Apakah gue terlihat tertarik? Keluar! Gue mau tidur," jawab Alif ngegas lalu segera menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya.

Namun bukan Yohan namanya kalau gak berhasil menggangu ketenangan Alif.

"Ayuklah bang, gue gak ada teman nih, mumpung kak Yara baik ngasih tiker gratis," kata Yohan sambil menggoyangkan tubuh Alif.

Alif yang mendengar nama Yara jadi membuka selimutnya sebatas kepala. Menatap Yohan heran.

"Tiket gratis?"

Yohan mengangguk membuat Alif jadi mengerutkan kening.

"Bukannya dia mau nonton sama cowok?" tanya Alif lagi. Adik Yara itu bergumam.

Penulis Seleb [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang