Tiga Puluh

92 16 7
                                    

Selamat membaca ^^
Mohon maaf bila ada typo
Detik-detik menuju ending 🤭




Selamat membaca ^^Mohon maaf bila ada typoDetik-detik menuju ending 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Empat tahun kemudian.

“Sibuk banget, Ya?” tanya Egi sambil menggendong cucu pertamanya dari Jaenal.

Dua tahun yang lalu, Jaenal dan Jihan resmi menikah, dan enam bulan yang lalu, anak pertama mereka lahir dan di beri nama Jaehyun. Nama itu di berikan oleh Jihan karena saat mengandung Jaehyun, Jihan sangat tergila-gila dengan idol kpop asal Korea Selatan dari grup NCT 127 itu.

Kepala gadis Ningrum itu mengangguk menjawab pertanyaan Ibunya, sambil menggendong sang keponakan yang sangat tampan.

“Iya Bu, dua hari lagi toko buku Ataya bakal resmi di buka,” jawab Ataya.

“Wahhh ... tumpengan, nih,” celetuk Mark kemudian duduk di sofa samping istrinya.

Kakak-kakak Ataya memang sudah menikah semua. Mark pun menikah beberapa bulan yang lalu, masih pengantin baru, lah. Sedangkan Ataya, ia masih betah sendiri, dan belum melupakan Arvin.

Ngomong-ngomong Arvin, Ataya setiap satu bulan sekali akan berziarah ke makam Arvin, tak lupa mendoakan kekasihnya itu. Dan pulangnya, Ataya akan mampir ke rumah keluarga Arvin.

Meskipun Arvin sudah tidak ada, Ataya masih berhubungan baik dengan keluarganya. Via saja sering meneleponnya hanya untuk menanyakan bagaimana kabar Ataya. Dinda saja masih sering menyempatkan waktu untuk bermain bersama Ataya, walau sekedar jalan-jalan di mall saja.

“Udah dapet, nama tokonya?” tanya Mita, Istri Mark.

Ya, Mark malah nikah sama sang mantan. Mendengar itu, ya tentu saja membuat Ataya bahagia. Ternyata selama ini, Mark hanya menjadikan Yesi supaya Mark bisa move on dari Mita. Nyatanya, dua-duanya masih saling sayang.

“Udah Kak. Aku cari susah itu namanya,” kata Ataya.

“Memangnya, apa?” tanya Jihan.

Hari ini, semua keluarga Ataya sedang berkumpul di rumah orang tuanya. Karena kedua kakaknya sudah pisah rumah. Tadinya, Ataya pun ingin tinggal di apartemen sendiri. Tapi orang tuanya melarang. Katanya, nanti saja kalau sudah berkeluarga.

Banyak sekali yang bilang Ataya gagal move on, dan gak bisa buka hati buat siapa pun. Padahal, banyak sekali lelaki yang suka pada Ataya. Bahkan, Bayu pun secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya. Tapi, Ataya masih belum siap, untuk membuka hatinya.

“Nanti aja, Mbak. Oh ya, Aya mau ke butik, ya.” Semua mata langsung tertuju pada Ataya.

“Mau ngapain? Fitting baju pengantin? Siapa calonnya, heh! Gak kasih tahu Ayah dulu ya kamu!” protes Bagas sambil melotot ke arah Ataya.

“Apaan sih Ayah. Orang Aya mau nganter Sella, kok. Dia bulan depan mau nikah,” ketus Ataya.

Entah kenapa, Orang Tua Ataya sangat khawatir dengan anak gadis satu-satunya itu. Karena Ataya masih menutup hatinya. Sedangkan, usia dia sudah tidak muda lagi. Sekarang usia Ataya adalah 26 tahun. Wajar saja mereka cemas, apalagi Egi. Dia sudah beberapa kali memperkenalkan anak dari teman-temannya, tapi tetap saja Ataya tolak.

Võiltus [HWANGSHIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang