6. Benda Laknat

15K 1.2K 154
                                    


Malaikat tak pernah salah.
Setan tak pernah benar.
Manusia bisa benar, dan bisa salah.
Maka, kita di anjurkan untuk
Saling mengingatkan bukan
Saling menyalahkan.

-Ata L.B

"Kenapa bisa pulang telat?,"

"Kamu dari mana aja?,"

"Makanya, ponsel tuh di bawa!, Percuma punya kalau gak di gunain."

"Baru juga di kasih motor, udah ngilang aja. Apalagi nanti dikasih mobil, mau ngilang ke alam lain Lo?,"

"Jatoh gak tadi?, Kalau jatoh, motornya ada yang lecet gak?," Ok, yang terakhir itu Leon. Bagi kalian yang gak tau.

Dan vana berdecak sebal, padahal dirinya baru saja pulang. Tapi malah langsung di tarik ke ruang keluarga, untuk di sidang. Walau yang nyidang dirinya itu hanya para kakak nya saja, karena keluarga yang lain nya tak di beri kesempatan untuk bersuara.

Bagaimana ingin bersuara, jika para kakak nya itu seperti seorang rapper ketika berkata.

"Udah deh kak, gak usah lebay. Untuk kak Leon, tenang aja motornya gak jatoh kok. Tapi Tadi itu bensin motornya habis, makanya aku pulang telat."

"Kalau bensin nya Habis, Lo belinya gimana?, Setau gue, Lo gak bawa uang sama sekali." Selatan bertanya, membuat vana ingin menjelaskan namun urung. Karena perkataan Alvin.

"Jangan kan uang, ponsel aja gak di bawa."

"Ada temen tadi, bantuin aku." Vana berharap kalau kakaknya ini tak lagi bertanya, namun sepertinya harapan nya harus terkubur dalam-dalam.

"Teman?, Siapa?," Nah kan, yang paling dingin langsung bertanya. Hingga membuat vana langsung malas rasanya ingin menjelaskan.

"Reni, kebetulan tadi itu ketemu di jalan." Akhirnya ia sengaja untuk berbohong, karena kalau jujur. Bisa-bisa sampai kalian jadian sama si doi juga gak bakalan selesai sesi tanya-jawab nya.

"Udah ah, aku mau tidur. Ngantuk. Bay." Tanpa menunggu jawaban dari yang lainnya, vana langsung beranjak pergi dari sana.

Meninggalkan mereka yang masih terdiam, hingga suara si ayah memecahkan keheningan di antara mereka.

"Bukan nya nanti malam acara pesta ulang tahun vana?,"

Mama Devina menepuk keningnya, sedangkan bunda langsung mengaduh pelan. "Iya aku lupa, yaudah aku susul vana ya. Mau ngasih tau." Izin bunda Shafira, yang hanya di balas anggukan oleh yang lain nya.

"Alvin."

"Iya mi?," Alvin langsung menyahut ketika maminya memanggil dirinya. Bahkan yang lain nya ikut menoleh ke arah Bella.

"Kalian ngasih tau vana ya, kalau bakal ada kejutan."

Semuanya mengkerut heran, sedangkan bara langsung mengalihkan pandangan nya ke arah lain. Kenapa bisa Tante Bella mengetahui hal tersebut?, Apa mungkin, kalau Tante Bella itu seorang yang Indihome?,

✓✓✓✓✓

Baru saja vana merebahkan tubuhnya di atas kasur, secara bersamaan juga pintu kamarnya ada yang mengetuk. Membuat vana berdecak, lalu mempersilahkan orang yang mengetuk tadi untuk langsung masuk. Yang kebetulan juga pintunya tak di kunci.

"Vana."

Vana hanya berdeham, matanya terpajam erat. Ia cukup tau siapa yang memanggil dirinya barusan.

Possesive Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang