5. Bertemu Lagi

15.7K 1.3K 158
                                    


Selalu rendah hati,
Dan jangan malu
untuk menunjukan kemampuan kita.
Karena, apa yang kita punya
Belum tentu orang lain juga punya.

-Ata L.B

Bebas, senang dan bahagia.

Tiga hal yang tengah dirasakan oleh vana, ketika hampir satu tahun dirinya merasa tak bebas, lantaran kelima kakaknya yang selalu saja mengekang dirinya seperti Kukang. Padahal kan dia kelinci.

Tak diperbolehkan melakukan ini itu, tak boleh dekat dengan sembarang orang---terkecuali Roy dan Reni. Bahkan dekat dengan kucing--yang waktu itu pernah tak sengaja ia temukan. Tetap tak di perbolehkan juga, alasannya banyak virusnya.

Dan untung saja kalau kakaknya yang satu lagi---si rovi. Masih ada di Prancis, karena masalah kuliahnya. Kalau tidak, bisa jadi juga dia akan menjadi possesif---sama seperti kelima kakak nya yang lain.

Vana menghirup nafas dalam, dan hal itu mampu membuatnya menjadi segar. Karena di sekitarnya hanya terdapat rerumputan hijau, sejauh mata memandang. Dengan terdapat sebuah sungai yang kelihatan nya masih cukup jernih, jaraknya pun berada tak jauh darinya.

Sebenarnya, ia tanpa sengaja menemukan tempat ini. Asal mengebut saja bersama motor barunya, dan sampai lah ia di tempat ini. Tempat yang cukup jauh dari perkotaan Jakarta. Dan untungnya juga vana tak tersesat, dan berharap ketika pulang nya nanti ia tak tersesat juga.

Sudah cukup puas menghirup udara kebebasan---untuknya. Vana kembali ke tempat motornya yang ia parkirkan, menaikinya kemudian menghidupkan nya.

Melaju dengan perlahan, supaya dirinya bisa menikmati suasana kebebasan---yang bisa jadi untuk terakhir kalinya. Karena dirinya juga harus ingat kepada para kakak nya.

Raut wajahnya mulai sedikit muram, kala kendaraan nya telah sampai di perbatasan kota. Yang artinya sebentar lagi dirinya akan kembali ke kehidupan semula---tak bisa bebas.

Vana berpikir, mungkin karena hari ini adalah ulang tahun nya. Jadi para kakak nya memberikan kesempatan untuk dirinya bebas. Karena biasanya saja tidak, contohnya saja waktu itu. ketika dirinya keluar ke depan gang komplek mansion keluarganya, ia langsung di jemput oleh bara serta Alvin, dan langsung di suruh pulang. Padahal dirinya pergi keluar itu juga karena ingin ke warung, beli jajanan.

Dan lagi-lagi vana di buat jengah oleh kakak nya, saat jajanan yang sudah ia beli di buang ke tempat sampah begitu saja---oleh bara. Alasan nya tak baik untuk kesehatan.

Dan saat itu juga, ingin rasanya vana mencabik-cabik tubuh bara, memeras darahnya lalu di berikan ke nyamuk---biar gemuk, gak kurus aja. Lalu tulangnya ia berikan ke anjing peliharaan tetangga. Tapi sayang, anjing nya sekarang udah koit. Dan lebih di sayangnya lagi, vana tak mungkin bisa melakukan hal di atas.

Wajahnya yang muram kini terganti dengan sebuah kernyitan di dahi nya. Saat motornya secara tiba-tiba saja mati mendadak, membuat nya langsung turun dari motor. Mengecek apa yang salah, namun tak di temukan. Karena kelihatan nya semuanya baik-baik saja---yang gak baik-baik aja itu hubungan kita ; )

Mesin nya pasti tak akan mungkin rusak, karena motornya juga masih terbilang sangat baru. Terkecuali---good, dugaan vana benar. Ketika mengecek bensin nya, ternyata kosong!

Vana mengerang kesal, melirik kesekitar dan menyadari jika ini masih cukup jauh dari mansion keluarganya. Meraba saku celana nya, mencari sesuatu. Namun tak ada.

Ia menepuk pelan keningnya, kala baru menyadari jika dirinya tak membawa ponsel---yang tertinggal di atas meja ketika dirinya beranjak keluar karena tarikan selatan yang ingin menunjukan hadiah pemberian Leon.

Possesive Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang