10 hal yang dikatakan oleh seorang pecundang.
1. Saya mulai nanti saja.
2. Itu bukan salah saya.
3. Enggak lah, saya gak bisa.
4. Dunia ini gak adil.
5. Saya tak pernah punya waktu.
6. Saya merasa tersinggung.
7. Gak pernah ada yang mengerti.
8. Mereka cuma lagi beruntung.
9. Saya sudah lelah.
10. Buat mereka sih mudah.-Ata L.B
"Selatan?, Mau ke mana kamu?,"
Langkah kaki selatan langsung terhenti, berbalik kemudian melihat mama nya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. Di tangan nya terlihat sebuah majalah, yang sepertinya masih dibaca.
"Aku mau keluar bentar ma."
Mama Devina terdiam sejenak, menoleh ke samping untuk melihat jam dinding berukuran sedang---yang terpasang di ruang tamu. 22.23, waktu yang sangat larut untuk pergi keluar.
"Mau kemana?, Kamu gak tau, ini udah malam."
"Siapa yang bilang ini siang ma." Perkataan selatan di akhiri dengan cengiran nya, ketika melihat mama nya langsung mendelik tajam kepadanya.
"Peace ma." Selatan menunjukan dua jarinya yang membentuk V, berusaha untuk membuat mama nya luluh. Agar tak memarahinya, soalnya kalau mama nya marah itu pasti semua ucapan pedas terlontar begitu saja dari mulutnya. Bahkan oktaf suaranya bisa sama persis seperti singa ketika sedang mengaum.
"Aku cuma pergi sebentar doang kok ma, ada urusan penting ini."
Mama Devina tampak terdiam sejenak, menatap selatan yang kini sengaja memasang wajah memelas nya---yang padahal ingin membuat mamanya muntah jika melihatnya.
"Yaudah, sana. Tapi awas aja kalau pulang nya lebih jam 12 malam, mama gantung jin di pohon."
"Pohon apa?, Toge ya?,"
Mama Devina tampak menggeleng, "Bukan, tapi pohon yang kepalanya warna kuning batangnya warna putih."
Mendengar penuturan mama nya, membuat selatan berpikir sejenak. Lalu mendengus kesal ketika tau apa yang di maksud oleh sang mama.
"Ya itu pohon toge ma!,"
"Oh ya?,"
"Iya."
"Sejak kapan berubah nama?,"
"Nama nya emang gak pernah berubah, sama kayak pemikiran mama yang gak pernah berubah."
"Apa?!,"
Ok, selatan salah ucap sepertinya. Mama nya terlihat marah sekarang, salah sendiri lah si setan ngundang iblis datang.
"Maksud aku itu nama pohon toge itu emang gak pernah berubah ma, sama kayak pemikiran mama. yang maksudnya mama itu pinter, dan gak bisa berubah jadi bodoh." Terserah jika kalian bilang kalau perkataan selatan cukup belibet, karena sekarang ini bukan waktunya untuk berpikir lama. Jadi ia hanya mengeluarkan kata yang terlintas begitu saja di benak nya.
"Atan, mama mau nanya."
"Apa?,"
"Toge itu nama pohon, atau sayuran?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother 2
Humorsequel dari possesif brother. jadi, sebelum membaca ini. diharapkan membaca yang possesif brother dulu. ✓✓✓✓✓ "Kak dia ganteng loh." "Bodo amat." "Dia baik." "Gak peduli." "Dia kaya." "Kakak juga kaya." "Dia setia." "Masih setia-an juga si Reni yang...