12. Berubah

13.7K 1.1K 200
                                    


Bahagia enggak,
Sedih enggak.
Cuma kusut.

-Ata L.B


Selatan berubah.

Bukan berubah jadi mahluk lain, tapi sikap nya. Sikapnya yang biasanya itu jahil, bacot, dan possesif. Kini menjadi lebih banyak diam, bahkan sangat acuh terhadap vana.

Membuat vana sedikit risih, bahkan ketika vana bersenda gurau dengan Alvin saja, selatan tetap saja acuh. Padahal biasanya selatan akan ikut rusuh dan bergabung dengan topik pembicaraan nya.

Vana sangat yakin jika perubahan selatan sangat berkaitan tentang kejadian dua hari yang lalu. Dimana dirinya lah yang meminta selatan untuk tak ikutan mengekang dirinya lagi.

Dan sekarang, permintaan vana terwujud.

Selatan tak ikut mengekang nya lagi, dan sekarang menjadi cuek. Vana sampai takut sendiri bila melihat wajah selatan yang terlihat datar, sangat teramat berbeda dari yang lalu.

Kalau boleh jujur, vana sedikit menyesal namun banyak bersyukur sih.

Menyesal karena agak sedikit berbeda dengan selatan, dan banyak bersyukur. Seperti, orang yang mengekang dirinya berkurang satu, muka datar selatan yang terkesan di paksakan mampu membuat vana sedikit senang.

Perasaan tadi vana takut ya kalau liat wajah datar selatan, lalu kenapa sekarang malah sedikit senang?, Ah entahlah, namanya juga masih labil. Suka-suka vana, karena kalau suka dia gak mungkin.

"Kak." Vana memanggil Alvin, yang duduk di samping nya. Menatap serius layar tv yang berada di ruang keluarga, tangan nya mengambil Snack kemudian di masukan ke dalam mulutnya. Dan ia hanya menyahut dengan gumaman.

"Kak selatan kerasukan ya?,"

Fokus Alvin langsung beralih, menatap vana yang kini tengah menatap selatan----tak berada jauh dari mereka berdua. Duduk di sofa yang hanya muat untuk satu orang, di tangan nya tergenggam ponsel, matanya terlihat tak beralih sama sekali dari layar nya. Sesekali selatan juga tersenyum, bahkan terkekeh pelan.

Pantas jika vana menyangka kalau selatan sedang kerasukan. Tingkah my sangat meyakinkan.

"Gak mungkin dia kerasukan za." Sergah Alvin, tangan nya kembali mengambil Snack, lalu memakan nya.

"Kok kakak bisa seyakin itu?,"

Alvin menghela nafas pelan, menatap vana sejenak lalu langsung beralih ke selatan. "Karena, mana ada, setan kerasukan setan."

"Eh?,"

Butuh waktu satu menit untuk vana memahami arti dari perkataan Alvin, setelah mengerti dirinya cukup tergelak. Sedangkan Alvin hanya bisa berdecak pelan, menyadari akan cara pikir vana yang ternyata sedikit lemot.

✓✓✓✓✓

"Kak."

Vana bercicit, terlalu gugup untuk bersuara keras. Matanya menatap selatan sekilas, lalu langsung mengalihkan pandangan nya ke sembarang arah.

Selatan yang tadinya ingin pergi ke kebun di bagian belakang mansion---yang memang harus melewati area kolam renang terlebih dahulu. Dimana kebetulan juga di sana terdapat vana. Duduk di pinggiran kolam dengan kakinya yang di celupkan ke dalam air, menggoyangkan nya secara perlahan. Lalu kemudian langsung menyerukan nama selatan, ketika matanya menangkap sosok nya.

Datar, itulah pandangan selatan terhadap vana. Ia sama sekali tak menyahut, ataupun membalas perkataan vana dengan sepatah katapun. Hanya matanya yang memandang ke arah vana sebagai jawaban.

Possesive Brother 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang