Tahu tempe itu makanan
Enak untuk hidup sehat.
Dan
Tahu diri adalah cara sehat untuk
Hidup enak.-Ata L.B
Kedua tangan nya menopang dagu, menatap Roy dan Reni yang kini duduk di hadapan nya. Bibirnya sedikit manyun, dirinya sangat bosan sekarang.
Berada di cafe bukan nya membuat dirinya senang, yang adanya malah mengerang. Mengerang frustasi karena bosan. Oh, ayolah. Vana memang paling benci dengan cafe, dan yang ia suka adalah arena tempat balapan.
"Roy." Yang dipanggil hanya menyahut dengan deheman pelan, karena sedang menyeruput minuman yang sempat di pesan nya.
"Jadwal balapan di Jakarta kapan?,"
Roy tampak mendengus, sedangkan Reni hanya diam memperhatikan, tapi tangan nya terlihat sibuk dengan ponsel---entahlah. Mungkin sedang chat-an dengan orang lain.
"Gue ke Jakarta kan buat ngasih tau itu." Ujar Roy, Sebelah tangan nya mengaduk minuman dengan sedotan. Tetapi matanya menatap vana---yang kini tengah mengangguk-angguk-an kepalanya.
Namun, sedetik kemudian vana baru menyadari akan suatu hal. "Lo jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta, cuma mau ngasih tau itu?!," Suara nya memang tak cukup kencang, tapi mampu membuat Reni serta Roy langsung meringis pelan.
"Buset, biasa aja ngapa," Reni memprotes, dan vana hanya mendelik malas ke arahnya. Lalu langsung membuang muka, menatap Roy.
"Iya, kenapa?," Tanya Roy.
"Apa gunanya ponsel Bambang!," Suara Ringisan kembali keluar dari mulutnya Roy untuk kedua kalinya. Yang pertama karena meringis malu, yang kedua karena meringis sakit. Udah lah, double kill.
Ya gimana tak meringis kalau vana melemparinya buku menu yang ketebalan nya persis seperti buku KBBI---yang dari halaman 1 sampai 10 tapi. Yakali tebel nya persis KBBI, bisa-bisa bukan hanya meringis saja si Roy, tapi mungkin menangis.
"Yaelah, gue juga kan kangen sama Lo. Kalau di ponsel doang kan cuma virtual."
Memang, sepulang sekolah tadi. Roy tiba-tiba ada di depan pintu gerbang sekolahnya vana. Membuat Reni serta vana terkejut---tentu saja. Ketika di hampiri, Roy malah langsung mengajak mereka berdua ke cafe. Supaya lebih enak ngobrol--alasan nya.
Dan beruntungnya bagi vana, karena dua bodyguardnya---selatan dan vano, tidak berangkat sekolah. Entah karena apa, vana tak tau.
Tapi vana tak peduli, karena menurut vana hari ini adalah hari keberuntungan nya. Soalnya dua bodyguard yang biasanya selalu ada di sisinya, kini sedang cuti. Sepertinya.
Maka dari itu, vana bisa bebas untuk menyetujui ajakan nya Roy. Ya, mumpung sedang bebas apa salahnya untuk berkeliaran seperti dulu?,
Ah, vana jadi rindu dengan suasana yang dulu. Ketika dirinya masih di panti.
"Roy, gimana kabar bunda panti?,"
"Baik kok."
Vana menghela nafas lega. Dirinya sudah sangat lama tidak bertemu lagi dengan bunda panti, seingat nya ia terakhir kali bertemu itu ketika dirinya di jemput oleh bunda Shafira dan selatan. Setelahnya ia tak pernah berkunjung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brother 2
Humorsequel dari possesif brother. jadi, sebelum membaca ini. diharapkan membaca yang possesif brother dulu. ✓✓✓✓✓ "Kak dia ganteng loh." "Bodo amat." "Dia baik." "Gak peduli." "Dia kaya." "Kakak juga kaya." "Dia setia." "Masih setia-an juga si Reni yang...